View Single Post
Old 13th February 2019, 12:21
#26  
kumalraj
Groupie Member
kumalraj is offline

Join Date: Feb 2016
Location: Kampung Keling
Posts: 24,386
kumalraj Super Legendkumalraj Super Legendkumalraj Super Legendkumalraj Super Legendkumalraj Super Legendkumalraj Super Legendkumalraj Super Legendkumalraj Super Legendkumalraj Super Legendkumalraj Super Legendkumalraj Super Legend

Default

Quote:
Originally Posted by goeloengkoming View Post
Untuk motor mungkin bisa .

Tapi bawa bawa baterai cadangan motor repot . Karena ukurannya sekitar 25 x 30 x 30 cm


Taruh dimana ?
di panggul ?



Untuk mobil ev lebih gila lagi kalau bawa baterai cadangan, karena baterai mobil ev itu ada 8 kali lebih besar daripada baterai sepeda motor listrik.


Dan beban yg berat membuat mobil listrik lebih lambat sehingga otomatis penggunaan listrik lebih boros alias cepat habis setroom nya.


Orang berpikir nya enak punya mobil listrik.


Tau melihat harga serta fasilitas yg belum mendukung ( charge station, bengkel dan daya stroom listrik tinggi) ,serta harga jual kembali yg belum jelas, membuat orang akan enggan beli ev.

Padahal orang Indonesia itu jika beli mobil pasti berpikir harga jual kembalinya layak.

Ev second siapa yg beli ?



Dengan harga yg tinggi dan setara mobil bbm LCGC , ya mendingan beli mobil BBM.
Makanya program LCGC itu program jelek. Karena bukannya demi lingkungan hidup, tapi justru menambah alasan orang untuk tidak berpindah ke EV. Harusnya pemerintah itu menaikkan pajak kenderaan bermotor konvensional termasuk yang disebut sebagai LCGC itu dan kemudian memberikan insentif untuk pembeli EV.

King of Losers
Reply With Quote