View Single Post
Old 4th August 2017, 12:18
#1  
nurfitriaprilia
Addict Member
nurfitriaprilia is offline

Join Date: Mar 2017
Posts: 626
nurfitriaprilia has becoma a maestronurfitriaprilia has becoma a maestronurfitriaprilia has becoma a maestronurfitriaprilia has becoma a maestronurfitriaprilia has becoma a maestronurfitriaprilia has becoma a maestronurfitriaprilia has becoma a maestronurfitriaprilia has becoma a maestro

Default Emosi, Pernyataan Mamah Dedeh Soal Muslim Dilarang Jadi Dokter Hewan, Yang Bener Aja!




Kali ini nama Mamah Dedeh menjadi sorotan publik, setelah video yang menayangkan salah satu episode program TV-nya, viral di media sosial. Publik mengkritik pernyataan yang dilontarkannya saat memberikan jawaban kepada salah satu jamaahnya. Tak khayal, ceramahnya kali itu pun mengundang banyak kontroversi, bahkan ketua Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) sampai ikut berkomentar Nih! saya juga bakal berkomentar! Pasalnya, mamah dedeh bisa-bisanya bilang muslim jangan jadi dokter hewan, Hah?! Situ Sehat?

Video ini disorot karena Mamah Dedeh memberikan statement bahwa muslim tidak diperbolehkan menjadi dokter hewan.




Video ini menayangkan salah satu episode acara Mamah Dedeh di TV nasional. Seperti biasa, acara yang rutin ditayangkan setiap pagi itu dibuka oleh pembawa acara yang juga sering terlihat di layar kaca. Acara yang dihadiri kelompok-kelompok Majlis Ta’lim dari berbagai daerah di Indonesia itu basisnya memang tanya jawab. Jamaah bertanya, Mamah Dedeh menjawab.

Di video tersebut, tepatnya di menit ke-34, seorang hadirin bertanya mengenai najis yang berhubungan dengan profesi. Profesi yang dimaksud adalah dokter hewan. Jamaah itu menanyakan:

“Seorang dokter hewan setiap saat melaksanakan operasi, misalnya mengoperasi anjing, ini ‘kan najis mugholadhoh, apakah harus setiap saat pakai tanah, atau bisa pakai sabun?”
Mamah Dedeh menjawab:
“Harus pakai tanah tidak ada tawar menawarÃ¢Â€Â¦Ã¢Â€à 
Jawaban itu diakhiri dengan pernyataannya:
“…ka lau saran saya, kita sebagai seorang muslim, jangan jadi dokter hewan.”

Tak hanya itu, Mamah Dedeh bahkan menyarankan kalau perlu, si dokter hewan yang muslim harus menuliskan “Menerima Semua Binatang, Kecuali Anjing dan Babi” di papan nama tempat praktiknya. Karena menurutnya, dalam Islam sudah jelas perkara najis yang bisa ditimbulkan dari dua jenis binatang tersebut.

Pernyataan Mamah Dedeh tersebut disanggah banyak pihak, termasuk Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI), drh. Heru Setijanto




Sedih dan prihatin atas pernyataan mamah Dedeh yang kurang bijak. Saya muslim dan saya sangat bangga menjadi dokter hewan. Sebagai dokter hewan muslim saya tahu dan paham apa itu najis dan haram. Dan sebagai dokter hewan kamipun diajari bagaimana melindungi diri dari hal-hal yang demikian. Coba bayangkan jika di suatu daerah ada wabah penyakit zoonosis yang bisa menular dari hewan ke manusia, seperti rabies (dari anjing) atau Japanese Enchepalitis (dari babi) . dan disitu tak ada dokter hewan, maka malapetaka yang akan terjadi. Motto kami, dokter hewan Indonesia adalah “Manusya mriga satwa sewaka yang artinya mensejahterakan manusia melalui dunia hewan. Dokter hewan adalah profesi yang mulia dimana kalau hewan sehat maka manusiapun akan sehat. Siapakah yang akan mengawasi keamanan (safety and security) dan kesehatan hewan kurban .. ya dokter hewan. Siapakah yang mengawasi dan memonitor produk pangan asal hewan ya dokter hewan. Siapakah yang melakukan pengujian klinis pada hewan coba terhadap obat-obatan, kosmetik atau barang2 tertentu sebelum digunakan oleh manusia ya dokter hewan. Siapakah yang melakukan audit halal pada hewan sembelihan maupun pada produk pangan asal hewan ya dokter hewan. Jadi apakah seorang muslim tidak boleh jadi dokter hewan ???

