View Single Post
Old 20th January 2017, 13:42
#1  
_kupu.kupu_
Groupie Member
_kupu.kupu_ is offline

_kupu.kupu_'s Avatar

Join Date: Jan 2013
Posts: 21,483
_kupu.kupu_ Super Legend_kupu.kupu_ Super Legend_kupu.kupu_ Super Legend_kupu.kupu_ Super Legend_kupu.kupu_ Super Legend_kupu.kupu_ Super Legend_kupu.kupu_ Super Legend_kupu.kupu_ Super Legend_kupu.kupu_ Super Legend_kupu.kupu_ Super Legend_kupu.kupu_ Super Legend

Default "xXx: The Return of Xander Cage": Kembali Bersenang-senang dengan Vin Diesel

Jakarta - Setelah enggan bermain dalam sekuelnya yang kurang berkesan di tahun 2005 dan sosoknya digantikan oleh Ice Cube, Vin Diesel kembali mengenakan mantel bulunya yang spektakuler dalam sekuel "resmi" serial xXx yang kali ini diberi sub-judul 'The Return of Xander Cage'. Kursi sutradara sekarang dipegang oleh D.J Caruso yang pernah menggembleng Shia LaBeouf dalam 'Disturbia'.

Sesuai dengan judulnya yang spoiler, film ini menceritakan tentang kembalinya Cage (Vin Diesel) setelah sekelompok kriminal yang berbahaya mencuri sebuah benda bernama Kotak Pandora. Atasan Cage yang baru, Jane Marke (Toni Collette, berusaha keras untuk tidak menjulingkan mata setiap kali mengucapkan dialog yang menggelikan) mengatakan bahwa Kotak Pandora tersebut bisa menghancurkan dunia dalam sekejap. Kotak tersebut dapat memanipulasi satelit sehingga mereka bisa berguguran dan menjadi bom yang ampuh.

Cage akhirnya setuju untuk membantu Marke menangkap para kriminal itu setelah dia diberi lampu hijau untuk merekrut anggota gengnya sendiri. Anggota gengnya terdiri atas Adele (Ruby Rose, lulusan dari season ketiga serial Netflix 'Orange Is The New Black'), seorang sniper yang ahli; Tennyson (Rory McCann) yang hobinya menabrakkan dirinya; dan Zhou (Kris Wu), seorang DJ generasi millenial yang jago membuat suasana menjadi riuh. Keempatnya bersiap untuk melawan musuh yang juga berbahaya. Dan di sinilah kesenangan dimulai.

Ketika film pertama 'xXx' dirilis pada tahun 2002, penonton merasa menemukan alternatif baru atas kisah agen rahasia. Di dunia tempat agen yang paling nge-hits hanya James Bond dan mungkin Ethan Hunt, sosok Xander Cage dianggap begitu berbahaya, sangar dan terus terang, cool banget. Saat itu, sosok-sosok agen rahasia alternatif seperti Jason Bourne masih belum melesat. Generasi brondong seperti yang ada di 'Kingsman' pun belum juga nampang. Xander Cage adalah satu-satunya idola penonton yang mengharapkan agen rahasia yang begitu beringas, lengkap dengan mantel bulunya, misi ke Eropa Timur dan keseksian Asia Argento yang begitu memabukkan.

Kesuksesan film pertamanya membuat studionya segera menggarap sekuelnya. Sayangnya, Vin Diesel tidak mau bergabung, yang akhirnya menjadikan 'xXx: State of the Union' gagal di pasaran. Waktu akhirnya mengubah segalanya. Duduk sebagai salah satu produser, Vin Diesel akhirnya mengiyakan lagi untuk menggila menjadi Xander Cage dalam sekuel ketiga ini.

Yang membedakan sekuel kali ini adalah aura filmnya. Secara garis besar, masih menawarkan hal yang sama: aksi-aksi gila tidak masuk akal—seperti balapan motor di atas lautan berombak—dan cewek-cewek seksi dengan baju yang minim. Yang membedakan adalah pembawaan filmnya.

Jika film pertamanya masih menganggap dirinya serius, lengkap dengan masalah dan tokoh-tokoh yang agak kompleks—untuk ukuran film blockbuster—film ini tidak malu-malu untuk mengatakan bahwa dia adalah film yang murni ditujukan untuk melarikan diri dari kepenatan harian Anda. 'The Return of Xander Cage' adalah pure escapism. Itulah sebabnya, ada tokoh seorang DJ di antara agen-agen yang sedang menyamar. Itulah sebabnya, Cage terpaksa harus berhadapan dengan hacker yang terlihat seperti model Maxim ketika sedang berenang. Itulah sebabnya, Cage harus "melayani" asisten hacker yang cantik-cantik demi mendapatkan info yang dia dapatkan.

Skrip yang ditulis F. Scott Frazier penuh dengan kalimat one liner dan kadang mengolok diri sendiri. Ia gemar memainkan konvensi film-film sejenis. Ketika Cage masuk ke sebuah ruangan di pesawat yang penuh dengan komputer, ia bertanya kenapa harus ada ini semua. Marke dengan enteng menjawab, "Kelihatan keren kan?"

'The Return of Xander Cage' sama sekali bukan jenis tontonan cerdas; skripnya seperti ditulis oleh bocah umur tiga belas tahun yang baru akil balig, dan mengidolakan Steve Aoki. Tidak ada satu pun plot yang membingungkan. Tidak ada satu pun kejutan. Semuanya pernah Anda tonton di film-film sejenis. Tapi, kadang Anda membutuhkan tontonan seperti ini untuk melepaskan diri dari deadline yang menumpuk. Menonton Vin Diesel melayang di udara dan berkelahi dengan Donnie Yen bisa jadi obat yang mujarab untuk itu.

Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.
(mmu/mmu)
Reply With Quote