View Single Post
Old 11th January 2015, 13:33
#2329  
MrRyanbandung
Mania Member
MrRyanbandung is offline

Join Date: Mar 2012
Posts: 5,580
MrRyanbandung is a new comer

Default Tpi, rcti, & anteve berebut tayangkan sinetron semi-sejarah

SINETRON jenis sage atau semi sejarah, cerita berbingkai sejarah, tapi sebenarnya bukan (murni) sejarah, terakhir (waktu itu) ini menjadi trend. TPI (Televisi Pendidikan Indonesia), RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia), dan ANteve (Andalas Televisi) berebut menayangkan sinetron jenis ini. Walaupun kalangan praktisi pertelevisian, justru hanya melihat maraknya sinetron sage sebagai trend saja yang pada saatnya akan berganti dengan trend lain.

Sinetron berbiaya ratusan juta hingga Rp 1 milyar ini, konon sangat menguntungkan pihak televisi dan produser. Dan keberhasilan ini sesungguhnya kelanjutan sukses cerita sage di radio swasta dan film layar lebar sebelumnya.

Pihak TPI sangat mengklaim sebagai pelempar trend (‘trendsetter’) maraknya sinetron sage televisi. Televisi pendidikan (waktu itu) ini memang mengawalinya dengan memutar 52 episode Mahkota Mayangkara (MM) di tahun 1993. Cerita yang dibuat penulis skenario cerita radio S Tijab dengan sutradara Lilik Sudjio ini, mengambil latar belakang kerajaan Majapahit semasa Prabu Jayanegara, raja kedua negeri itu, yang memerintah tahun 1309-1328 M. Mahkota Mayangkara meledak. TPI pun lantas menayangkan Saur Sepuh (SS), cerita sage karya Niki Kosasih, pada pertengahan 1993/1994. Juga meledak dengan 26 episode (Kisah Darah Biru) dan 26 episode (Perjalanan Berdarah) bercerita tentang kerajaan Madangkara di tatar Sunda.

Entah berapa episode TPI diuntungkan, televisi swasta ini semakin ketagihan. Mulai medio 1994 ini diputarlah lanjutan Saur Sepuh dengan episode Satria Madangkara 26 episode, yang diproduksi PT Global Sarana Nusantara dengan produksi pelaksana PT Genta Nusa Dwipantara, yang disutradarai Abdul Kadir dan El Badrun.

Bahkan menurut Hadi Abdullah, kasubsie program cerita TPI, pihaknya telah mempersiapkan cerita karya lain S Tijab, Kaca Benggala dengan sutradara Imam Tantowi. Cerita ini berlatar belakang kerajaan Mataram islam, dibuat 52 episode.

Rupanya ledakan demi ledakan sinetron TPI sempat mengusik perhatian. ANteve yang sejak Mei 1993 lewat PT Menara Gading Citra Perkasa, mulai memproduksi sinetron sage berjudul Singgasana Brama Kumbara. Tentu saja ini cerita tentang Prabu Brama Kumbara dari sebuah kerajaan di tatar kulon Madangkara. Cerita karya Niki Kosasih dengan penulis skenario Imam Tantowi dan sutradara Denny HW hingga 1994, belum terdengar kabar berikutnya.

Sinetron berbiaya produksi sekitar Rp 800 juta ini, dibuat untuk 52 episode, diperkuat artis Yati Octavia, Minati Atmanegara, Murti Sari Dewi, Devi Permatasari, Advent Bangun, dll. Tak hanya TPI dan ANteve. Terakhir, terbetik kabar, PT Bola Dunia Film (kabarnya bersama PT Menara Gading Citra Perkasa) siap memproduksi lanjutan serial Mahkota Mayangkara dengan episode Mahkota Milwatikta (MW) karya S Tijab, untuk tayangan di RCTI.

Belum jelas (waktu itu), alasan mengapa lanjutan MM malah dilarikan ke televisi swasta lain, bukan TPI. “Khan kontrak MM sudah habis,” ujar Hadi Abdullah dari TPI. Sayang, ia tak merinci, mengapa tak dilanjutkan. Tapi, sebuah sumber menduga, pengalihan tersebut karena alasan nilai kontrak yang tak tercapai antara TPI dan produser.

