Quote:
Originally Posted by copjen
Quick count memang metode ilmiah, tapi penggunanya memanfaatkannya untuk politis. TPS yg dijadikan sampling juga bisa saja memakai TPS TPS yg memenangkan petahana di 2014.
Itulah makanya meskipun sudah menang di quick count versi lembaga survey pendukungnya, petahana tidak berani menyatakan diri sudah menang pilpres.
Bhiikkk...
Kaaiiiiiinng..
|
Sadar gak narasi curang sudah dibangun sejak sebelum pilpres? Kok bisa? Emang mereasa melebihi Yg MAha Kuasa? Kok kesannya sudah tau pasti kalah dan dicurangi, Sakti bgt? Hanya anak2 yg gak paham strategi terselubung licik itu. Hanya anak2 yg gampang percaya sama kata2 MANUSIA. Padahal pada ajaran, bahwa kata2 manusia bisa saja disusupi iblis, kok ini baca2 tulisan forwardan dari WA kok diyakini benar dan suci?
Sebenarnya jika dari awal sudah ngomong kalo kalah pasti dicurangi, ya sudah gak usah ikut pemilu saja, dan dari awal proklamirkan diri sebagai presiden saja. Buat apa ada pemilu kalo sudah tau siapa pemenangnnya?
Sekarang juga kenapa kalian tunggu hasil KPU? toh nanti jg apapun Hasil KPU, maunya kalian yg menang kan? Kalo kalah teriak curang dan disusupi kan?
Gimana ini logikanya?