View Single Post
Old 22nd February 2008, 14:29
#6  
weduz_ganteng
Registered Member
weduz_ganteng is offline

weduz_ganteng's Avatar

Join Date: Feb 2008
Posts: 51
weduz_ganteng is a new comer

Talking

Jaman saya pertama kali kuliah di Tembalang th 90, keadaannya ngga seramai sekarang, waktu itu kost di jl tirto agung cuma 20 ribu, diisi 2 orang jadi satu org cuma ceban, makan di warung dgn menu nasi, sop, telur dadar dan teh manis cuma 500 rupiah.
Jl Tirto agung masih tanah becek, naik angkot dari kampus (undip) ke ngesrep cuma 150 rp, kampus undip waktu itu masih sebagian besar di pleburan, yg di tembalang cuma poltek, fngt, peternakan, dan sebagian kecil fak teknik, ada juga LPPU.
orang penduduk asli masih 'gemati' sama anak kost, kalo bayar telat, ngga dimarahi, sering dikasih makan malah, jadi itung2 seduluran. dengan harapan bisa dipek mantu. Tapi ternyata setelah pengalaman warga tembalang yg biasanya anak kost cuma bisanya morotin yg punya kost, dan pacaran sama anak yg punya kost sekedar lamis saja biar bayar kost bisa telat, kabarnya warga asli tembalang sdh ngga percaya lg sama anak2 kost, sekarang mereka lebih menjaga jarak dan anak kost saat ini dijadikan obyek bisnis.
Ngga seperti dulu, apa2 sekarang mesti bayar, ada uang ada kebaikan, jgn harap bisa bayar kost telat kalo ngga mau diusir..
dulu banyak sekali buah2an terrutama rambutan dan duren, sdh biasa kita sbg anak kost pasti dpt jatah kalo pas panenan, walaupun malamnya kalo kurang kita biasanya manjat sendiri pohon rambutan atau duren alias jadi maling.
Dulu pusat keramaian ad di banyumanik, kalo mau belanja, nonton pilem (Karina dan Banyumanik teater-BT) yang AC di Karina cuma 1000 perak yg BT cuma 500 perak, dijamin puas, apalagi sering jajan gorengan terutama tahu petis mesti ke Banyumanik. Sekarang 2 gedung bioskop itu tinggal kenangan.
Dulu Banyumanik lebih ramai daripada Tembalang, sekarang kebalikan Banyumanik jadi sepi, Tembalang malah ramainya minta ampun.
Harga tanah th 90-an masih murah katanya, sekarang harga tanah sdh nyampe jutaan rupiah per meter perseginya.
Ceritanya warga asli, dulunya Tembalang sebelum th 80-an adalah daerah minus, penduduknya terbelakang dan banyak gali dan garong, tapi stelah adanya kampus Undip mereka jadi makmur, dengan buka kost dan bisnis warung. Walaupun kemudian penduduk asli satu demi satu tersingkir, pada jualin tanahnya ke pendatang. Sekarang yg menguasai bisnis di tembalang sebagian besar warga pendatang.
Kuliah di Undip waktu itu SPP-nya cuma 120 rb /semester.
Reply With Quote