View Single Post
Old 2nd December 2015, 06:24
#14  
vanpersie1290
Mania Member
vanpersie1290 is offline

Join Date: Aug 2014
Posts: 1,565
vanpersie1290 is a legendvanpersie1290 is a legendvanpersie1290 is a legendvanpersie1290 is a legendvanpersie1290 is a legendvanpersie1290 is a legendvanpersie1290 is a legendvanpersie1290 is a legendvanpersie1290 is a legendvanpersie1290 is a legendvanpersie1290 is a legend

Default

Bab 6

Seperti biasa, Edo melihat mimpinya sama dengan kenyataan. Nyatanya Vanya ingin hidup sejahtera. Itulah mengapa Vanya belakangan ini terlihat galau.

Wardani dan Vanya dua orang yang berbeda, meskipun fisik mereka nyaris sama.

Edo menendang tong di depannya. Bukan karena lagi galau, tapi karena dia terjatuh gara-gara kesenggol tong itu.

Edo berdebat dengan tong itu.

"Jangan di tengah jalan dong. Di pinggir. Ngerti?"

Sambil ngedumel Edo berjalan pergi.

Hari ini ia akan main bersama Sasha. Enrique tadi menelepon, katanya Sasha tidak mau makan, kecuali bareng Edo.

Edo sebenarnya agak terganggu dengan kelakuan Sasha. Tapi, sudahlah. Pangkalnya mungkin akan baik jika bermain dengan Sasha.

Opini antara Edo dan Enrique agak menegang saat Edo bertanya kapan terakhir kali ziarah ke makam Wardani.

Enrique pura-pura bercermin. Dia bukan tipe orang yang bergigi emas.

Alias bukan orang yang suka jaim. Intinya, kalau dia tidak melihat manfaatnya dia tidak akan bergerak sedikit pun.

Dada bidang Edo membuat Enrique agak iri. Dia sudah beberapa kali meluangkan waktu untuk berolahraga atau ikut gym.

Tapi, selalu saja ada rasa malas ketika sudah jalan berminggu-minggu.

Bagaikan seorang penambang Edo mengajak Sasha bermain cangkul-cangkulan.

"Cangkul-cangkul-cangkul yang dalam, sampai botak tanahnya."

Samudera Hindia tiba-tiba terkena tsunami, saking fals-nya suara Edo.

Anak-anak cepat sekali menangkap pelajaran. Sasha langsung mengerti maksud Edo.

Dengan unsur keberaniannya, Sasha mengajak Edo main perang-perangan.

"Bukan perang, main cangkul-cangkulan."

"Dor."

Edo pura-pura kesakitan. Matanya tertutup.

Melihat kenyataan itu, Sasha menutup kepalanya dengan topi koboy.

Edo mengintip. Sasha mengeluarkan lagi pistolnya.

"Dor." Tindakan bar-bar Sasha membuat Edo tidak berkutik. Dia pingsan, Sasha mengambil inisiatif, dia mengambil peralatan kosmetik. Merias wajah Edo.

Lanjutan cerita/Bab 7

Last edited by vanpersie1290; 3rd December 2015 at 06:06..
Reply With Quote