Jokowi dan para menteri sudah bagus sekali ingin memajukan pariwisata Danau Toba.
Eh malah ada gubernur yang ingin memundurkannya kembali dengan wacana wisata halalnya.
Kesan yang terlihat:
1. Gubernur juga pengen namanya diangkat sebagai orang yang berjasa membangun Danau Toba padahal gak ada pun peranmu kerjaanmu cuma mendampingi presiden aja, ingat ya hanya 10% warga Danau Toba yang memilihmu, mayoritas memilih Djarot-Sihar.
2. Gubernur iri, atau mungkin daerah lain di Sumut yang iri lalu ngomporin gubernur, karena yang diperhatikan oleh Jokowi adalah daerah2 Kristen seperti Danau Toba dan Pulau Nias. Ya salah kalian sendiri tidak bisa memikat hati pemerintah pusat agar memperhatikan kalian. Kalian kerjaannya nyinyir melulu sama presiden.
3. Karena rasa iri itulah maka gubernur berupaya meng-Islam-kan Danau Toba dengan cara seperti ini. Awal2nya cuma menertibkan babi dan membangun masjid. Bisa saja selanjutnya influx pendakwah. Seperti yang sudah terjadi di Papua. Ini harus diwaspadai.
Ingat ya, Bali dan Toraja sudah menolak wisata halal, maka sangat pantas Danau Toba juga menolaknya. Upaya Islamisasi Danau Toba wajib kami bendung. Jika pemprov Sumut masih ngotot, maka kami akan minta referendum. Danau Toba siap jadi provinsi sendiri.
|