View Single Post
Old 19th August 2017, 10:10
#10  
freya.
Moderators
freya. is offline

Join Date: Mar 2016
Location: di atas tanah, di bawah langit...
Posts: 19,264
freya. Super Legendfreya. Super Legendfreya. Super Legendfreya. Super Legendfreya. Super Legendfreya. Super Legendfreya. Super Legendfreya. Super Legendfreya. Super Legendfreya. Super Legendfreya. Super Legend

Default

Quote:
Originally Posted by PokokePaket View Post
Ini bukan soal materi Freya, tapi tentang org yg hidupnya "hampir" ngga ada gejolak/ masalahnya dia klo ada yg remeh remeh, sdgkan ada yg lain hidup penuh dengan masalah
Oh, okay. Kembali ke pendapat gue bahwa, apa yang kita lihat ttg kehidupan seseorg itu just a tip of an iceberg. Bahkan trhdp org sedeket saudara kandung aja, kita kdg gak tau persis kesusahan-kesusahan hatinya dan pergumulan hatinya stp saat.

Pernah ada meme convo papa-anak yg ceritanya digambarin sbg pemulung.

"Pa, kok hdp semua org indah dan enak-enak semua ya."

"Emang km liat di mana, nak??"

"Di path, pa."

Apa yg tampak dr luar oleh Poke bhw hdp seseorg itu gak ada gejolak dan lurus-lurus, adem-adem aja.. bisa jadi cuma a tip of an iceberg. Setiap hr dr mereka jg menghadapi pncobaan dan ujiannya masing2x, cuma gak di apdet aja di status


Quote:
Spt yg gw blg ke Shiori "Besar-kecilnya peluang seseorang terjurums saat menjalani kehidupan ini" Kan ada yg hidupnya penuh dgn rintangan & godaan, atau malah sedari kecil ikut geng jalanan, krn dr toddler dia yatim piatu, cuma geng ini yg mau rawat dia (walaupun dimanfaatkan)



Tapi ada kan A lain, yg nasibnya sama tapi ngga ada masalah kesuburan? hidupnya lancar2 aja, paling masalah dia, bulan ini ngga bisa ngopi di mall, soalnya mau beli samrtphone terbaru



Bukan Frey, gw ambil setting saat no sosmed & smartphone, utk melokalisir faktor "pengaruh luar" di contoh di atas Di jaman ada sosmed, seseorg yg terlahir di keluarga soleh, bisa aja suka porn, atau bikin nude vlog
Atau sebaliknya seorg preman, bisa tergerak harinya dgn quote2 agama dari faceb00k
jadi itu hanya utk melokalisir faktor luar, spt cara kerja ilmuwan saat meneliti deh, variabel nya disedikitin dulu spy mudah menganalisa, setelah mahir baru variabelnya diperbanyak

Tulisan sisanya gw setuju Frey, tapi udah agak OOT jadi ngga usah dibahas ya

Inti pertanyaan & contoh gw adalah :
Keadilan dilihat "Besar-kecilnya peluang seseorang terjurums saat menjalani kehidupan ini (masuk surga/neraka)"
pdhal ada yg dari lahir udah ngenes banget hidupnya, pdhal katanya startnya kan dari awal yg sama

Gw ambil dr pola pikir mundur yah
Mis kita dilomba lari, kan finish nya sama tuh (surga/neraka), & rule yg sama (anggap dulu ada 1 agama deh di dunia),
maka supaya adil, panjang lintasan yg harus ditempuh kan harusnya sama, yg berakibat mereka start di awal yg sama.

Sdgkan cth A & B kan seolah2 mereka tdk start di awal yg sama?
Org yg bernasib spt A & B, ada lho di dunia nyata, bukan sekedar imajinasi belaka
Hmm, okay..

Gimana kalo kita anggep begini, gak akan sama panjang lintasannya? Ada yg saat perlombaan Tuhan kasihnya dia sebagai peserta udah duduknya di kursi roda.. maka garis finishnya dipendekkan atau kalo ini lari rintangan maka rintangannya di design berbeda dgn mereka yg non-disabled. Sekali lagi, adil itu bukan berarti sama banyak-sama panjang-sama jumlah-sama berat. Makanya gue blg setiap org di uji coba nya beda2x sesuai dgn bagaimana Tuhan menilai kapasitas kemampuan masing-masing. Kalo Tuhan menilai kapasitas kita cuma bisa ngerjain soal ujian anak TK ya kita cm dkasi soal tambah-tambahan sederhana.
Reply With Quote