View Single Post
Old 12th October 2017, 19:22
#63  
bu.pun.su
Mania Member
bu.pun.su is offline

bu.pun.su's Avatar

Join Date: Jun 2011
Posts: 3,540
bu.pun.su Super Legendbu.pun.su Super Legendbu.pun.su Super Legendbu.pun.su Super Legendbu.pun.su Super Legendbu.pun.su Super Legendbu.pun.su Super Legendbu.pun.su Super Legendbu.pun.su Super Legendbu.pun.su Super Legendbu.pun.su Super Legend

Default

Quote:
Originally Posted by vanci View Post


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyaknya orang Indonesia berbelanja ke luar negeri seperti Hongkong dan Singapura, menjadi salah satu faktor pusat perbelanjaan di Tanah Air terlihat sepi dan bahkan memutuskan tutup. Demikian dikatakan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, Jakarta, Selasa (26/9/2017). Sumber : http://www.tribunnews.com/bisnis/201...a-dan-hongkong

Menurut ane, ini pendapat yang lebih cerdas dan otokritik bagi kebijakan pembangunan mal yang jor-joran tanpa ampun.

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Pengembang Apartemen Green Pramuka menilai tren menyedihkan sepinya sejumlah mal di Jakarta sebetulnya bukan karena turunnya daya beli masyarakat tetapi akibat strategi pengembang properti yang ketinggalan jaman.

"Kami sudah melihat itu sejak delapan tahun yang lalu. Saat itu, pada tahun 2010 jumlah pusat perbelanjaan (mal) yang ada di Jakarta mencapai 170 lebih atau setara lahan seluas 4 juta meter persegi. Melebihi batas ideal mal dan jumlah penduduk," ujar Marketing Director Green Pramuka City, Jeffry Yamin melalui siaran persnya di jakarta, Selasa, (19/09/2017).

Repotnya, lanjut Jeffry, kawan-kawan pengembang justru terus membangun mal padahal saat itu pemerintah DKI bahkan sampai mengeluarkan pembatasan pembangunan mal dengan mengeluarkan instruksi gubernur pada 12 Oktober 2011 namun pembangunan mal baru terus berjalan.

Potensi pengembangan mal saat itu disebabkan karena kecenderungan masyarakat Jakarta yang kerap menjadikan pusat perbelanjaan (mal) sebagai obat depresi dan stres. Bahkan ada data rata-rata orang Jakarta, mayoritas perempuan, menghabiskan sekitar tiga jam setiap kali mengunjungi mall.

Dengan kondisi tersebut, pembangunan pusat perbelanjaan terus berjalan. Sampai tahun 2013 terdapat 564 pusat perbelanjaan di Jakarta dengan jumlah terbanyak terdapat di area CBD (Central Business District).

"Sayangnya, para pengembang mengabaikan tren yang sedang terjadi pada masyarakat yang tinggal di megapolitan di negara-negara lain. Itu kalau Anda buka data, di negara Amerika Serikat sejak tahun 2010 sejumlah mal raksasa mulai sepi, beberapa malah tutup," tuturnya.

Mengutip data Green Street Advisors, lembaga pemantau industri pusat perbelanjaan, sejak tahun 2010 sedikitnya ada 30 mal di penjuru Amerika Serikat yang terpaksa ditutup dan 60 mal yang mulai sepi pengunjung.

Menurut Jeffry saat itu di Amerika Serikat para pengembang mal ramai-ramai menuding belanja daring (online shopping) sebagai biang keladi sepinya mal. "Namun tidak disadari hal itu terjadi karena jumlah mal yang terlalu banyak dan perubahan gaya hidup masyarakat kota besar," tutupnya.

Sumber : http://www.industry.co.id/read/16373...strategi-jadul


Btw, kemarin ane ke salah satu pusat perbelanjaan di deket Taman Mini (pasti sudah tau yang ane maksud), banyak toko yang tak berpenghuni. Sepi dan cuma diramein sama sales apartemen yang lagi heboh dimana-mana itu. Secara tuh pusat perbelanjaan memang masih satu group sama tuh apartemen yang di Cikarang.
Mal nya tutup jelas aja sepi

Coba cek gambarnya
Reply With Quote