View Single Post
Old 7th December 2018, 23:31
#1  
yoo.jeongyeon.380
Mania Member
yoo.jeongyeon.380 is offline

yoo.jeongyeon.380's Avatar

Join Date: Nov 2018
Location: TWICE - JYP Entertainment - Korea
Posts: 5,441
yoo.jeongyeon.380 Super Legendyoo.jeongyeon.380 Super Legendyoo.jeongyeon.380 Super Legendyoo.jeongyeon.380 Super Legendyoo.jeongyeon.380 Super Legendyoo.jeongyeon.380 Super Legendyoo.jeongyeon.380 Super Legendyoo.jeongyeon.380 Super Legendyoo.jeongyeon.380 Super Legendyoo.jeongyeon.380 Super Legendyoo.jeongyeon.380 Super Legend

Default Kehebohan ketika seseorang pindah agama

Baru2 ini kita mendengar tentang Lindswell Kwok yang masuk Islam dan menggunakan hijab. Berita2 tentang Lindswell Kwok, bukan soal medali atau prestasi yang dia sumbangkan tapi soal kepindahannya ke agama yang baru, memenuhi timeline media sosial di negara ini dan menjadi headline di situs2 berita.

Belum lama sebelum itu, kita juga dihebohkan dengan Roger Danuarta yang dikabarkan sudah masuk Islam, dan ini juga menjadi trending topic di mana-mana.

Kita juga melihat orang2 seperti Felix Siauw dan Irena Handono yang dengan bangga melabelkan dirinya "mantan Katolik" yang masuk Islam lalu berceramah di mana-mana memberi kesaksian.

Sebenarnya, menurut seorang teman saya, pelopor budaya seperti ini adalah orang Protestan.

Quote:
http://www.ekaristi.org/forum/viewto...=6425&start=27

Ini ditambah fakta bahwa "kesaksian" adalah sesuatu yang penting dalam peribadatan Protestant sampai sampai mengambil bagian dalam peribadatan Protestant (Altar Call etc). Model semacam ini tidak ada dalam peribadatan Gereja Katolik. Tidak hanya dalam peribadatan, tapi dalam berbagai kesempatan Protestant cenderung lebih outspoken terhadap konversi mereka. Orang Katolik bukannya malu terhadap konversi mereka, tapi mentalitas Katolik membuat mereka tidak perlu ngobral sana-ngobral sini atas konversi mereka.

Mentalitas selalu menggembar-gemborkan ini memang khas Protestant dan tidak dijumpai di agama lain. Jarang sekali umat Budha mengatakan konversi, atau diundang ke suatu seminar KKR (atau apapun istilahnya bagi umat Budha) untuk share kesaksiannya. Islam pun juga begitu (meskipun akhir-akhir ini Islam semakin terpengaruh Protestant dengan menggembar-gemborkan "muallah" mereka, tapi kalau ingat Islam secara umum dan Islam sebelum tahun 1998, mentalitasnya persis agama-agama lainnya [ie. Katolik, Budha, Hindu etc]).
Gak tau bagaimana, budaya orang Protestan, terutama yang pindah ke agama lain, untuk memberikan kesaksian secara publik dalam berbagai acara, seperti yang akhir2 ini sering dilakukan Polo (Srimulat) dan Asmirandah, ternyata juga mulai ditiru orang2 Islam.

Orang2 yang jadi mualaf, terutama yang beken, direkrut untuk berbicara di acara2 pengajian dan lainnya, dan mereka biasanya akan pamer status mereka sebagai "mantan pemeluk agama xxxxxxx", ya seperti Felix Siauw dan Irena Handono.

Beda sekali dengan orang Katolik, yang tidak pernah bersikap "over" ketika seseorang menjadi Katolik, juga memamerkannya ke orang lain atau membuatnya menjadi headline media nasional.

Di gereja-gereja selalu ada saja baptisan dewasa, biasanya pada malam Paskah. Tapi tidak pernah nama-nama yang dibaptis dewasa alias menjadi Katolik ini dipajang di papan pengumuman gereja atau disiarkan dalam media2 Katolik seperti majalah Hidup.

Ketika Chelsea Olivia menjadi Katolik, sikap umat Katolik umumnya biasa saja. Mungkin bersyukur dalam hati, tapi tidak heboh. Justru selentingan beredar bahwa Chelsea dan suaminya (Glenn Alinskie) ini sering langsung pulang setelah komuni. Tapi benar atau tidaknya saya tidak tau ya.

Mgr Albertus Sugiopranoto, SJ, mantan Uskup Agung Semarang yang juga salah satu pahlawan nasional Indonesia, lahir dan dibesarkan oleh orang tua Muslim, dan kemudian menjadi Katolik ketika dewasa. Tapi saya belum pernah dengar beliau membanggakan statusnya sebagai "mantan Muslim" di hadapan publik. Sebagai seorang nasionalis, beliau berjumpa dengan berbagai tokoh negara, dan sepertinya mereka tidak tau kalau Mgr Soegija adalah mantan Muslim.

Begitu juga Romo Ibnu Fajar Muhammad, MSF. Dari namanya ketauan sekali bahwa dia mantan Muslim. Tapi beliau tidak pernah memamerkan statusnya sebagai "mantan Muslim" dan berceramah ke mana-mana. Khotbah dan homilinya sama saja dengan para romo lainnya, tentang Yesus, tentang ajaran Gereja Katolik, dan tentang kasih.

Apa tidak sebaiknya Protestan dan Muslim bersikap lebih "humble", lebih rendah hati dan tidak perlu menggembar-gemborkan kisah orang2 yang masuk agama lainnya?

Mungkin ada yang tau di jaman sebelum reformasi apakah di media-media kisah seperti ini juga menjadi bahan berita yang bombastis?

Reply With Quote