View Single Post
Old 12th February 2018, 12:33
#1  
fauzan3006
Addict Member
fauzan3006 is offline

Join Date: Nov 2017
Posts: 324
fauzan3006 is a star wannabefauzan3006 is a star wannabefauzan3006 is a star wannabe

Default Deretan Duet Maut dalam Sejarah Sepakbola

Transfer Aubameyang-Mkhitaryan mengingatkan beberapa duet maut yg pernah terjadi dan melegenda di dunia sepak bola.

Berikut di antaranya:

Quote:
Alfredo Di Stefano & Ferenc Puskas (Real Madrid)
Kendati keduanya sudah berumur 30-an tahun ketika main bareng di Real Madrid, Alfredo Di Stefano dan Ferenc Puskas tidak butuh waktu lama untuk saling "klik" di level domestik dan Eropa.
Dua trofi Piala Champions mampu mereka sabet, termasuk di final musim 1959/60 saat keduanya menghasilkan seluruh tujuh gol Madrid ke gawang Eintracht Frankfurt di Hampden Park.
Getty Images

Ian Rush & Kenny Dalglish (Liverpool)
Meski punya status legendaris di Liverpool, Kenny Dalglsih ternyata pernah sepuluh bulan paceklik gol pada 1981. Ketika itu, ia memasuki usia 30 tahun dan mulai mempertimbangkan untuk berpindah posisi ke gelandang.
Namun semuanya berubah ketika Ian Rush masuk ke lanskap permainan Liverpool. Dalglish kembali ditarik ke depan di belakang Rush, dan keduanya langsung meledak. Liverpool memenangi gelar ketika mereka bermain bersama dalam tiga musim. Keduanya mampu mengemas total 59 gol di musim 1983/84 yang turut menghasilkan Piala Champions.
Getty Images

Ruud Gullit & Marco van Basten (AC Milan & Belanda)
Setelah tampil impresif di timnas Belanda, Ruud Gullit dan Marco Van Basten -- plus Frank Rijkaard -- direkrut oleh AC Milan pada 1987. Selanjutnya, mereka membawa wakil Serie A Italia menuju pintu gerbang kesuksesan.
Di San Siro, duet keduanya sukses membawa pulang tiga Scudetto dan dua Piala Champions. Bersama timnas Belanda, gelar Piala Eropa tak lupa mereka persembahkan. Gullit dan Van Basten adalah duet penyerang terbaik di eranya.
Getty Images

Marcelo Salas & Ivan Zamorano (Cile)
Di era modern sekarang, sulit untuk membayangkan ada dua penyerang bertipe No.9 dalam Starting XI. Tapi di tahun 1990-an, hal itu pernah terwujud sukses di timnas Cile ketika Marcelo Salas and Ivan Zamorano main bareng satu lapangan.
Hasilnya, total kombinasi 71 gol berhasil mereka cetak untuk Cile. Sayang, minimnya talenta di belakang Salas-Zamorano membuat La Roja sulit mengejar titel.
Getty Images

Fernando Morientes & Raul (Real Madrid & Spanyol)
Saat pergantian milenium tiba, Fernando Morientes dan Raul Gonzalez adalah duet mematikan di Eropa. Koneksi telepatiknya membawa Real Madrid memasuki gerbang Galactico.
Keduanya juga bersahabat di luar lapangan. Raul menjadi salah satu saksi sakral dalam pernikahan Morientes. Raul juga menunjukkan solidaritas tinggi kepada Morientes dengan mengenakan jersey No.9 ketika partnernya itu disingkirkan dari skuat Piala Super Eropa 2002 menyusul kedatangan Ronaldo.
Getty Images

Andriy Shevchenko & Sergei Rebrov (Dynamo Kiev & Ukraina)
Setelah menggiring Dynamo Kiev menembus semi-final Liga Champions 1999, Andriy Shevchenko dan Sergei Rebrov langsung menjadi komoditi panas di Eropa.
Sheva dan Rebrov lantas meniti jalannya masing-masing, namun duet maut tersebut tetap utuh di level timnas dan berlanjut pada keberhasilan Ukraina menembus Piala Dunia untuk pertama kali pada 2006.
Getty Images