Beberapa komentar publik juga banyak yang mengamini tanggapan dari Drh. Heru di atas. Sebagian besar memang kontra dengan pernyataan Mamah Dedeh..

“sangat disayangkan, pernyataan yang dikeluarkan dari seorang mamah dedeh sperti itu, semoga mamah dedeh paham dan mengerti profesi seorang dokter hewan sampai pada dasar-dasarnya bukan hanya dipermukaan. mencerahkan bukan memojokkan.” – Lian Aan.

“Tidak sepantas nya seorang ustadjah menghakimi profesi hanya karena air liur anjing adalah najis, bukan Berarti profesi qmi pun jadi sama najis nya dan tidak pantas utk dijalani seorang Muslim.” – drh. Anggy Ika Widyastuti.

“Tuhan kenapa ciptakan anjing n babi yah,kalo gitu dimusnahkan aja semua anjing dan babi dimuka bumi ini,ckckck,parah ini ustadjah,semuakan ada solusinya bukan melarang org muslim jadi dokter hewan,” – Anak Ingusan.



Terang saja banyak publik menyanggah pernyataan Mamah Dedeh. Mereka yang kontra sebagian besar melihatnya dari sisi medis, bahwa pekerjaan dokter hewan adalah pekerjaan yang mulia. Melalui tangan para dokter hewan, manusia bisa terhindar dari berbagai penyakit yang sumbernya dari hewan. Pada intinya kesejahteraan manusia bisa diperoleh melalui penanganan hewan yang baik. Biar bagaimanapun, kehidupan manusia dan hewan kan berjalan selaras dan berhubungan satu sama lain. Jadi ilmu terkait keduanya sama-sama dibutuhkan demi kemaslahatan umat.

Padahal kalau bicara soal penyakit hewan, lebih dari 50% penyakit yang menjangkit manusia itu berasal dari hewan, Mah!






Quote:
Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, drh. I Ketut Diarmita, MP mengatakan, angka zoonosis atau penyakit yang ditularkan oleh hewan ke manusia dan sebaliknya dalam beberapa literatur disebutkan mencapai angka 90-95 %. Ada pula yang menyebutkan angka 75%. Tapi yang jelas, lebih dari 50% penyakit manusia asalnya dari hewan. Posisi dokter hewan di sini menjadi sangat penting. Karena masalah penyakit menular akibat virus atau bakteri dari hewan ke manusia atau sebaliknya, bisa ditanggulangi dengan mempelajari masalah kesehatan hewan juga, bukan hanya fokus pada manusianya.

Wah! Emosi membara kok ya pas cari tau mengenai pernyataan mamah Dedeh ini. Kok ya bisa ngomong gitu? bukan soal meng-under estimate-kan profesi, tapi lebih ngeliat ke sisi agama yang dia maksudkan. Duh mah, kok rasanya anak muda kaya saya bisa berpikir lebih luas dibanding mamah dedeh yang udah punya titel ustadzah dan di-agung-kan oleh kelompok ibu-ibu karena bisa memberikan asupan rohani yang bagus, eh tapi ternyata...

Cukup ngeliat dari niatnya aja, mamah! Profesi dokter hewan sebagaimana yang dijelaskan di artikel diatas oleh Drh. Heru.. masa sihhhhh si mamah dedeh ini gak bisa membedakan mana yang haram? (maksudnya, ya pikir aja dokter hewan juga gak akan selalu menggunakan tangan kosong kan? banyak kok yang milih pake sarung tangan sintetis demi menjaga kesterilan dia dan si hewan!)

Last edited by nurfitriaprilia; 4th August 2017 at 15:01..
Reply With Quote