Pidato politik Megawati (Ketum PDI-P - sebagai partai pengusung gubernur DKI) dalam acara HUT PDI-P
https://m.tempo.co/read/news/2017/01...ologi-tertutup
Selain itu, Megawati menganggap para pemimpin ideologi tertutup ini memposisikan dirinya sebagai para peramal masa depan. Mereka, kata Megawati, tampak fasih meramalkan yang terjadi di masa depan hingga masa pasca kehidupan. “Padahal notabene mereka sendiri belum pernah melihatnya,” ujar Megawati.
di akhir pidato, para kader/simpatisan bertepuk tangan (setuju, bangga, senang ? )
Padahal, dalam Surat Thaha ayat (16) sudah dijelaskan bahwa :
http://www.ibnukatsironline.com/2015...yat-11-16.html
http://www.alquran-online.com/2015/0...latin-dan.html
http://www.tafsir.web.id/2013/03/taf...ayat-1-16.html
yang pada prinsipnya bahwa bagi Pemeluk Agama Islam harus mempercayai Akherat (Kehidupan pasca kehidupan dunia), dan tidak perlu harus mengalami kematian terlebih dahulu.
Ketika seorang yang mengaku beragama Islam, dan tidak mempercayai apa yang terjadi (khususnya tentang apa yang terjadi pasca kehidupan), maka dapatkah disebut tidak mempercayai Al Qur'an ?
Termasuk yang bertepuk tangan (entah karena dungu, takut atau sekedar menyenangkan hati) ?
Sampai beginikah keberadaan sang gubernur DKI mampu menjadikan seorang Ketua Umum Partai bertindak sampai mengorbankan keyakinannya ?
catatan :
untuk admin, moderator, atau asisten moderator.
dimohon ijin meninggalkan lapak trid ini terlebih dahulu.
sedang ada keperluan.