Quote:
Solopos.com, NEW YORK – Sebuah kisah unik terjadi di Universitas Cornell, New York, Amerika Serikat. Merasa cara berpakaiannya direndahkan oleh seorang profesor, mahasiswi Universitas Cornell, Letitia Chai, hanya memakai baju dan celana dalam saat melakukan presentasi, Sabtu (5/5/2018). Lebih uniknya, ia mengundang publik dan live Facebook saat presentasi.
Dilansir dari Cornell Daily Sun, konflik antara Letitia Chai dengan seorang profesor pembimbing bernama Rebekah Maggor bermula saat Letitia akan melakukan latihan presentasi tugas di mata kuliah Acting in Public, Rabu (2/5/2018).
Sebelum memulai presentasi, Letitia ditanyai sang profesor mengenai busananya. “Apakah busana itu yang akan kamu pakai?” tanya Rebekah seperti ditulis Letitia di Facebook Letitia Chai. Saat itu Letitia memakai kemeja lengan panjang warna biru dan celana pendek jin.
Mahasiswi berdarah Asia itu juga menyebutkan kalau sang profesor menganggap celana Letitia terlalu pendek. Menurut sang profesor busana Letitia mengundang perhatian para pria dan membuat orang-orang tak fokus pada materi presentasi.
Komentar sang profesor mengundang pro dan kontra antara orang-orang yang datang di kelas itu. Ada yang mendukung Letitia ada juga yang mendukung si profesor. Menurut pengakuan Letitia ada seorang pria yang menganggap saat presentasi, semua orang termasuk Letitia memiliki tanggung jawab moral sehingga harus bisa berbusana sopan dan resmi.
Letitia yang merasa direndahkan keluar dari kelas sembari menangis. Pria yang disebut sebagai mahasiswa internasional itu mengejar Letitia dan meminta maaf. Namun Letitia tak meresponsnya sehingga si pria berlalu. Rebekkah sempat mengejar Letitia dan perdebatan berlanjut. Sang profesor sempat menanyakan apa yang akan dilakukan Letitia. Saat itu Letitia yang sudah bisa mengontrol emosi berniat melanjutkan latihan presentasi. Namun di luar kelas Letitia mulai melucuti busananya, ia masuk kelas hanya memakai baju dan celana dalam.
Presentasi yang sesungguhnya digelar Sabtu (5/11/2018). Setelah peristiwa itu, Letitia bercerita panjang lebar di Facebook mengenai pengalaman buruknya soal berbusana. Ceritanya itu ditutup dengan undangan mendatangi presentasi. Dalam undangannya Letitia menegaskan ia akan melakukan presentasi hanya memakai baju dan celana dalam. Letitia juga mengajak orang-orang yang akan datang untuk melakukan aksi serupa.
“Saya mengajak teman-teman semua untuk bersolidaritas bagi mereka yang diminta untuk berubah menjadi bukan diri sendiri agar orang lain nyaman. Saya akan memakai baju dalam yang sama seperti saat latihan. Saya mohon kalian semua berkenan melakukan hal serupa. Pakai baju dalam favorit kalian, ” tulis Letitia di Facebook.
Setelah viral, profesor Rebekah mengirim surat elektronik ke laman The Sun. Dalam konfirmasinya itu Rebekah mengklaim dirinya tidak meminta Letitia untuk mengubah busananya. Sang profesor mengaku hanya memancing Letitia untuk membayangkan apa yang ia pakai dan efek penampilan dalam sebuah presentasi resmi. Mahasiswa lain yang mendukung Letitia pun menuliskan kronologi versi mereka. Meski mendukung sikap Letitia, surat yang merupakan suara 11 mahasiswa itu menekankan bahwa sang profesor sebenarnya menekankan pada profesionalitas saat presentasi. Mengenai pemilihan kata yang terdengar kasar, sang profesor sudah meminta maaf berkali-kali di dalam kelas.
“Sayang sekali, karena Letitia keluar kelas, dia tidak mendengar penjelasan sang profesor dan kami percaya itu berkontribusi dalam miskomunikasi ini,” tulis para mahasiswa.
Undangan Letitia viral, bahkan ia didukung dekan dan beberapa profesor. Teman-teman Letitia menyarankan ia live Facebook saat presentasi. Pada hari H presentasi, Letitia menjelaskan hasil risetnya tentang rehabilitasi pengungsi di hadapan 44 akademisi. Letitia datang dengan baju yang sama saat ia dikritik Rebekah. Sebelum memulai presentasi Letitia melepas sepatu, kemeja, dan akhirnya celana. Setelah itu terhitung ada 28 tamu yang juga melepas baju.
|
Maksudnya apa ya? Bukannya bikin gagal fokus
Jaman edan... cari sensasi aja