View Single Post
Old 24th August 2017, 17:32
#1  
lerak
Mania Member
lerak is offline

lerak's Avatar

Join Date: Jan 2009
Posts: 1,256
lerak has becoma a maestrolerak has becoma a maestrolerak has becoma a maestrolerak has becoma a maestrolerak has becoma a maestrolerak has becoma a maestrolerak has becoma a maestrolerak has becoma a maestro

Default Lagi Dugaan Kecurangan di SEA Games 2017, Kali Ini pada Pencak Silat

Quote:
'Kecurangan di Pencak Silat SEA Games Bunuh Masa Depan Atlet'

Kuala Lumpur - Dugaan kecurangan pada pencak silat nomor seni SEA Games 2017 Kuala Lumpur mendapat sorotan. Tindakan itu dinilai bakal membunuh masa depan atlet.



Kecurangan diduga terjadi cabang olahraga pencak silat SEA Games 2017. Juri dinilai memberikan nilai yang tak wajar ke atlet tuan rumah, Malaysia.

Malaysia merebut emas cabang pencak silat nomor artistik ganda putra di Hall 2 KLCC, Kamis (24/8/2017) siang. Pasangan pesilat tuan rumah Mohd Taqiyuddin bin Hamid dan Rosli bin Mohd Sharif mendapatkan nilai tertinggi 582.

Sementara Indonesia yang diwakili Hendy dan Yolla Primadona Jumpil harus puas dengan raihan perak, usai mengumpulkan nilai 554. Perunggu didapatkan ganda Singapura Muhammad Haziq dan Nujaid Hasif dengan angka 543.

Usai pertandingan, Hendy dan Yolla yang merasa penilaian wasit tak wajar sampai menangis kecewa. Sebab, Hendy dan Yolla sudah kerap bertemu dengan pasangan Malaysia tersebut dan levelnya jauh di bawah mereka.

Mencoloknya kecurangan dan keanehan itu terlihat dari skor yang didapatkan Malaysia, seperti diungkapkan manajer tim Pencak Silat Edhy Prabowo. Sebab belum pernah ada sejarahnya nilai 582 di nomor ganda artistik.

[Baca Juga: Kecewa Juri Pencak Silat, Hendy dan Yolla Histeris Kemudian Minta Maaf]

Patut diketahui, rekor angka sejauh ini di nomor tersebut dicatatkan Hendy dan Yolla dengan nilai 570 di Phuket, Thailand.

"Nggak pernah ada nilai 582 dalam sejarah. Jangankan 582, 570 aja susah. Tapi ya ini hasilnya, kita nggak boleh patah semangat. Masih ada 19 nomor, apa yang terjadi tidak boleh jadi penyesalan. Kita patut sedih, kecewa dengan hasil ini, tapi masih ada 19 nomor lagi," ungkap Edhy seusai menenangkan Hendy dan Yolla.

"Nggak wajar, hasilnya nggak wajar. Tidak ada dalam sejarah ganda putra nilai dipatok sedemikian tinggi. Anda lihat sendiri kan tadi pertandingannya gimana? Sebenarnya tidak layak dia nomor tiga, nomor empat aja nggak layak," imbuhnya.

Edhy menilai kecurangan semacam ini dampaknya lebih ke psikologis para atlet. Tapi dia mengaku sudah memperkirakan hal ini akan terjadi di nomor-nomor tak terukur.

"Ini pembunuhan masa depan anak-anak. Tapi ya sudah, kalau memang mereka ambisinya begitu ya sudah. Tapi kan yang kita pegang itu hasil bukan karena medalinya, tapi hasil itu apa yang telah dilakukan anak-anak. Saya menilai apa yang sudaj mereka berikan adalah yang terbaik," ujarnya.

"Sudah dari jauh-jauh hari kami tahu Malaysia akan curang. Kami siap, kami akan tetap tampil, dan kami sudah sampaikan ke mereka bahwa pasti akan dicurangi. Kalau Anda lihat, permainan anak-anak ini jauh lebih bagus dari di kejuaraan dunia di Bali," jelas Edhy.

"Tapi ya sudah, ini hasilnya. Protes juga nggak akan ada hasilnya. Tuan rumah ingin juara ya sudah. Mereka itu nggak pernah naik podium, nggak pernah. Ya kami menyesalkan Malaysia, sebagai tuan rumah tidak menjaga kualitas silat," ungkap Edhy.

"Harusnya kita bicara organisasi ini kan untuk kualitas ya dijaga di fair play. Sudah sejak TC kami tekankan bahwa tuan rumah Malaysia pasti akan ngotot juara dengan cara apapun," ujar Edhy.
Biarlah dunia yang menilai. Buat apa menang bila bermain tidak fair.
Betul, dari 'Kecurangani bisa membunuh Masa Depan Atlet'.
Attached Images
 
Reply With Quote