View Single Post
Old 11th February 2009, 13:06
#16  
joan-joan-gerald
Banned
joan-joan-gerald is offline

Join Date: Aug 2008
Location: TK Ekadhyasa .....
Posts: 5,955
joan-joan-gerald is a legendjoan-joan-gerald is a legendjoan-joan-gerald is a legendjoan-joan-gerald is a legendjoan-joan-gerald is a legendjoan-joan-gerald is a legendjoan-joan-gerald is a legendjoan-joan-gerald is a legendjoan-joan-gerald is a legendjoan-joan-gerald is a legendjoan-joan-gerald is a legend

Send a message via Yahoo to joan-joan-gerald
Default

@thobinx, Sumber datamu-pun dari PNS Pemda... bukan dari sejarawan ... yang benar ah kalo cari data sumber ...

ini dari BPS Sumut
http://sumut.bps.go.id/taput/gambar/Sejarah.pdf

Ibukota Keresidenan adalah SIBOLGA dan bukan Padangsidimpuan.

I. MASA HINDIA BELANDA DAN JEPANG

Pada masa Hindia Belanda, Kabupaten Tapanuli Utara termasuk Kabupaten Dairi dan Toba Samosir yang sekarang termasuk dalam keresidenan Tapanuli yang dipimpin seorang Residen Bangsa Belanda yang berkedudukan di Sibolga.
Keresidenan Tapanuli yang dulu disebut Residentie Tapanuli terdiri dari 4Afdeling (Kabupaten) yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang idempuan,
Afdeling Sibolga dan Afdeling Nias.
-----------------------------
Afdeling itu setingkat kabupaten, jadi bukan setingkat keresidenan.
Afdeling PSP itu benar menjadi Kabupaten Tapsel, tapi bedakan antara Keresidenan Tapanuli berpusat di Sibolga dengan Afdeling PSP berpusat di PSP.
==========================

Perihal angkola merupakan etnis tersendiri, ini data sumbernya
http://rajabatak2.wordpress.com/2008...ak-suku-batak/

4. PUAK MANDAILING DAN ANGKOLA

Wilayah Mandailing membentang dengan begitu luas sehingga pemerintah penjajah memberinya nama Groot Mandailing (Mandailing Godang), atau Mandailing Raya. Penduduk di sekitar wilayah ini menamakan diri sebagai orang (puak) Mandailing. Bersebelahan dengan daerah ini, di Sipirok bermukim penduduk yang menamakan diri sebagai puak Angkola. Tidak ada sesuatu yang dapat dijadikan sebagai pembeda antara puak Angkola dan puak Mandailing, karena umumnya mereka mempunyai marga yang sama seperti Siregar, Nasution, Lubis atau Harahap.

Konon, penduduk di daerah ini menyebut dirinya sebagai orang Angkola karena keteguhannya pada aturan-aturan adat. Aturan-aturan adat dijalankan dengan begitu keras, misalnya dalam adat perkawinan. Perkawinan satu marga di Angkola dianggap tabu, berbeda dari wilayah tetangganya Mandailing. Di Mandailing, aturan-aturan seperti ini sudah banyak dilanggar. Di daerah ini, perkawinan lebih didasarkan menurut aturan agama, bukan menurut aturan adat, sehingga perkawinan satu marga, bukanlah sesuatu yang terlarang.


------------------

Kalau dibilang angkola berbeda dengan etnis lain dan berdiri sendiri, itu salah besar. Coba lihat dalam bahasanya, justru dengan bahasa asli Toba mereka lebih mendekati daripada Karo atau Simalungun. tatanan peradatannya juga lebih mirip dengan Toba.

Dan yang pasti, andung2 atau onang2 (angk.) hanya ada di kedua puak (angkola/mandailing dan Toba).

Lalu apa dasarnya bilang angkola adalah etnis tersendiri?

Etnis tersendiri di SUmut hanya ada 3, Melayu, Barus dan Nias. Mungkin itu bisa membuka wawasan PNS Pemda itu.

=============================

Sekarang coba kita lihat perbandingan antara Toba dan Angkola menurut data sumber anda :

Data sumber anda :

Etnik Angkola memiliki ciri tersendiri, seperti :

-Falsafah dasar "Dalihan Na Tolu", sebagai tatanan/pandangan hidup sampai saat ini tetap dipedomani, (Dalihan Na Tolu adalah juga falsafah Mandailing dan Toba secara khusus, dan Karo SImalungun Pakpak secara umum, jadi itu bukan ciri Angkola, itu ciri BATAK)
-Adat Istiadat Budaya,
-Pakaian Adat dengan Tenunan sendiri, (Istilah Tenun dalam semua bahasa Batak disebut TONUN, ini menunjukkan bahwa Angkola juga adalah Batak)
-Bahasa dengan Aksara. Bahasa yang kaya dengan tingkatan penggunaannya Biasa, Andung, Bura atau yang lainnya dapat diperdalam melalui Impola Ni Hata. Sedangkan Aksara Angkola yang jika dibaca menurut ejaan Latin adalah A, HA, MA, NA, RA, TA, I, JA, PA, U, WA, SA, DA,BA, LA, NGA, KA, CA, NYA, GA, YA ( Konsonan Ina ni Surat). Dilengkapi dengan simbol yang menandakan perubahan bunyi Vokal E, I, O, dan U serta Simbol Pembatas disebut Pangolat menandakan huruf mati, misalnya NGA menjadi NG, dll. Bentuk huruf/abjadnya jelas ada tersendiri lain dari aksara etnik lainnya. (Ini jelas salah fatal kalo bilang hanya ada di angkola. Mandailing dan Toba mengenal istilah Pangolat dan berabjad sama A Ha Ma Na Ra Ta .. dst. dan juga perubahan bunyi vokal dari konsonan, misal menulis RATAP ditulis RATAPA dengan pangolat pada PA sehingga menjadi RATAP.)
-Mempunyai Kesenian dan Alatnya serta Ornamen khas. (Gondang Sambilan atau Gendang Sembilan dalam bahasa Batak disebut Garantung)
-Dalam pergaulan sehari-hari mempunyai tidak kurang dari 135 jenis Tutur/Sapaan.
-dan lain-lain ciri khas kebudayaannya yang telah dianut secara turun temurun.

Jadi JElas Angkola adalah PUAK BATAK yang meungkin mengalami perubahan pandangan karena begitu ketatnya mereka menjalankan adatnya.

Mengenai sejarah Tapsel :
ini data sumber yang lebih dipercaya
http://www.tapselkab.go.id/sejarah.php

-------------------------------------

Disitu jelas tertulis bahwa PSP itu bukan ibukota Tapanuli, tapi ibukota afdeling PSP.
Reply With Quote