View Single Post
Old 21st April 2018, 16:32
#6  
freya.
Moderators
freya. is offline

Join Date: Mar 2016
Location: di atas tanah, di bawah langit...
Posts: 19,264
freya. Super Legendfreya. Super Legendfreya. Super Legendfreya. Super Legendfreya. Super Legendfreya. Super Legendfreya. Super Legendfreya. Super Legendfreya. Super Legendfreya. Super Legendfreya. Super Legend

Default

Quote:
Originally Posted by dawetayu View Post
Nemu artikel, cocok buat bahan diskusi Kartini..

Sekedar buat bacaan ringan aja..



Kreditnya buat si penulis..

~Karena wanita ingin dimengerti

Ada band beneran paham gak tuh yak?
Rada susah-susah-ribet-tapi-bukan-mustahil untuk bisa paham pemikiran wanita.
It's a fact..

Pernah dapet mata kuliah, pemikiran politik perempuan.. masuk ranah kontemporer.

Pertama kalinya aku menemukan dosen yang ngomong "Emang kalo punya anak harus nikah sama pria..?"
Lalu salah satu mahasiswanya, lelaki, merespon..

"Karena dari saya yang normal (orientasi seks), percaya, harus ada intercourse antara pria dan wanita. Pria membuahi wanita, jadilah insan manusia"

Si dosen balik merespon, "Define, what is normal..?"

Dari situ diskusinya jadi alot, satu tampaknya pro LGBT, satu lagi loyal dengan sistem patriarki.

"Perempuan bisa kok hidup tanpa lakik!" Iya mbak, tapi nantinya berlanjut ke, "Lalu kenapa ada dua gender, kalo salah satu klaim bisa hidup tanpa yang satunya"

Psikis pria dan wanita memang jelas berbeda, lalu, satu-satunya jalan, apakah cukup dengan wanita hanya ingin dimengerti? Pria juga butuh toh?
Emansipasi yang aku percaya adalah bagaimana perempuan bisa punya pilihan hak dan kontribusi yang sama dengan pria, tapi tanpa membuat salah satu menjadi lebih superior dari yang lain.

Mengutip artikel di atas, sudah tercapaikah cita-cita Kartini untuk kemajuan perempuan, khususnya di Indonesia.
Menurut aku, di jaman now, diskriminasi based on gender udah makin memudar yaa.. ntah kalo di beberapa case masih ada pembedaan perlakuan berdasarkan jenis kelamin.

Jaman Kartini dulu kan berasa bgt ya diskriminasi nya.. sprti dlm kesempatan memperoleh pendidikan dan kehidupan pergaulan..

Tp buat aku, trust me.. it's difficult to be a woman. Menurut aku, pressure masyarakat terhadap perempuan lebih tinggi dan ekspektasi pemikiran yang konservatif masih sering menjadikan perempuan sebagai objeknya.
Reply With Quote