View Single Post
Old 4th June 2009, 23:45
#4  
Sugianto
Registered Member
Sugianto is offline

Join Date: Sep 2008
Posts: 1
Sugianto is a new comer

Default dr. Johannus Wibisono, spa.

Sangat prihatin dengan kejadian yang menimpa Ibu.

Saya ingin juga menginfokan pengalaman kami dengan dr. Johannus.
Pada tahun 2006, bayi laki2 kami waktu itu menangis terus dan di popoknya ada terlihat warna kemerahan.
Sesudah didiagnosa, disarankan oleh dokter utk sunat karena psimosis (ujung kulit kulup sempit, sehingga kemungkinan air seni tersisa dan mengakibatkan infeksi). Sesudah disunat, beberapa hari kemudian, terlihat lagi darah di popoknya. Sesuai dengan hasil diagnosa (reflux kidney) dokter Johannus, kami pergi ke penang utk test lab, karena di medan belum bisa melakukan test reflux kidney (ketika kencing, air dari kantung kencing kembali masuk ke ginjal).
Hasilnya positif, dan akhirnya anak kami harus mengkonsumsi antibiotik dosis rendah setiap hari utk mencegah infeksi pada ginjal. 7 bulan kemudian, kami kembali ke penang, dari tes lab, reflux telah sembuh total. Kami bersyukur pada Tuhan utk kesembuhan ini.
Saya tidak tahu apa yang bakal terjadi kalau waktu itu dr. Johannus tidak mendiagnosa kidney reflux. Mungkin anak saya harus mengalami kerusakan ginjal! Kami sekeluarga sangat berterima kasih atas kejelian diagnosa dokter Johannus.

Juga, saya pernah membawa teman saya dari Padang, yang anaknya (2.5 thn) mengalami masalah dengan *****. Sesudah diperiksa, ternyata ada lubang kecil di pangkal ***** dan lubang di ujung malah tertutup, sehingga air seni keluar dari lubang tsb bukan dari ujung *****. Anak tersebut sudah diperiksa oleh berbagai dokter di kota Padang, dan bahkan ibunya pun tidak tahu. Saya sangat salut dengan ketelitian dokter Johannus.

Kejadian terakhir adalah minggu kemarin, anak sulung saya suspect kawasaki disease. Sesudah diagnosa, kami berdiskusi. Dokter menyarankan kami utk melakukan tes darah. Sesudah hasil tes darah diperiksa, dokter menyarankan eco pada jantung anak pada Ahli Jantung Anak, dr. Moh. Ali. Kondisi jantung normal. Meski demikan kami diberikan resep aspirin. Pada hari infeksi ke 7, dokter Johannus Wibisono, dengan rendah hati mengakui bahwa beliau tidak bisa memastikan penyakit anak saya dan beliau juga mengatakan hatinya tidak tenang karena belum bisa memastikan sakit anak saya, meski simptonnya mengarah ke kawasaki disease dan menyarankan kami ke Kuala Lumpur atau Penang utk mendapatkan second opinion dan treatment yang diperlukan dari dokter lain. Kami pun berangkat ke Penang, dan dari hasil eco di sana, dinyatakan tidak ada kerusakan pada jantungnya. Sekarang, anak sulung kami telah sehat seperti sedia kalanya. Saya percaya penanganan dokter telah dipakai Tuhan utk menyelamatkan anak sulung kami.

Menurut pengalaman kami, dr. Johannus Wibisono adalah seorang dokter yang baik. Beliau bekerja dengan sistematis dan berdasarkan fakta logis. Beliau juga selalu menyempatkan diri utk membaca, dari berbagai literatur, sehingga selalu update. Memang komunikasi sepertinya bukan keahlian utamanya, tapi integritas dan ketelitiannya, tidak perlu disangsikan.

Mengenai kasus ibu, saya ikut prihatin. Tapi, diagnosa dokter kan berdasarkan hasil lab dari rumah sakit? Itu harus dijadikan referensi pertama utk membaca keadaan anak Ibu. Kalau seperti yang Ibu tulis, maka Rs. Glenilah menurut saya, yang memegang tampuk tanggung jawab atas kejadian yang menimpa anak Ibu.
Tapi, ketika anak muntah2 dan lemas, di rumah sakit mana pun, pasti akan diberikan infus dahulu. Mengenai anak jatuh koma, harus diselidiki dulu penyebabnya. Harap dilihat secara objektif.
Dan juga, saya tidak melihat adanya kebohongan yang dilakukan dr. Johannus. Tapi, saya rasa Ibu perlu mendatangi dr. Iskandar dan dr. tonam sps. Mereka yang menurut cerita Ibu yang melakukan kebohongan sehingga menyebabkan hilangnya kesempatan mempertahankan nyawa anak Ibu. Juga mengenai prosedur, saya rasa itu karena keterikatan kerja profesional dr. Johannus dengan pihak rumah sakit, sehingga dokter memastikan prosedur telah ditempuh. Dan juga, bila benar tenaga ahli di MRI/CT SCAN juga perawat di gleni seperti yang Ibu katakan, gawat sekali?
Sebagai informasi, sering sekali ketika kami berobat, dr. Johannus tidak mau mengutip biaya berobat sama sekali. Jadi agak sulit saya terima, kalau Ibu mengatakan seakan-akan dokter Johannus bersekongkol utk mengeruk uang sebanyak-banyaknya dari Ibu. Menurut saya, hal demikian tidak pernah terlintas dalam benak beliau.

Mudah-mudahan, cerita saya tidak menyakiti hati Ibu yang telah kehilangan anak Ibu. Tidak ada yang dapat menggantikan duka hati Ibu. Tapi, saya percaya, dokter Johannus juga bersedih hati. Saya juga menyatakan duka cita yang sedalam-dalamnya.

Dan juga, mudah-mudahan cerita saya, tidak disalah tafsirkan. Sama seperti cerita pertama, saya juga hanya menceritakan pengalaman saya dan keluarga dengan dr. Johannus Wibisono, spa.
Reply With Quote