Tidak terasa 16 tahun sudah berlalu sejak terakhir kali meninggalkan seragam abu-abu. Begitu banyak kisah manis nan asem tertoreh di usia mudaku.
Pak bambang yang lebih populer kita panggil Mr. bengbeng, guru paling ditakutin seantero sekolah... Ya.. guru BP merangkap guru sejarah dan juga wali kelasku saat itu. Entah jodoh atau gimana , 2 tahun berturut-turut beliau menjadi wali kelasku.
Ketika kenaikan kelas 2, semua murid dikumpulkan di halaman sekolah.
Bapak wakil kepala sekolah waktu itu mengumumkan siswa-siswi berprestasi di masing - masing jurusan. Acara ini sebenarnya yang paling ditunggu - tunggu se penghuni sekolah....karena dari situ mereka jadi tau siapa siswa yang paling berprestasi di setiap kelas termasuk yang keluar sebagai juara umumnya.
Bisa dipastikan, siapapun itu yang menyandang juara umum pasti langsung populer seketika, penggemar jadi meningkat
Setelah penyematan juara selesai, waktu yang ga kalah ditunggu2pun tiba, yaitu pembagian wali kelas, aku rasa semua murid berdoa supaya kelasnya bukan pak bengbeng yang jadi walinya.
Tiba giliran kelasku di panggil dan nama pak bengbeng yang keluar menjadi wali kelasnya, teman2 sekelas yang tadinya ribut langsung pada syokk dadakan, semua terdiam, cengar - cengir...semacam tidak percaya akan takdir ini ( halah lebay...
). pak bengbeng langsung menuju barisan kelasku, tangannya langsung nunjuk-nunjuk ke teman2 laki-laki yang biasanya suka bikin ulah, semacam mau bilang..." elo...elo..... gue end...!! "
aku cuman tersenyum saja, tp mendadak syokk, ketika dengan otoriternya Pak bengbeng menunjukku sebagai ketua kelas.... ( mampus gue
)
selesai pembagian wali kelas, semua langsung menuju kelas masing - masing untuk menentukan pengurus kelas. Aku protes sih, maunya pemilihan ketua kelas itu secara demokrasi jadi berdasarkan suara terbanyak...tapi ternyata teman-teman sekelasku kamfretosss semuaaa
aku malah dijerumusin buat jadi Ketua kelas lagi. Ohya di SMK kami ini 3 tahun tidak pernah di oplos , jadi 3 thn itu teman kita ya sama dari kelas 1 sampai dengan kelas 3.
Tetapi ada yang berbeda ketika Pak bengbeng menjadi wali kelas kami. Kelasku yang tadinya suka ribut, suka datang telat, suka bolos di jam pelajaran, suka nongkrong di kantin, suka cabut pas jam kosong, tiba-tiba semua berubah 180 derajat. Rok diatas lutut besoknya ortu dipanggil
rambut gondrong tiada maaf langsung potong belang-belang ditempat.
dan secara akademikpun kelasku termasuk yang rata-rata kelasnya langsung menonjol. Inilah sisi positif dari mendapatkan walikelas killer nan otoriter laksana kim jong un
Ketika satu kelas sedang bereuforia dengan nilai akademik yang perlahan membaik, hal tersebut malah berbanding terbalik dengan nilaiku
1 Cawu aku sempat kehilangan posisi sebagai juara umum, alasannya saat itu mungkin aku sedang puber-pubernya . Iya, gegara sibuk pacaran dilanjut putus cinta langsung membuatku down. Bagaimanapun aku pernah muda, pernah juga ingin merasakan seperti teman-temanku yang lain. rambut bersemir, kuku dipanjangin, males belajar, jalan kesana kemari dengan genkku saat itu, ..... tetapi semuanya itu harus dibayar mahal. Prestasiku menurun
. Orang tuaku tidak marah, cuma aku yang sedikit merasakan sedikit kekecewaan diwajah Ibuku meskipun tidak diungkapkan secara langsung.
Satu hari setelah pembagian raport hasil belajar, tiba-tiba Pak bengbeng sudah dirumahku, aku tercyduq .... karena pada saat itu aku sedang diantar teman cowokku pulang.Temenku ini dikira pacarku
Aku dan temenku diinterogasi ...bukan orang tuaku yang menginterogasi tapi walikelasku, dirumahku....
kalau ingat itu rasanya cuman bisa senyum-senyum sendiri. Saking care nya ke aku, Pak bengbeng ini kadang melebihi orang tua kandungku. Aku dimarahin....temanku ikutan dimarahin, kasihan....padahal bukan dia penyebabnya. Ibarat kata orang yang makan nangka, temanku yang kena getahnya.... hwkwkwk
Sejak kejadian itu aku jadi sadar diri, aku mulai berbenah. Mr. bengbeng sengaja memberiku banyak kegiatan di sekolah supaya aku ga punya waktu lagi mikirin pacaran-pacaran segala macem. Iya, aku jadi bertambah sibuk, ya di OSIS ya di kegiatan sekolah yang lain. tak butuh waktu lama sih, karena setelah itu aku sudah kembali lagi menjadi diriku yang sebelumnya
sampai kami kelas 3 pun, kedekatan kami menjadi luar biasa. kami beramai2 bahkan sering menginap ditempat beliau.
Teman-teman sekelas yang tadinya bersa horror dapet walikelas killer, sekarang semuanya malah berterima kasih. Yang tadinya pemalas menjadi rajin, yang kesusahan kita bantu ramai-ramai. Kelas kami benar2 kompak luar biasa. Lomba kemana - kemana sering menang berkat kekompakan yang tiada duanya. Sampai kelas- kelas lainpun pada ngiri dengan kita.
Kini, setiap kali ada kesempatan, aku dan teman - temanku tidak pernah lupa mengunjungi beliau. Setiap ada reuni kecil-kecilan hampir dipastikan kita culik beliau dan istrinya untuk sekedar kita ajak makan beramai ramai.
Kami nggak pernah merasa canggung untuk tetap bersikap selayaknya anak sekolahan 17an tahun dihadapan beliau. bahkan kalau ada yang suka iseng, kita suruh beliau untuk jewer telinganya.
Kita merasa sangat beruntung sekali memiliki seorang guru seperti beliau,
Dan aku,.... apa jadinya masa mudaku jika aku tidak mempunyai sosok wali kelas seperti beliau. Mungkin masa mudaku akan aku sia - siain begitu saja.
mungkin aku akan kebablasan bersenang - senang daripada belajar mengejar cita - cita.
kalaupun aku menjadi sekarang yang seperti ini...... mungkin juga aku nggak akan pernah bisa sampai disini sekarang tanpa campur tangan beliau.
Dear mr. bengbeng......
Terimakasihku tak terhingga.......
karnamu aku bisa menjadi seperti sekarang ini...
Pahlawan tanpa tanda jasa itu...... Engkau