View Single Post
Old 7th October 2014, 19:21
#52  
marchiso8
Registered Member
marchiso8 is offline

Join Date: Aug 2013
Posts: 12
marchiso8 is a new comer

Default

Bicara soal timnas Indonesia...merenung sejenak...saya bingung harus memulai dari mana menuliskannya ? Yang pasti semua orang pecinta sepakbola tanah air sudah tau kiprah dan prestasi timnas kita yang kita cintai ini. Tanpa mengurangi respect saya kepada para pemain maupun mantan pemain yang pernah berjuang untuk merah putih dan lambang Garuda di dada (semoga mereka semua selalu diberikan berkah oleh Alloh...amin), rasanya saya bersyukur di tahun 2013- sampai saat ini telah lahir 1(satu) generasi yang mudah-mudahan dapat membawa timnas Garuda terbang setinggi-tingginya dikemudian hari. Iya betul, timnas Indonesia U-19 Garuda Jaya. Saya berani bilang revolusi sepakbola Indonesia baru saja dimulai, perjalanan panjang baru saja dimulai. Rasa syukur saya itu bukan tanpa alasan, Saat pertama kali saya menyaksikan penampilan mereka di piala aff U-19 tahun 2013 dan menjadi juara. Disusul kemudian saat mereka tampil di kualifikasi piala Asia 2014, dimana untuk pertama kalinya dalam sejarah timnas Indonesia mampu mengalahkan sang raja Asia Korea Selatan 3-2. Meskipun dalam level U-19 dan saat itu juga stadion GBK diguyur hujan deras beberapa saat hingga muncul genangan2 air yang menyulitkan jalannya pertandingan bagi kedua tim. Banyak orang beranggapan hujan deras dan genangan air sedikit membantu timnas Garuda Jaya mengalahkan Taeguk Warrior. Namun bagi saya pertandingan itu sudah meruntuhkan semua filosofi saya selama ini tentang sepakbola Indonesia khususnya tim nasional. Sebelumnya saya selalu beranggapan bahwa timnas Indonesia tidak akan pernah bisa mengalahkan tim-tim besar dari Asia timur, macam Korsel, Korut dan Jepang, timnas Indonesia tidak memiliki identitas dalam permainan, timnas Indonesia tidak akan pernah memiliki mental yang kuat, timnas Indonesia tidak akan sanggup menghadapi lawan yang memiliki postur tubuh tinggi dan timnas Indonesia tidak akan bisa membangun sebuah tradisi/kultur yang kuat dalam sepakbola meskipun pecinta sepakbola di tanah air sangat banyak. Lihat saja ketika akan ada pagelaran besar macam piala dunia, sebagian besar masyarakat Indonesia antusias menyambut event besar tersebut walaupun timnas Indonesia tidak berpartisipasi dalam event tersebut. Antusiasme tersebut dapat terlihat dari berbagai penyelenggaraan nobar (nonton bareng) di berbagai tempat, kuis-kuis bola di media-media khususnya televisi, promo-promo produk yang berhubungan dengan piala dunia dan lain sebagainya. Ditambah lagi klub-klub besar Eropa yang memiliki basis fans besar di Indonesia. Kembali lagi soal timnas Indonesia, menurut saya sebagai penonton sepakbola, dari generasi ke generasi tim nasional kita sepertinya hanya jalan ditempat. Kapan terakhir timnas kita juara Sea Games ? Pernahkah timnas senior kita juara piala AFF ? Dan pertanyaan yang paling klise dapatkah timnas kita berlaga di piala dunia ??? Bagi saya, saat ini timnas Indonesia sudah tertinggal cukup jauh dari Thailand, bahkan mungkin sebentar lagi akan tertinggal juga dari Vietnam dan Singapura. Hanya Malaysia dan Myanmar yang masih selevel dengan kita, bahkan tim sekelas Philipina, Kamboja dan Laos sudah dapat merepotkan kita. Apa yang terjadi ? Ada apa dengan sepakbola Indonesia ? Jangan pernah bermimpi tampil di piala dunia. Munculnya timnas Indonesia U-19 Garuda Jaya memberikan harapan baru, semangat baru dalam merevolusi sepakbola Indonesia. Pertanyaannya adalah dapatkah mereka mempertahankan performa mereka hingga ke jenjang senior ? Setidaknya kita masih bisa berharap karena timnas U-19 adalah bukti nyata bahwa memang benar Indonesia memiliki bakat-bakat hebat dalam sepakbola. Namun yang ingin saya katakan adalah modal bakat saja tidaklah cukup untuk menciptakan talenta-talenta hebat sepakbola Indonesia. Benar...saya bukanlah seorang mantan pemain sepakbola profesional, apalagi pelatih hehehe. Saya hanya seorang penonton sepakbola, penggemar sepakbola dan yang pasti saya ingin sekali melihat timnas Indonesia berprestasi di level Internasional. Menurut saya sendiri seperti ini...