View Single Post
Old 1st December 2010, 01:59
#26  
Hafilova
Mania Member
Hafilova is offline

Hafilova's Avatar

Join Date: May 2009
Posts: 1,481
Hafilova is a divo/divaHafilova is a divo/divaHafilova is a divo/divaHafilova is a divo/divaHafilova is a divo/divaHafilova is a divo/diva

Default

El espinazo del diablo / The Devil's Backbone (2001)



Casares:
"What is a ghost? A tragedy condemned to repeat itself time and again? An instant of pain, perhaps. Something dead which still seems to be alive. An emotion suspended in time. Like a blurred photograph. Like an insect trapped in amber"


Story: Spanyol, 1939, 3 tahun setelah berakhirnya perang sipil berdarah antara pihak Nasionalis sayap kanan dan pihak Republik sayap kiri, seorang bocah 10 tahun bernama Carlos (Fernando Tielve), baru saja ditinggalkan oleh gurunya di sebuah panti asuhan yang letaknya sangat jauh dan terisolir dari kota. Di panti asuhan yang di kelola oleh seorang kepala sekolah wanita tua beranama Carmen dan professor baik hati , Casares (Federico Luppi), Carlos mendapatkan perlakuan kasar dari seorang anak lain, Jaime (Íńigo Garcés) yang sepertinya suka mencari gara-gara terhadapnya dan Jacinto (Eduardo Noriega) seorang pengurus panti asuhan yang kejam. Namun Jamie dan Jacinto tampaknya bukanlah masalah terbesar Carlos. Di panti asuhan ini Carlos merasakan penampakan sesosok hantu anak kecil yang semenjak dari hari pertama kedatangannya........

Review: Kehadiran The Devil's Backbone a.k.a El espinazo del diablo seakan-akan menjawab tantangan bahwa pada waktu itu Spanyol pun mampu menghasilkan horror berkualitas seperti yang ditampilkan Hollywood melalui The Sixth Sense maupun The Others-nya, meskipun tanpa adanya twist mengejutkan, horror garapan sineas kondang asal Meksiko, Guillermo del Toro ini tetap menawarkan sugguhan ghost story yang kuat di berbagai sisi.

The Devil's Backbone sendiri sebenarnya kurang tepat jika disebut sebagai sebuah horror murni, alih-alih mengkeslpoitasi kengerian dan ketegangan melalui penampakan para mahluk halusnya, Del Toro malah lebih menekankan unsur drama coming-of-age dari masing-masing karakter ciliknya yang menjadi saksi permasalahan moral yang kompleks dari karakter-karakter dewasanya seperti keserakahan, cinta, nafsu, kebencian, kecemburan dan juga balas dendam sebagai sajian utama yang kemudian berhasil dipadukannya dalam sebuah plot yang cukup lambat dengan elemen-elemen lain seperti politik, thriller dan horror menjadi sebuah kesatuan yang solid sepanjang 106 menit. Ya, mungkin film ini tidak akan terasa menakutkan bagi beberapa penontonnya, namun harus diakui bahwa set, make-up, scoring dan sinematografi yang apik mampu menghasilkan suasana serta atmosfer dark dan gloomy di hampir semua adegan-adegannya. Dan semuanya tampak menjadi lebih meyakinkan dengan dukungan akting kuat dari para pemainnya, khususnya para pemain cilikinya yang bahkan beberapa dari mereka baru saja melakukan debutnya dalam film ini.

Ya, Guillermo del Toro memang sutradara spesial, melalaui film yang juga diproduserinya bersama Pedro Almodóvar ini, Ia sukses menghadirkan sebuah kisah hantu berkualitas yang berbeda dari horror kebanyakan. Disajikan dengan pendekatan yang menyakinkan, realisitis, indah namun juga tragis secara bersamaan, El espinazo del diablo / The Devil's Backbone tidak hanya menjadi sebuah sajian yang menakutkan semata namun juga berisi sebuah pesan moral tentang perjuangan menuju dewasa melalui mata karakter-karakter ciliknya yang menjadi saksi kerasnya kehidupan pada waktu itu. Ah, tidak sabar rasanya menantikan Don't Be Afraid of the Dark tahun depan.

7,8/10
Reply With Quote