View Single Post
Old 23rd November 2008, 21:03
#4  
tafiaro
Mania Member
tafiaro is offline

tafiaro's Avatar

Join Date: Nov 2007
Location: suatu tempat di sana
Posts: 7,187
tafiaro is a legendtafiaro is a legendtafiaro is a legendtafiaro is a legendtafiaro is a legendtafiaro is a legendtafiaro is a legendtafiaro is a legendtafiaro is a legendtafiaro is a legendtafiaro is a legend

Default

Aspartam, pemanis yang biasa digunakan dalam minuman diet rendah kalori, tidak menempuh jalan yang mulus sejak disetujui penggunaannya oleh American Food and Drug Administration pada tahun 1981. Saat ini, lebih dari 100 juta orang mengkonsumsi aspartam setiap hari didalam lebih dari 1.500 produk makanan. Namun, belakangan ini kita sering menerima email yang menuduh aspartam menyebabkan 92 gejala, mulai dari sakit kepala, kelelahan, sklerosis ganda (gangguan pada sistem saraf pusat) dan eritematosis lupus sistemik (gangguan sistem autoimun yang menyerang berbagai sistem organ tubuh), sampai rasa pusing, vertigo, diabetes dan koma.

Aspartam diproduksi dengan mencampur dua asam amino, fenilalanin dan asam aspartat. Asam amino ini, seperti 18 atau lebih asam amino lainnya, ditemukan didalam protein yang kita makan dan menjadi bagian dari makanan yang kita konsumsi setiap hari. Didalam aspartam, fenilalanin dimodifikasi dengan penambahan kelompok kimia metil. Tugas perut adalah mempersiapkan makanan agar dapat memasuki aliran darah. Karena molekul aspartam terlalu besar untuk memasuki aliran darah, perut memecahnya menjadi tiga bagian yang lebih kecil yaitu fenilalanin, asam aspartat dan metanol.

Seperti semua mitos, kali ini ada juga kebenarannya. Dibawah lingkungan tertentu, dua dari tiga asam amino tersebut (fenilalanin dan metanol) dapat menjadi racun.

Fenilalanin adalah asam amino alami. Dinyatakan bahwa fenilalanin beracun karena berbagai alasan sehingga di kaleng minuman diet tercantum peringatan “untuk pengidap fenilketonuria: Mangandung fenilalanin”.

Fenilalanin sebenarnya beracun bagi orang yang mengidap fenilketonuria, penyakit yang sangat jarang, yang menyerang satu dari 15.000 orang. Orang-orang ini biasanya didiagnosis segera setelah lahir dengan tes “tusuk tumit” Guthrie. Pada mereka, fenilalanin tidak diolah dan bisa menyebabkan keracunan yang mengakibatkan kerusakan otak. Penderita feniketonuria harus melakukan diet ketat guna meminimalkan asupan fenilalanin sehingga dapat hidup normal.

Terdapat lebih banyak fenilalanin di makanan sehari-hari dibandingkan di dalam minuman diet. Misalnya, sekaleng minuman diet mengandung 100 mg fenilalanin, telur 300 mg, segelas susu 500 mg, dan hamburger yang besar 900 mg. Ini adalah produk yang disebutkan harus dihindari oleh para penderita fenilketonuria. Namun, 14.999 orang dari 15.000 orang tidak perlu khawatir dengan efek beracun fenilalanin.

Bahan kimia kedua adalah alkohol yang disebut metanol. Memang benar dalam jumlah banyak metanol akan menjadi racun. Namun, sekaleng minuman diet yang mengandung 20 mg metanol, dosis yang sangat rendah, akan mudah dicerna tubuh. Segelas jus buah akan memberi anda 40 mg metanol, dan minuman beralkohol 60-100 mg.

Akhirnya, tidak ada buku-buku medis yang menunjukkan hubungan antara konsumsi minuman diet dan 92 penyakit yang disebabkan oleh aspartam.

Aspartam adalah pemanis rendah kalori yang ditemukan pada tahun 1965. Pemanis ini 200 kali lebih manis dibandingkan gula. Memiliki beberapa nama, Equal, NutraSweet, Spoonful, E951, dll.

Menurut Food and Drug Administration Amerika Serikat, Acceptable Daily Intake (asupan harian yang aman) adalah sekitar 50 mg per kilogram berat badan dalam sehari. Untuk orang dengan berat 75 kg, itu setara dengan 20 kaleng minuman diet per hari.

Hal ini memunculkan beberapa reaksi negatif. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa minuman diet tidak menyebabkan reaksi alergi, sakit kepala, kanker, epilepsi, sklerosis ganda, penyakit parkinson, atau alzheimer. Minuman tersebut tidak mempengaruhi penglihatan, atau menyebabkan perubahan pada suasana hati, perilaku, atau proses berpikir. Juga minuman rendah kalori tidak menaikkan risiko perdarahan didalam tubuh, dan tidak berpengaruh buruk pada kesehatan gigi. Sebaliknya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa minuman diet dengan pemanis buatan merangsang nafsu makan, yang membuat anda makan terus padahal tidak lapar dan dengan demikian menggagalkan tujuan minuman diet.