(Mohon maaf bagi yang beda pendapat)...yang paling sering kita dengar adalah program pembinaan sepakbola usia muda, mungkin sejak umur 5 tahun. Pertanyaannya apakah program tersebut sudah benar-benar berjalan ? Kalaupun sudah berjalan, apakah sudah memenuhi standar pembinaan ? Kalaupun sudah memenuhi standar yang ada, seperti apakah standar yang ada itu ? Mungkin masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan berikutnya. Saya ingin langsung melompat ke tim-tim hebat di Eropa atau Amerika latin sana namun rasanya kejauhan, saya lompat yang dekat-dekat saja dulu seperti tim-tim Korea atau Jepang. Kenapa tim nasional Korea atau Jepang tidak pernah kehabisan stok pemain-pemain hebat yang bahkan dapat bermain di liga-liga papan atas Eropa ? Kenapa mereka dapat merajai sepakbola Asia ? Apa karena sudah dari sananya begitu ? Apa karena sudah takdirnya seperti itu ? Kenapa dari dulu level timnas kita tidak dapat (minimal) menyamai level mereka ? Apakah karena faktor ekonomi suatu negara ? Ah kayaknya bukan deh, lha wong negara-negara di Afrika saja yang tingkat perekonomiannya mungkin dibawah kita namun dapat menghasilkan sebuah tim sepakbola yang hebat. Irak yang negaranya lagi terguncang akibat perang tapi tim nasionalnya disegani di Asia dan contoh yang paling dekat adalah Vietnam yang baru merdeka tapi timnasnya sudah ditakuti di Asia Tenggara. Jangan kaget jika mungkin diwaktu yang akan datang timnas Philipina dan Timor Leste akan membobol gawang timnas Indonesia berkali-kali Lalu faktor apa ? Beribu-ribu pertanyaan dikepala saya tentang sepakbola Indonesia ini. Liga-liga sepakbola di Korea dan Jepang sudah sangat maju dari level Junior hingga senior. Infrastruktur dan manajemennya sudah oke punya. Fasilitas tempat latihan dan stadion berkelas dunia dengan rumput yang rata dan drainase (resapan air) yang sangat bagus. Pola makan dan pola latihan yang bagus dan terjaga dengan baik, ada kompetisi liga dari level junior hingga senior. Mereka memiliki standarisasi yang tinggi untuk menjadi pemain profesional, memiliki pendidikan yang bagus sehingga tingkat inteleknya bagus juga, mental fairplay yang oke sehingga hampir tidak pernah terjadi mengejar-ngejar wasit mendorongnya bahkan mengeroyok atau memukul wasit karena kualitas wasit mereka juga sudah sangat bagus. Para pemain profesional mereka hampir sama seperti pemain-pemain berkelas di liga-liga Eropa, menghormati keputusan wasit dan sangat takut dengan wasit. Karena bila kedapatan melakukan tindakan tidak terpuji terhadap wasit seperti menghina apalagi memukul akan mendapatkan sanksi yang sangat berat bahkan dapat menamatkan karir sepakbola mereka. Coba bandingkan dengan liga Indonesia, dari segi infrastruktur saja kita sudah jauh ketinggalan, belum lagi soal telat bayar gaji pemain, pemukulan atau pengroyokan wasit dan masih banyak lagi. Bagaimana kita mau menyamai level Korea atau Jepang ? (Mimpi kali yee) Masih sangat-sangat banyak yang harus dibenahi. Indonesia memang memiliki bakat-bakat yang hebat, namun dengan kondisi seperti saat ini, bakat-bakat tersebut lama kelamaan akan kembali bermain dengan gaya tarkam atau antar kampung karena faktor liga tersebut. Ketika saya menyaksikan pertandingan-pertandingan timnas U-19 dalam tur ke Spanyol melawan tim-tim seperti Atletico Madrid B, Valencia B, Barcelona B, dan Real Madrid B yang menjadi perhatian saya adalah kualitas lapangan, bayangkan lapangan untuk latihan mereka begitu bagus, dari sini saja sudah bisa dilihat bahwa kualitas mereka pastinya juga sangat bagus. Apakah masih memungkinkan suatu hari nanti level sepakbola kita bisa sama seperti level sepakbola Korea atau Jepang ? Tentu saja karena tidak ada yang mustahil selama kita semua bersungguh-sungguh berusaha membenahi sepakbola tanah air. Saya membayangkan adanya semacam mega proyek untuk merevolusi besar-besaran sepakbola tanah air, mungkin dimulai dari infrastruktur dan manajemen. Tapi itu kan butuh dana yang sangat besar ! Namanya aja mega proyek mau hasil maksimal modal juga maksimal lah (itu kalau kata bisnismen hehehe). Trus modalnya darimana ? Lha om Erick Thohir aja bisa beli InterMilan kok, saya rasa dan berharap juga banyak pengusaha-pengusaha besar Indonesia peduli dengan sepakbola tanah air sehingga ikut membantu dengan Investasinya (ngarep mode : on). Lanjut lagi angan-angannya : dulu waktu Jaman perjuangan kemerdekaan, rakyat Aceh patungan nyumbang sebuah pesawat seulawah yang menjadi cikal bakal penerbangan komersil Indonesia. Sekali lagi seandainya rakyat Jawa barat patungan serebu rupiah per orang buat membangun infrastruktur dan manajemen Persib misalnya begitu juga di daerah-daerah yang lainnya. Ah itu cuma seandainya hehehe. Sekali lagi berbicara itu memang lebih mudah daripada melaksanakan/bekerja dan saya hanya berpendapat dari sisi sebagai penggemar atau penonton sepakbola. Mohon maaf kalau ada salah kata. Oh iya, selamat bertanding dan berjuang tim Garuda Jaya di piala Asia U-19, buatlah kami bangga...bukan soal menang atau kalah, tapi pembuktian bahwa kalian adalah generasi awal revolusi sepakbola Indonesia, bahwa kalian memang pantas mengenakan jersey dengan lambang Garuda di dada. Doa kami menyertai perjuangan kalian.

“…Hiduplah Indonesia Raya” kalimat terakhir lagu kebangsaan kita, semoga kelak kita dengar lagu tersebut di piala dunia, amin