View Single Post
Old 17th May 2018, 10:53
#7  
ipul.ipul.ii72
Addict Member
ipul.ipul.ii72 is offline

Join Date: Nov 2015
Posts: 680
ipul.ipul.ii72 is a new comer

Default

Quote:
Originally Posted by celingak-celinguk View Post
Upaya TS melakukan penggiringan opini utk membela tingkah ndeso paslon idolanya pun langsung gembos
ASYIK...! #2019GANTIPRESIDEN

*Tb Ardi Januar

Debat calon gubernur Jawa Barat sesi dua kemarin digelar. Kali ini, Kampus Universitas Indonesia yang berlokasi di Depok menjadi tuan rumah. Para calon beserta pendukungnya kembali unjuk gigi dengan sederet gimmick dan strategi.

Sejak awal dimulai, debat sesi dua kali ini dirasa menjenuhkan dan kurang greget. Bukan salah pasangan calon, tetapi karena kebijakan panitia debat dalam menentukan durasi bicara.

Bagaimana tidak, para calon harus memaparkan program, menyikapi program lawan dan menjawab argumen tiga pasangan lawan hanya dalam durasi satu menit alias 60 detik. Paparan dan sanggahan kerap kentang alias tidak tuntas. Dialog interaktif antar paslon selama empat menit pun lebih banyak menjadi ajang bela diri para paslon ketimbang memaparkan konsep dan program.

Ridwan Kamil ngeles soal banjir Bandung dan mesin parkir yang tak berfungsi, Deddy Mizwar ngeles soal Citarum, Dedi Mulyadi ngeles soal bau limbah di Purwakarta, bahkan Uu Ruhzanul pun harus ngeles dan menyalahkan camat hanya karena rumput alun-alun Tasik yang tak terurus. Tidak ada yang bersikap gentelman dan mengakui kekurangan.

Namun siapa sangka, debat Pilgub Jabar yang sejak awal hingga hampir penghujung acara berlangsung garing, seketika menjadi heboh dan gaduh. Bintang utamanya adalah pasangan nomor urut tiga, Sudrajat dan Syaikhu.

Dalam closing statmennya, pasangan yang tampil dengan kemeja putih berbalut pita hitam di lengan sebagai wujud dukacita atas aksi teror ini, membentangkan kaos bertuliskan "2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden". Lokasi acara seketika heboh. Banyak yang mengapresiasi, tapi ada juga pihak yang kepanasan sampai kelojotan.

Aksi Sudrajat-Syaikhu ini langsung menjadi buah bibir dan trending topic di sosial media. Pasangan Asyik berhasil merebut panggung debat dan menjadi bintang di akhir acara. Popularitas dan elektabilitas tercipta hanya dalam satu momen.

Pasangan Asyik salah? Tentu tidak. Pasangan Ridwan Kamil dan Uu Ruhzanul pernah menyatakan secara terbuka akan kembali mendukung Jokowi di Pilpres 2019 nanti. Bahkan Anton Charliyan pun semalam beberapa kali mengendorse Jokowi dan mengucapkan "Hidup Pak Jokowi...". Jadi, tak perlu kepanasan juga bila Sudrajat-Syaikhu punya sikap politik yang berbeda.

Jawa Barat adalah provinsi dengan penduduk terbesar. Sederet persoalan terjadi di sana. Dalam membereskan setumpuk masalah di Jawa Barat tidak bisa hanya menyerahkan kepada pemerintah daerah. Butuh sentuhan dan bantuan dari pusat. Dan bagi pasangan Asyik, salah satu solusi membenahi Jawa Barat diantaranya adalah mengganti pucuk pimpinan di tingkat nasional.

Pasangan Asyik ingin pemerintah pusat pro kepada petani Jawa Barat yang tidak melakukan impor beras. Pasangan Asyik ingin pemerintah pusat pro kepada buruh lokal Jawa Barat, bukan membuka keran tenaga kerja asing. Pasangan Asyik ingin pemerintah pusat tidak mengeluarkan kebijakan yang merugikan rakyat. Jadi, wajar bila mereka ingin 2019 mendatang Indonesia memiliki pemimpin baru yang lebih baik dan pro kepada rakyat Jawa Barat. Ini sikap gentelman dan tidak cari aman.

Peta suara di Pilkada Jabar semakin jelas dan terbuka. Mereka yang setuju Jokowi kembali menjadi presiden silakan mendukung pasangan nomor urut satu Ridwan Kamil-Uu Ruhzanul, pasangan nomor urut dua Tb Hasanuddin-Anton Charliyan, atau pasangan nomor urut empat Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. Kenapa? Karena partai pengurung mereka adalah partai pengusung Jokowi di 2019 nanti.

Sedangkan kepada barisan oposisi yang ingin perubahan dan #2019GantiPresiden, silakan memilih pasangan nomor urut tiga Sudrajat-Syaikhu (Asyik). Ulama-ulama di Jawa Barat sudah bersikap menentukan pilihan. Tidak perlu ada yang kepanasan apalagi kelojotan. Ini demokrasi bebas pilih. Woles saja.

Dan perlu dicatat, warga Jawa Barat sudah cerdas tidak bisa dibodohi dengan pencitraan. Warga Jawa Barat punya harga diri tidak bisa dibayar dengan materi. Dan warga Jawa Barat religius yang selalu menggunakan hati nurani ketimbang mengedepankan emosi. Rek kieu wae hirup teh...?

Asyik Asyik Jos...!
Reply With Quote