View Single Post
Old 17th February 2017, 18:50
#8  
IQrate
Mania Member
IQrate is offline

IQrate's Avatar

Join Date: Dec 2008
Posts: 1,915
IQrate has becoma a maestroIQrate has becoma a maestroIQrate has becoma a maestroIQrate has becoma a maestroIQrate has becoma a maestroIQrate has becoma a maestroIQrate has becoma a maestroIQrate has becoma a maestro

Default

Quote:
Originally Posted by sang_engon View Post
Terkenang masa lalu bro...
Seorang Calon Petahana bila tak mampu meraih suara yang membuat dia menang satu putaran, maka siap siap kalah di putaran ke 2

Masih ingat Pilpres tahun 2004, disana petahana yaitu Megawati tak mampu memenangkan dirinya pada putaran pertama dan harus kalah Oleh SBY di putaran ke dua.

Tapi liat di Pemilu 2009, SBY dengan kekuatannya mampu memenangkan dirinya dengan satu kali putaran

Tidak hanya di Pilpres, di pemilihan Gubernur juga pernah terjadi d DKI ini, pada saat PilGub tahun 2012, di ikuti oleh enam pasang calon, petahana yang saat itu Fauzi Bowo tak mampu memenangkan di putaran pertama, dan harus kalah pada putaran ke 2 oleh Jokowi - Ahok.

Kita bisa lihat, pemilih mempunyai indikasi bila dalam pemilihan langsung yang di ikuti oleh Petahana dan melawan lebih dari 1 kandidat, maka pemilih kandidat yang lain, tidak secara langsung sebenarnya tidak menginginkan petahana memimpin kembali, dalam artian, pemilih menginginkan pemimpin yang baru.
dan itupun sepertinya akan terjadi juga pada Pilgub DKI saat ini.

hanya sekedar prediksi, mungkin ini benar, dan sepertinya benar...
Ilustrasi yang kurang tepat. Dalam pilpres maupun pilkada yang berlangsung dua putaran yaitu pilpres 2004 dan pilkada dki 2012. Dalam pilpres 2004, pada putaran pertama SBY meraih 33,6% dan Megawati meraih 26,6%. Lalu pada putaran kedua SBY meraih 60,6% sedangkan Megawati meraih 39,4%.

Dalam pilkada dki 2012, pada putaran pertama Jokowi meraih 42,6% sedangkan Foke mendapat 34,1%. Dalam putaran kedua Jokowi mendapatkan 53,8% sedangkan Foke mendapatkan 46,2%.

Sehingga bila dilihat dari kedua pemilihan diatas maka pemenang dalam putaran pertama akan kembali memenangkan putaran kedua. Petahana dalam hal ini Megawati dan Foke mendapatkan suara yang lebih sedikit dibandingkan dengan pemenang pemilihan.

Sedangkan Ahok dalam pilkada ini mendapatkan suara tertinggi. Jika mengikuti pattern dari pilpres dan pilkada sebelumnya maka yang mendapatkan suara tertinggi di pemilihan putaran pertama akan kembali mendapatkan suara tertinggi di putaran kedua. Namun apakah pattern ini akan terulang kembali? Nobody knows.
Reply With Quote