View Single Post
Old 10th August 2018, 03:29
#1  
adama
Groupie Member
adama is offline

adama's Avatar

Join Date: Dec 2008
Location: Planet Keron
Posts: 32,179
adama Super Legendadama Super Legendadama Super Legendadama Super Legendadama Super Legendadama Super Legendadama Super Legendadama Super Legendadama Super Legendadama Super Legendadama Super Legend

Default "Nasionalis-relijius" terminologi politik yang dikritik, malah sekarang dipake.

Kemarin :

Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menolak penggunaan terminologi nasionalis-religius yang kerap dipakai belakangan ini. Hasto berpendapat kedua label itu sudah melekat satu sama lain.

"Karena kita ini bangsa yang bertuhan, nasionalis ya religius, religius nasionalis lah," kata Hasto yang ditemui di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu (1/8).

Kendati demikian Hasto menghormati siapapun yang memakai istilah tersebut.

Hari ini :

Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo menyatakan menggandeng Ketua Majelis Ulama Indonesia, Prof. Dr. Ma'ruf Amin sebagai pasangan bakal calon presiden dan calon wakil presiden pada pemilihan 2019. Jokowi menyatakan mempunyai alasan khusus mengapa memilih sosok Maruf yang cukup senior.

"Kami saling melengkapi, nasionalis-religius," kata Jokowi dalam jumpa pers di Restoran Plataran, Jakarta, Kamis (9/8).

Lihat juga: Jokowi Pilih Ma'ruf Amin sebagai Cawapres di Pemilu 2019

Dalam pertemuan itu, jajaran ketua umum dan sekretaris jenderal (sekjen) partai politik pendukung Jokowi ikut berkumpul di Plataran. Mereka semua menyatakan setuju dengan keputusan Jokowi memilih Ma'ruf Amin, dengan membubuhkan tanda tangan dalam surat persetujuan.


Ma'ruf Amin bukan kader partai politik. Namun, dia menduduki posisi sentral yaitu Rais Aam Nahdlatul Ulama, ormas Islam terbesar di Indonesia.
----------------------

Enggak usah sok-sok'an menolak lah, kan jadi keliatan munafiknya ketika sekarang dipake sendiri.

Heuheuheuheuheu.....
Reply With Quote