View Single Post
Old 11th January 2015, 13:27
#2321  
MrRyanbandung
Mania Member
MrRyanbandung is offline

Join Date: Mar 2012
Posts: 5,580
MrRyanbandung is a new comer

Default Seorang kru rtm masuk rumah sakit, di titian muhibah (tvri programa 1) ada musibah

UNTUK kesekian kalinya, TVRI Bandung mendpaat giliran menggarap Titian Muhibah Senada Seirama (TMSS) dengan menampilkan sejumlah artis nasional dan seni budaya daerah Parahyangan. Paket ini, menurut rencana (saat itu) akan ditayangkan Rabu malam, 31 Agustus 1994.

Pemandu acara Wina Erlina dan Yoseph Ibrahim (TVRI Bandung), yang didampingi Azizul Kahmis serta Nora dari RTM, hampir sepekan sibuk berkeliling mengunjungi berbagai objek wisata yang ada di Jawa Barat, sambil sesekali mereka “cuap-cuap” menerangkan seni budaya yang dijumpainya. Menurut Djuha Irawadi, salah seorang pejabat TVRI Bandung, pihaknya merasa bangga mendapat kepercayaan dari stasiun TVRI Pusat, untuk mengelola TMSS ini.

Artis yang mendukung acara ini adalah kelompok solidaritas yang terdiri dari Ita Purnamasari, serta rocker seperti Achmad Albar, Nicky Astria, Ikang Fawzi, dll. Mereka menyuguhkan lagu Bunga Kehidupan, dalam bentuk video klip.

Sementara artis Kota Kembang, Inna Rawie, membawakan lagu Tak Ingin dengan irama pop, mengambil lokasi syuting di Kawah Putih, Ciwidey, kabupaten Bandung. Selain itu kelompok Sukanyanyi yang terdiri dari lima orang personil, membawakan medley lagu daerah didampingi 16 penyanyi latar, lengkap dengan ‘dancer’-nya. Tak ketinggalan penyanyi yang belum lama menikah (saat itu), Ruth Sahanaya, ikut ambil bagian dalam acara Titian Muhibah kali ini, meski dalam bentuk video klip lagu Yang Terbaik. Kesenian khas daerah Sisingaan yang dibawakan oleh ingkung Seni “Dangieung Pajajaran” tampil dengan latar belakang panorama perkebunan PTP XIII Ciwidey.

Sementara Malaysia didukung artis yang cukup terkenal di negaranya. Misalnya, Nora tampil dengan membawa lagu Sandiwara dan Sister-Sisters dengan lagu Cinta Hitam Merah Putih Biru, sejenis tarian ritual asal Persia yang disebut Borea, dibawakan grup dari pulau Pinang dengan masa tayang enam menit.

Selain itu, Bandung sendiri tak luput dari liputan kru televisi Malaysia. Tempat-tempat yang akan muncul (saat itu) adalah stasiun kereta api Bandung, Gedung Sate, sentra sepatu Cibaduyut, toko pakaian jeans Cihampelas, dan si saung angklung pak Udjo di Padasuka. Di tempat inilah, tayangan TMSS diakhiri dengan menyanyikan lagu kemerdekaan Malaysia dan lagu 17 Agustus (Hari Merdeka), diiringi oleh grup angklung pak Udjo. Instrumen angklung ini sempat membikin bengong pemandu acara serat kru RTM.

Malaysia sendiri tidak mau ketinggalan untuk memperlihat seni budaya negaranya. Mereka hanya mengambil lokasi di seputar kota lama. Dua kru RTM sempat mendapat musibah. Mereka mengalami sakit hingga salah seorang di antaranya, Mochazani, sempat dirawat di Rumah Sakit Borromeus. Sedangkan Nora sempat dirawat dokter di sebuah hotel di Dago Utara.

Dok. Pikiran Rakyat, 28 Agustus 1994, dengan sedikit perubahan
Reply With Quote