View Single Post
Old 5th November 2011, 09:06
#6  
lampu_merah
Banned
lampu_merah is offline

Join Date: Sep 2011
Posts: 1,245
lampu_merah is a celebritylampu_merah is a celebrity

Default

Quote:
Originally Posted by bramgreenday View Post
Menarik, namun saya tidak sependapat. Probability Tuhan eksis atau tidak memang bisa dimulai dengan 50:50 namun ini jika kita mengasumsikan kondisi awal adalah absolute/maximum ignorance. Dengan menggunakan pendekatan Bayesian maka sebenarnya kita dapat menghitung probability ini dengan menambah informasi baru (jika kita mengawali dengan maximum ignorance).

Mari kita asumsikan semua orang pada periode awal (P-before) dari maximum ignorance, lalu notasi D merepresentasikan informasi baru maka:


Problem dari pendekatan ini adalah bagaimana kita menilai D. Karena D adalah sesuatu yang subjektif maka kita akan mendapatkan probability yang subjektif juga. Seorang atheist bisa akan menghasilkan P-after < 50% namun seorang theist bisa akan menghasilkan P-after > 50%. Ini semua tergantung bagaimana tiap subject memvalue D.

Problem memberi nilai D muncul karena hingga saat ini (as far as I know) belum ada tools objective nya, sehingga kembali lagi bergantung pada si subject. Namun bagaimapun juga pendekatan ini tetep menarik apabila kita ingin mengetahui bagaimana perspective probability seseorang.

Jadi kesimpulannya adalah
Seberapa besar kemungkinan Tuhan itu ada tergantung pada bagaimana tiap orang memahami informasi yang dia terima.


Nuwun


Ref:
The Probability of God: A Simple Calculation That Proves the Ultimate Truth
gw setuju rumus diatas jika digabung dgn besaran pemahaman, jika pemahamannya semakin menurun maka hasilnyapun menurun, demikian sebaliknya, sekarng pertanyaan gw, apa makna rumus itu?? sebab hubungannya adalah linear, ganti aja jadi rumus sedderhana misalnya a x b, atau a + b,.

gw ambil contoh, jika P bfore = 2, D = 3, P after = 2 x3 /(2 x3 +1 - 2) = 6/5
klau D membesar jadi 10 maka P = 2 x10/(2 x 10 +1 - 10) = 20/11.

yg terjdi dalam kehidupan malah berbeda, mulai kecil manusia diterangkan ttg tuhan, dan anak kecil akan menerima itu sebagai sesuatu keharusan krn keterbatasn nalar, semakin besar si anak semakin bnyak pertanyaan, semakin bnyak keraguan, dari rumus diatas berarti manusia cendrung akan menurun pemahamannya akan tuhan, cendrung jadi atheis

jadi rumus diatas menerangkan ttg terjadinya atheis
Reply With Quote