Dwight Yorke & Andy Cole (Manchester United)
Pertama kali bersinergi di musim 1998/99, kombinasi Dwight York dan Andy Cole langsung menghadirkan efek luar biasa. Keduanya adalah alasan utama mengapa Manchester United besutan Sir Alex Ferguson sukses merengkuh treble, terlepas dari fakta bahwa pengganti mereka -- Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer -- yang mencetak gol dramatis di final Liga Champions.
Pada musim itu, Cole dan Yorke tampil bareng di 36 partai di mana Red Devils hanya kalah sekali dalam periode itu. Total, kombinasi Cole-Yorke sukses menggelontorkan 53 gol di semua kompetisi dan berlanjut dengan 46 gol di musim selanjutnya
Getty

Thierry Henry & Dennis Bergkamp (Arsenal)
youtube
Inilah duo penyerang paling cantik di Liga Primer. Lebih dari sekadar mencetak gol, Thierry Henry dan Dennis Bergkamp membentuk kerja sama yang mirip sebuah puisi, melambangkan sepakbola mengalir Arsene Wenger di awal milenium.
Bersama keduanya, Arsenal meraih deretan gelar Piala FA dan Liga Primer Inggris. Namun musim paling dominan mereka terjadi pada 2001/02 di mana Henry mengamankan sepatu emas dengan 24 gol dan Bergkamp menjadi pelayannya yang setia. Aubameyang dan Mkhitaryan bisa belajar banyak dari mereka.
Getty Images

Fabio Cannavaro & Alessandro Nesta (Italia)
Sudah main bareng sejak di timnas junior Italia, Fabio Cannavaro dan Alessandro Nesta berkembang menjadi pasangan bek sentral tertangguh pada masanya.
Keduanya membantu Azzurri mencapai final Euro 2000. Di Piala Dunia 2006, Nesta cuma bisa main sampai fase grup akibat cedera, namun Cannavaro tetap memegang kendali dengan memimpin Italia hingga menjadi juara dunia .
Getty

Alessandro Del Piero & David Trezeguet (Juventus)

Terlepas dari skandal Calciopoli yang menjerat Juventus, Alessandro Del Piero dan David Trezeguet adalah pasangan lini depan lain yang layak digarisbawahi dalam sejarah modern Serie A. Apalagi, keduanya juga berbagi momen unik yang bakal membuat malu Edinson Cavani dan Neymar.
Terjadi di penghujung musim 2007/08, Del Piero dan Trezeguet memasuki giornata terakhir kontra Sampdoria dengan sama-sama mengoleksi 19 gol. Laga ini berubah menjadi ajang sportivitas berkelas karena keduanya saling memberi penalti satu dengan yang lain (dan sukses). Pada akhirnya, Del Piero mencetak dua gol di laga itu untuk memastikan titel Capocannoniere jatuh ke pelukannya.


Frank Lampard & Didier Drogba (Chelsea)


Didier Drogba dan Frank Lampard adalah tandem yang mengawali era gemilang Chelsea di bawah rezim Roman Abramovich.
Lampard memberikan 24 assist kepada Drogba di Liga Primer, yang menjadi rekor tersendiri. Lampard sendiri turut mencetak banyak gol dan bahkan tercatat sebagai topskor sepanjang masa klub.
Getty Images


Xavi Hernandez & Andres Iniesta (Barcelona & Spanyol)

[IMG][/IMG]
Salah satu pasangan gelandang terbaik sepanjang masa, Xavi Hernandez dan Andres Iniesta mengubah sejarah sepakbola modern dengan umpan-umpan akurat mereka untuk klub dan negara.
Selama Xavi dan Iniesta beroperasi di tengah lapangan, Barcelona mampu merengkuh empat titel Liga Champions, sementara Spanyol sukses mengangkat dua trofi Piala Eropa dan satu Piala Dunia.
Getty Images

Mesut Ozil & Cristiano Ronaldo (Real Madrid)
daily express
Barangkali merupakan pelayan terbaik Cristiano Ronaldo di Real Madrid, Mesut Ozil mengkreasikan gol demi gol untuk sang penyerang Portugal selama keduanya di Santiago Bernabeu selama tiga tahun (2010-2013).
Total, Ozil mengemas 27 assist untuk Ronaldo. Keduanya juga bahu membahu untuk menggiring Los Blancos meraih La Liga Spanyol 2011/12.
SUMBER

Ruud gulit-van basten
Xavi-Iniesta
Henry-Bergkamp

tiga ini sih paling the best.
ada lagi duet lainnya??
Reply With Quote