View Single Post
Old 30th June 2008, 15:19
#26749  
LunES
Mania Member
LunES is offline

LunES's Avatar

Join Date: Jan 2008
Location: Somewhere Over The Rainbow
Posts: 4,043
LunES Super LegendLunES Super LegendLunES Super LegendLunES Super LegendLunES Super LegendLunES Super LegendLunES Super LegendLunES Super LegendLunES Super LegendLunES Super LegendLunES Super Legend

Default MILAN STORY "ROAD TO ONE CENTURY" Part 2

Tahun 1980-an merupakan masa penuh bencana dan kejahatan mafia bagi Italia. Dua kali gempa bumi, terjadi pada Agustus dan November 1980, menewaskan belasan ribu orang. Lalu, pada tahun 1982, sekelompok mafia menembak Jenderal Carlo Alberto Dalla Chiesa, Hakim Agung, beserta isterinya. Setahun kemudian, Umberto Il di Savoia, Raja Italia terakhir, wafat.

AC Milan tak luput dari tragedi. Mereka dihukum turun Seri B, gara-gara suap. Skandal ini digerakkan Trinca dan Cruciani, masing-masing pemilik penginapan dan toko buah. Keduanya diduga anggota sindikat mafia sepakbola.

Trinca dan Cruciani menawarkan kemenangan bagi Milan pada pertandingan lawan Lazio. Syaratnya, “Il Diavolo Rosso” bersedia membayar 80 miliar Lira –kini sekitar Rp 400 miliar-. Tapi, Presiden Felice Colombo cuma sanggup menyediakan 20 miliar Lira.

Oleh Trinca dan Cruciani, uang itu sebagian diberikan kepada pemain Lazio. Yakni, Giordano, Wilson, Manfre-donia, dan Cacciatori. Esoknya, terbukti Milan menang 2-1 atas Lazio.

Setelah diselidiki dua bulan, skandal itu terbongkar. Semua pihak yang terlibat dihukum tak boleh main sepakbola lagi. Sementara Milan didepak dari Seri A.

Colombo kemudian diganti Guido Morazzoni, lalu Giuseppe Farina, kemudian Italo Galbiati. Masing-masing membawa pelatih sendiri. Ketiganya silih berganti membawa Milan naik-turun antara Seri A dan Seri B.

Baru setelah Ilario Castagner jadi pelatih, musim 1983/1984 “Rossoneri” mantap di Seri A. Bahkan, mereka tampil pada Piala UEFA musim berikutnya. Sayangnya, mantan pelatih Perugia musim 1997/1998 itu memilih pergi ke Inter, karena intrik. Nils Liedholm datang menggantikannya.

Mantan gelandang serang Milan ini membeli banyak pemain baru. Antara lain, Di Bartolomei, Ray Colin Wilkins, dan Mark Hateley. Sayangnya, kehadiran mereka tak banyak menolong. “Tim Merah Hitam” tetap berkutat di papan tengah.

Farina yang frustasi akhirnya memilih pergi ke Afrika Selatan. Ia meninggalkan Milan dalam keadaan porak-poranda dan utang 9 miliar Lira. Krisis tersebut membuat klub dari kota mode ini harus berhadapan dengan Pengadilan.

Dalam situasi kemelut itulah muncul Silvio Berlusconi. Semula, konglomerat media ini menolak jadi presiden klub. Tapi, melihat begitu banyak pengusaha ingin membeli saham Milan, Berlusconi tak mau kalah. Ia segera mengucurkan dana segar 40 miliar Lira untuk membayar tunggakan utang dan gaji pemain.

Dua di antara perusahaan yang berniat “mencaplok” Milan adalah Cesarani, importir, dan perusahaan minyak Armani. Namun, Fininvest, milik Berlusconi, lebih gesit.

Begitu mengambilalih Milan, Februari 1986, Berlusconi langsung menempatkan orang-orangnya dijajaran direksi. Mereka, antara lain, Paolo Berlusconi, sang adik, Adriano Galliani, Vittoria Dotti dan Cesare Cadeo. Siapakah sesungguhnya Berlusconi?

Putra bankir ini lahir di Milan pada 29 September 1936. Sejak kecil, Berlusconi diajari hidup mandiri, sehingga ketika sekolah pun nyambi kerja pada perusahaan konstruksi kapal.

Setelah lulus kuliah, ia ditawari magang di bank tempat ayahnya bekerja. Tapi, ia memilih membuka usaha sendiri. Perusahaan pertamanya bergerak dibidang jasa pelayaran dan cleaning service.

Baru pada tahun 1974, Berlusconi merambah bisnis pertelevisian. Setidaknya, lima stasiun televisi ia miliki. Kini, usahanya membesar bagai gurita, dari bisnis penerbitan, asuransi, dan keuangan, hingga real estate.

Dibawah Berlusconi, Milan menuju era baru sebagai tim kaya nan ambisius. Ia membeli sejumlah pemain bintang Italia saat itu, seperti Giovanni Galli, Daniele Massaro, dan Roberto Donadoni. Gaya berbisnis Berlusconi yang arogan merasuk ke tubuh Milan. Ia berjanji membawa “Si Setan Merah” menuju surga.