View Single Post
Old 4th January 2018, 15:51
#2  
repent
Mania Member
repent is offline

repent's Avatar

Join Date: Nov 2012
Posts: 2,117
repent Super Legendrepent Super Legendrepent Super Legendrepent Super Legendrepent Super Legendrepent Super Legendrepent Super Legendrepent Super Legendrepent Super Legendrepent Super Legendrepent Super Legend

Default

Dalam thread ini, mari kita saling sharing, agama (dan/atau denominasi) apakah yang anda anut/percaya, dan kenapa anda memilih agama (dan/atau denominasi). Kalau berkenan, sekalian diterangkan, apakah agama yang sekarang anda pilih tsb adalah agama anda sebelumnya (agama sejak lahir)

Saya mulai dari diri saya sendiri.

Saya dilahirkan sebagai seorang Islam, namun saya baru mulai belajar tentang Islam waktu saya SMA. Sebagaimana umat Islam pada umumnya di Indonesia, maka Islam yang saya pelajari pada awalnya adalah Islam versi Ahli Sunnah wal jama'ah (sunni) yang dasarnya antara lain bahwa Rukun Iman itu ada enam (termasuk beriman kepada Qadha dan Qadar). Nah, dari situlah mulai muncul masalah yang mengganggu pikiran saya selama bertahun-tahun.

Saya selalu gagal paham mengenai konsep qadha dan qadar ini. Bagi saya, takdir adalah suatu hal yang sulit dikompromikan dengan keadilan Tuhan. Bagi saya, penjelasan mengenai konsep takdir (sebagaimana dijelaskan oleh aliran asy'ari) tidak berbeda jauh dengan konsep takdir versi aliran Jabariyah, yaitu yang menjelaskan bahwa manusia tidak memiliki daya upaya untuk menolak takdir (tidak ada free will dalam konsep Jabariyah).

Oleh karena itu, kemudian saya mulai mencari referensi mengenai takdir dari sumber lain, antara lain dari qadariyah, muktazilah, syiah, bahkan sampai kepada Injil Barnabas. Dari situlah akhirnya saya baru menyadari bahwa ternyata aliran lain seperti muktazilah dan syiah tidak memasukkan iman kepada qadha dan qadar sebagai bagian dari rukun iman. Bagaimanapun juga, beriman kepada qadha dan qadar memang tidak disebutkan di dalam Al Quran (atau bahkan tidak disebutkan di dalam Sahih Bukhari?)

Syiah, misalnya, mengganti konsep takdir dengan apa yang namanya Bada'. Intinya, dalam konsep Bada' ini, yang namanya "ketetapan" atau "takdir" masih bisa berubah. Terus terang, konsep bada' ini lebih masuk akal bagi saya ketimbang konsep takdir versi Jabariah (dan juga aliran asy'ariyah)

Nah, berawal dari ketidakpuasan saya terhadap aliran sunni, saya mulai mempelajari aliran lain seperti muktazilah, syiah, islam liberal, bahkan ingkar sunnah sekalipun. Saya mengambil ajaran-ajaran yang menurut saya masuk akal dari berbagai aliran tersebut. Namun, dalam hal referensi hadits, saya lebih percaya kepada hadits-hadits sunni seperti kutubus sittah ataupun kutubut tis'ah.

Sekarang saya memandang diri saya sebagai seorang muslim saja tanpa embel-embel sunni, syiah dst, karena saya memang tidak mengikuti aliran atau denominasi tertentu. Atau mungkin saya termasuk Islam gado-gado, karena ketika saya mengambil suatu pendapat, biasanya saya memilihnya dari berbagai aliran yang ada, dan tidak fanatik kepada aliran/denominasi tertentu.

"yaitu orang-orang yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya" (QS 39:18)

Bagaimana dengan pilihan anda?

Last edited by repent; 28th February 2018 at 12:43..
Reply With Quote