View Single Post
Old 7th May 2017, 14:10
#3  
shiori_kamisaki
Mania Member
Femaleshiori_kamisaki is offline

shiori_kamisaki's Avatar

Join Date: Oct 2016
Location: Moodyz
Posts: 1,912
shiori_kamisaki has becoma a maestroshiori_kamisaki has becoma a maestroshiori_kamisaki has becoma a maestroshiori_kamisaki has becoma a maestroshiori_kamisaki has becoma a maestroshiori_kamisaki has becoma a maestroshiori_kamisaki has becoma a maestroshiori_kamisaki has becoma a maestro

Default

Lanjutan:

Quote:
Penutup

Surat ini saya kirimkan kepada Bapak Pendeta tersebut. Nama dan alamat bapak Pendeta tersebut sengaja tidak saya cantumkan di sini karena saya pandang tidak perlu, karena yang terpenting adalah isi dari surat tersebut, untuk kita renungkan bersama. Kesaksian serupa ini mungkin dapat pula saudara/i alami dengan situasi yang berbeda, dan saya berharap artikel ini dapat sedikit membantu. Di atas semua itu, ingatlah bahwa kita harus selalu siap untuk menjelaskan iman kita, namun harus selalu dengan kelemah-lembutan dan hormat (lih. 1Pet 3:15).

Perlu kita ingat di sini bahwa berhala yang lebih 'berbahaya' sekarang adalah bukan terbatas hanya patung, tetapi segala ciptaan yang kita anggap lebih utama dari Tuhan, misal, uang, TV, pekerjaan, kedudukan, kecantikan, koleksi barang antik, main game, dst., yang menggeserkan peran Tuhan di dalam hidup kita, dan yang menyita waktu kita sampai tidak ada waktu untuk ke gereja, berdoa dan membaca sabda-Nya. Hal ini malah lebih nyata pada jaman sekarang, ketimbang hal membuat patung lembu tuangan (lih. Ul 9:16), namun prinsipnya sama, yaitu menyembah ciptaan dan bukan Sang Pencipta.

Mari kita refleksikan, apa yang menjadi 'patung berhala' di dalam hidup kita, yang mengambil tempat Tuhan di hati kita. Mari kita berdoa agar Tuhan membantu kita mengangkat keterikatan kita terhadap benda-benda tersebut. Dengan demikian kita dapat mengasihi Allah dengan lebih sungguh, tidak hanya di mulut, tetapi sungguh turun sampai ke hati.

[1] Perintah kedua yang dibahas oleh Bapak Pendeta adalah "Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit… di bumi … atau yang ada di dalam air di bawah bumi."(Kel 20:4) Dalam pengajaran Gereja Katolik, perintah kedua adalah: "Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan (Kel 20:7), karena ayat ke-4 yang mengacu pada patung berhala merupakan kesatuan/kelanjutan dari perintah pertama yaitu, "Jangan ada allah lain dihadapan-Ku…"(Kel 20:3)
[2] Lihat Katekismus Gereja Katolik 2132, Penghormatan Kristen terhadap gambar tidak bertentangan dengan perintah pertama, yang melarang patung berhala. Karena 'penghormatan yang kita berikan kepada satu gambar menyangkut gambar asli di baliknya" (Basilius Spir 18,45) dan "siapa yang menghormati gambar, menghormati pribadi yang digambarkan di dalamnya" (Konsili Nisea II, DS 601). Penghormatan yang kita berikan kepada gambar-gambar adalah satu 'penghormatan yang khidmat', bukan penyembahan; penyembahan hanya boleh diberikan kepada Allah.

[3] Lihat KGK 2130, Tetapi di dalam Perjanjian Lama, Allah sudah menyuruh dan mengizinkan pembuatan patung, yang sebagai lambang harus menunjuk kepada keselamatan dengan perantaraan Sabda yang menjadi manusia: sebagai contoh, ular tembaga (bdk Bil 21:4-9; Keb 16-5-14, Yoh 3:14-15), tabut perjanjian dan kerub (bdk. Kel 25:10-22; 1 Raj 6:23-28; 7:23-26).

[4] Lihat KGK 2131, …Dengan penjelmaan menjadi manusia, Putera Allah membuka satu "tata gambar" yang baru
Semoga mencerahkan.

"Halo cyiiinnnn... Apa kareba???"
Reply With Quote