Sunda Bogor Vs Sunda Bandung...(Part III)
Cirebon
Mang Napiiisss....nuju naun? hehe...
Mang Napis alias Naftzer adalah ikon orang Cirebon yang bekelana dikolam DFRB, demikian juga dengan tata bahasa kesundaannya yang terpengaruh daerah itu. Kalu dibandingkan dengan Basa Sunda Mang Kuya atau Tresna ini ibarat bumi dan langit, apalagi tentunya kalau dibandingkan dengan bahasa Sunda Pasirkuda, lebih jauh lagiiii dibawah...
Orang Cirebon lebih didominasi Islam Abangan yang berpikiran pragmatis. Jadi disebut Islam teuing oge henteu, begitulah kira-kira. Budaya mereka itu pengaruhnya hingga Majalengka dan kampungnya Mang Acil di Kuningan. Karakter khas masyarakat pesisir ini adalah progresif, terbuka, temperamental, keras, dan merasa tidak terafiliasi dengan pedalaman (Priangan). Tidak mengherankan memang Mang Napis tidak menikahi gadis priangan (padahal memang tidak ada gadis priangan yg mau hehe...)
Tatar Pamalayon dan Purwakarta
Tatar ini meliputi Bekasi dan Depok, didominasi etnis Melayu Betawi. Ciri khas mayarakatnya berbahasa Melayu dialek Betawi dengan karakter masyarakatnya lebih terbuka. Wilayah ini menjadi percampuran multietnis karena imbas dari Jakarta
Tatar berikutnya adalah Purwakarta. Daerah ini merupakan daerah baru yang wilayahnya mencakup Purwakarta, Subang, dan Karawang. Wilayah itu dulu merupakan tanah-tanah partikelir yang dikuasai swasta. Ciri khas daerah ini ditandai dengan tidak berkembangnya kebudayaan. Kultur Sunda dan Jawa sama- sama kuat; kultur Sunda di wilayah selatan, sementara Jawa di pesisir.
Bogor - The Last Frontier...
(Bersambung...)
|