Quote:
Originally Posted by reader-aja
Kak ros orang jateng jg kah?
Nyasar ke gunung daerah sana mah ga nyesel ya, kak? Pemandangannya juaraaaak..
|
Iya jeng...aku orang salatiga dan suami orang purwokerto. Duh, gimana bisa menikmati pemandangan yg ada juga cemas karena nyasar2 ga karu2an. Jadi ceritanya waktu merayakan lebaran idul fitri pertama kali bersama suami, kami merayakan hari pertama lebaran di Salatiga. Hari ketiga kami ke Purwokerto. Hanya berdua aku dan suami. Dan itu pertamakalinya pula kami melakukan perjalanan dari Salatiga ke Purwokerto bawa kendaraan sendiri. Kami jalan dari Salatiga sekitar jam 11 siang. Rute yg akan kami ambil adalah salatiga, ambarawa, secang, temanggung, wonosobo, banjarnegara, purbalingga, purwokerto. Pas nyampe secang kami bingung jalur mana yg akan diambil. Waktu itu ada ke Magelang dan Temanggung, suami ambil jalur ke Temanggung. Semakin lama jalan suami merasa salah jalan karena malah jadi ke arah magelang. Terus suami tanya sama polisi yg berjaga. Kami balik arah lagi menuju ke arah Temangung. Suatu saat kami kena macet parah dan dipinggir jalan raya ada petunjuk jalan alternatif ke Temanggung. Suami memutuskan lewat jalan alternatif tersebut mengingat hari sudah semakin sore dan kita masih "uprek2" aja di jalan magelang temanggung. Disinilah petualangan sebetulnya dimulai.
Namanya jalan alternatif pasti lewat jalan kampung. Kampung demi kampung kita lewati. Satu jam, dua jam...kami masih jalan jalan diperkampungan, belum ada tanda-tanda menemui jalan raya temanggung. Bahkan semakin lama bukannya menuju ke jalan raya malah semakin menuju ke hutan. Meski sudah bolak balik tanya, tetapi jalan yg kami lalui muter2 saja dihutan. Semakin lama kami semakin cemas karena hari semakin sore. Kami kembali turun tanya ke orang. Katanya terus saja nanti belok kanan. Akhirnya kami mengikuti saran orang tersebut kembali jalan terus. Sebetulnya saat itu aku sudah tidak yakin karena bagaimana bisa terus wong terus itu jalanan nanjak dan semakin nanjak. Apa iya diatas gunung ada jalan raya temanggung? Tapi kalau balikpun juga gak ketemu jalan raya karena kami sudah balik berapa kali muternya kembali ketempat semula. Perasaanku saat itu sudah campur aduk karena benar2 kami jalan kayak dihutan nanjak, nanjak dan terus nanjak..dan jauh pula. Sampai akhirnya pas sudah kami diatas, jalanan buntu. Tidak ada jalan untuk belok kanan atau kiri. Betul2 buntu. Disitu aku pasrah. Dalam hati aku terus berdoa kepada Tuhan, tolong tunjukan jalan agar kami bisa keluar dari daerah ini. Dan saat itu sudah menjelang maghrib. Kami ketakutan luar biasa. Dengan susah payah suami berhasil balik arah dan kami kembali turun mengikuti jalan yg tadi kita lewati. Saat sudah kembali sampai bawah, suami kembali bertanya kepada warga sekitar.
Aku tidak tau bagaimana suami berbicara dengan warga tersebut karena aku tetap didalam mobil. Dengan sembari mengingat2 jalan yg kami lalui, akhirnya kami bisa menemukan jalan raya temanggung dan sampai dijalan raya temanggung itu sudah jam 8an malam. Lega syukur alhamdulillah sudah menemukan jalan raya. Begitu mau masuk wonosobo..petualangan kembali kami alami..
to be continue...