View Single Post
Old 9th October 2018, 13:27
#27  
im.nayeon.747
Banned
im.nayeon.747 is offline

Join Date: May 2018
Location: TWICE
Posts: 751
im.nayeon.747 is a legendim.nayeon.747 is a legendim.nayeon.747 is a legendim.nayeon.747 is a legendim.nayeon.747 is a legendim.nayeon.747 is a legendim.nayeon.747 is a legendim.nayeon.747 is a legendim.nayeon.747 is a legendim.nayeon.747 is a legend

Default

Quote:
Originally Posted by freya. View Post
Sudahlah, itu sudah menjadi fakta yang tidak terbantahkan kalau perempuan di dalam agama Katholik pun diatur dan memiliki keterbatasan jenjang kepemimpinan. Saya sebagai perempuan dan sebagai umat Katholik gak keberatan dengan keterbatasan tersebut. Pun gak tersinggung dengan julukan umat kelas dua.. Toh konon perempuan berasal dari tulang rusuk laki-laki dan bukan sebaliknya.
Praktisi2 Katolik di forum ini justru marah ketika ada pandangan yang merendahkan perempuan.

http://ekaristi.org/forum/viewtopic....er=asc&start=0

Quote:
Pandangan semacam ini benar-benar mengerikan. Tinggalkan segera pandangan sexism mengerikan semacam itu!

Dan Gereja tidak pernah mengajarkan hal semacam itu! Sebaiknya kamu cepat bertobat.

Dan kamu tidak berhak untuk mengatakan "bagiku pribadi wanita tetap tidak layak dibandingkan laki-laki" seperti halnya orang tidak berhak mengatakan "bagiku pribadi kulit hitam tetap tidak layak dibandingkan kulit putih" etc...

Kamu (dan semua orang Katolik) secara moral tidak berhak untuk menganut pandangan salah meskipun hanya untuk pribadi.
Quote:
intinya tradisi tidak boleh bertentangan dengan Iman.. aquinas, coba renungkan baik-baik tulisan Athan yang sudah disampaikan. Allah menciptakan pria dan wanita setara menurut kebijaksanaan dan kebaikan-Nya, tidak ada yang lebih rendah atau lebih tinggi. Jika Allah mengajarkan kesetaraan ini, apakah kamu mau taat mengikutinya ?
Quote:
Pendapat pribadi ini adalah pendapat pribadi yang bisa mengantar si pemilik pendapat pribadi ke neraka karena dia membuat kosong sabda Allah, dia munafik, hatinya jauh dari Allah dan ibadahnya sia-sia.
Hanya karena wanita tidak dipanggil menjadi imam bukan berarti wanita adalah warga kelas dua.

Bukti lain adalah bagaimana Gereja Katolik menghormati Bunda Maria dan juga wanita2 lain seperti Santa Maria Magdalena yang menjadi saksi pertama kebangkitan Kristus.

Quote:
http://ekaristi.org/forum/viewtopic.php?p=60278

Dalam kitab suci figur yang dijadikan panutan dalam hal keagamaan bukan hanya imam tapi ada juga nabi dan raja (khususunya para hakim yang dalam masa itu adalah penguasa yang juga punya peran dalam hal keagamaan). Peranan imam dalam kitab suci lebih cenderung ke "tukang kurban" daripada sebagai pemimpin atau panutan.

Di kitab suci ada nabi wanita seperti Hana misalnya. Ada hakim wanita yaitu Deborah. Juga ada Ester dan Yudith yang keduanya adalah penyelamat bangsa pilihan. Dan juga jelas-jelas merupakan panutan.

Jadi kalau soal panutan dan melindungi rasanya itu bukan alasannya.
Reply With Quote