MM dalam ratingnya pernah mengalahkan cerita film India, Ramayana, yang juga meledak di TPI. Menurut sumber itu, wajar kalau pihak produser menuntut nilai kontrak lebih memadai ketimbang sebelumnya. Tapi, pihak produser belum berhasil dimintai keterangan tentang hal ini.

Belum ada keterangan dari pihak RCTI (saat itu). Yang pasti, sinetron sage MW dimulai produsernya tanggal 5 Juli 1994 ini. Tak lagi ditangani sutradara Lilik Sudjio, melainkan oleh Abnar Ramli. Tapi, menurut penuturan Eddy Chaniago, pemeran Rakuti dalam Mahkota Wilwatikta, ada perubahan beberapa non-pemain dalam Mahkota Wilwatikta. “Tapi, saya belum tau jelas siapa saja,” katanya.

Agaknya, perang sinetron sage masih akan berlangsung dalam beberapa waktu yang saat itu akan datang, setidaknya didasarkan perkiraan Hadi Abdullah, kasubsie program cerita TPI. “Beberapa tahun lagi, trend sinetron jenis ini masih ada,” katanya meramalkan.

Sukses di radio dan film

Ketika maraknya sinetron jenis sage, dua nama penulis cerita semi sejarah ini mencuat ke permukaan Niki Kosasih dan S Tijab. Keduanya ditumbuhkan di Sanggar Prathivi, walaupun kemudian keluar. Niki terkenal dengan cerita Saur Sepuh dan S Tijab dengan Tutur Tinular. Kedua cerita itu sukses besar di radio-radio swasta. Serial Saur Sepuh (SS) misalnya, telah diputar sekitar 2.760 seri atau sekitar 46 episode. Cerita yang disiarkan lebih dari 300 radio swasta itu, direkam PT Harvana Record dengan sponsor PT Kalbe Farma.

Setelah itu, insan-insan film melirik. Maka ada sejumlah perusahaan film, meminta pihak pemegang hak cipta Saur Sepuh, PT Kalbe Farma, untuk menyangkut sandiwara radio tersebut ke layar film. Akhirnya, PT Kanta Indah Film dengan sutradara Imam Tantowi, mendapatkan order. Sekitar lima episode difilmkan dan sukses! SS (Satria Madangkara), SS-2 (Pessangrahan Keramat), SS-3 (Kembang Gunung Lawu), SS-4 (Titisan Darah Biru), dan SS-5 (Istana Atap Langit). Menurut Niki Kosasih, cerita itu dipikirkannya sekitar tahun 1980. Baru tahun 1983, setelah sempat ditolak seumlah produser, cerita itu direkam untuk sandiwara radio.

Saur Sepuh pada intinya, bertutur tentang sebuah kerajaan di tatar kulon (Jawa Barat) bernama Madangkara yang diperintah seorang raja adil dan bijaksana. “Saya gambarkan raja Madangkara bernama Brama dan itu sangat super. Super ganteng, super hebat, super sakti, super adil, super bijaksana. Karena saya semula ingin menciptakan tokoh super yang bisa mengalahkan ketokohan Superman, Flash Gordon, atau Batman. Maka, saya ciptakan tokoh fiktif Brama Kumbara,” ujar Niki Kosasih.

Lawan dari Brama yang didukung adiknya, Mantili, adik iparnya, Patih Gotawa, Panglima Ringkuh, dan wadya balad lainnya adalah orang-orang dari kerajaan Kuntala yang dulu pernah menjajah kerajaan Madangkara. Cerita yang pernah dengan ‘action’, peperangan, pertarungan ilmu kanuragan yang mungkin sebagai sangat disukai pendengar radio. Sementara Mahkota Mayangkara, bercerita bagaimana ketika Raden Wijaya mendirikan kerajaan Majapahit, kemudian konflik intern para penggawanya, hingga konflik yang memanas saat Majapahit diperintah anaknya, Prabu Jayanegara.

Dok. Pikiran Rakyat, 3 Juli 1994, dengan sedikit perubahan
Reply With Quote