HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Rabu, 2024/03/28 12:03 WIB
Harvey Moeis Suami Sandra Dewi Tersangka Korupsi Timah, Pakai Rompi Pink
-
Rabu, 2024/03/28 12:33 WIB
Penampilan Ammar Zoni Berjenggot Saat Tiba di Kejari Jakarta Barat
-
Rabu, 2024/03/28 12:52 WIB
Lolly Pulang ke Indonesia, Nikita Mirzani: Dia Dideportasi dari Inggris
-
Rabu, 2024/03/28 12:44 WIB
Pemain Sinetron Ojek Pengkolan, Sopyan Dado Meninggal Dunia
-
Rabu, 2024/03/28 11:49 WIB
Jengkel! Jadi Alasan Sopir Truk Ugal-ugalan di Halim
-
Rabu, 2024/03/28 11:41 WIB
Megawati Ucap Salam Perpisahan untuk Red Sparks
|
Thread Tools |
6th November 2017, 03:37 |
#111
|
Mania Member
|
|
Last edited by vhilek.ololeho; 6th November 2017 at 03:45.. |
22nd November 2017, 12:51 |
#112
|
|
Addict Member
|
Quote:
|
|
29th November 2017, 03:54 |
#113
|
Registered Member
|
Coba terapi EMDR mbak. Terapinya sendiri cukup tough ya , soalnya selama terapi berjalan ( biasanya 10-12 sesi) , mbak akan mengalami banyak flashback termasuk mimpi2 . Tapi kalau bisa berhasil , semua trauma yg mbak alami bisa lepaskan lebih total.
|
7th December 2017, 14:01 |
#114
|
Addict Member
|
boleh tahu mbak/mas keselekcabe, terapi EMDR itu apa ya? Soalnya sampai sekarang trauma ini mengganggu banget ke hubungan saya dengan suami dan sekitar, walau suami saya sgt baik luar biasa.
|
16th March 2018, 18:44 |
#117
|
|
Mania Member
|
Mengenai psikolog yang mumpuni di bidang EMDR dan NPD di Indonesia, Leho belum menemukan, hambsa dan manusiabiasya. Kerabat Leho sendiri sangat akut PTSD nya (post traumatik, dengan ayah NPD), padahal umurnya udah 65. PTSD nya muncul parah di umur 50 an (mungkin lama dipendem), semakin parah sampai sekarang sudah ke psikolog dan psikiater, malah dicekokin obat-obatan yang mahal dan jadi tidak bisa tidur, keringat dingin mengucur, tangan tremor.
Padahal teman Leho yang di Eropa, umur 35 an, muncul PTSD akut sekitar umur 33. Ke psikiater 1 tahun dengan terapi EMDR tanpa obat-obat, lumayan bisa teratasi PTSD nya. Leho pernah coba cari dengan search google, dapat di Facebook, seorang psikolog wanita, lulusan Unpad, Universitas Padjajaran (apa merangkap dosen juga ya, Leho lupa), beliau juga menuliskan bahwa beliau alumni SMA negeri 3 Bandung; menuliskan sebagai terapis EMDR bersertifikasi internasional di bio Facebooknya. Namanya Leho lupa. Kelihatannya ibu psikolog ini mumpuni, hanya domisilinya di Bogor. Kerabat Leho keberatan kalau travel jauh-jauh untuk terapi, apalagi di awal biasanya bisa tiap 3 hari, setelah beberapa bulan jadi seminggu sekali, dan kalau udah setahun, bisa sebulan sekali, atau 3 minggu sekali. Karena kalau salah memilih psikolog atau psikiater bisa termasuk fatal juga sih. Bisa saja psikolog tersebut juga NPD, karena profesi psikolog itu lumayan menggiurkan untuk para NPD. Kalau dapat psikolog yang NPD, yah terbayang lah si pasien akan didiagnosis seperti apa. Teman Leho sendiri yang scapegoat daughter dengan Ibu yang NPD, didiagnosis psikolog sebagai psikopat, bipolar, sociopat. Padahal, semua reaksi yg teman Leho pertunjukkan adalah ya karena hidup dengan seorang ibu yang NPD (dan NPD ini ada yang kentara jelas OVERT NPD, dan ada juga yang terselubung alias COVERT NPD). Jadi salah diagnosa, dan teman Leho ini sampai percaya sama diagnosanya sampe berbelas tahun, sampai dia ke Eropa, dan di re-diagnosa, dan ternyata dia tidak bipolar, bukan sociopat, bukan psikopat, melainkan anak dari seorang ibu NPD, dan mengalami PTSD yang perlu di-"normal"-kan dengan terapi EMDR, supaya kembali menemukan inner child nya, kembali menemukan diri aslinya. Quote:
|
|
Last edited by vhilek.ololeho; 16th March 2018 at 18:54.. |
16th March 2018, 19:08 |
#118
|
|
Mania Member
|
Terkadang, menjauh dari pengidap NPD adalah jalan terbaik, supaya hidup tenang, damai, normal. Karena pada hakikatnya, korban NPD adalah orang-orang yang terlalu baik, berempati tinggi. Sasaran empuk para NPD.
NPD butuh "mainan" untuk dimain-mainkan emosinya, dibawa naik dan turun, mereka menikmati reaksi dari "mainan" ketika mereka lakukan A atau B. Emosi dan reaksi si korban itu seperti bensin atau baterai buat mereka, seperti pembawa energi. Oleh karena itu mereka suka menciptakan drama-drama, karena reaksi orang-orang, terutama para "mainan", yang mereka tunggu. Istilahnya toel-toel ngenganggu, liat reaksi, kesenengan. Ketika korban/ "mainan" mulai menjauh, mereka akan mencoba berbagai cara merayu untuk si mainan ini kembali (istilah di video youtube tentang NPD : hoovering), karena mereka butuh asupan energi dari memainkan emosi "mainan". Kalau mainannya tahan mental, kuat untuk bentengin diri, tidak tergoda rayuan. Kalau mainannya merasa kasian (tipikal orang terlalu baik dan berempati tinggi), kembali berinteraksi dan membiarkan dirinya jadi sasaran. Lama-lama si NPD akan kembali ke perlakuannya yg dulu, enggak bakal lama manis-manisnya, hanya untuk merayu supaya mainannya kembali. Kalau memang mau kembali berinteraksi, sebaiknya para "mainan" memperkuat diri dulu dengan banyak baca buku terutama buku Karyl, baca artikel-artikel tentang NPD (ilmiah maupun kisah-kisah para korban NPD, karena pola mereka akan sama benang merahnya), juga nonton banyak video YouTube tentang NPD (ingat, ada yang OVERT yang kelihatan jelas, dan ada juga yang COVERT, yang sangat berbeda jauh dengan overt, tapi justru lebih menyakitkan). Perkaya dengan pola tabiat mereka, perkaya dengan rencana dan target mereka, bentengi diri supaya jadi kuat dan tidak jadi sasaran lagi. Mereka tidak suka orang yang super kuat mentalnya, alias EGP atau metode Grey Rock. Grey Rock, metode sebongkah batu, yang dikutil-kutil tetep aja EGP. jawab seperlunya, jangan baper, jangan bawa ke hati, jangan kasih reaksi, contoh : Oh gitu. Ok. Terima kasih. Ok. Baik. Ok. Ok. Tipe yang mereka suka untuk jadi mainan, yang kalau mereka bilang : A Si "mainan" reaksi : Oh ya? Aduuuuh, kasihannn, aduh masaaaa? NPD perlu emosi reaksi, karena itu lah supply energy mereka. Mereka melakukan sesuatu atau ngomong sesuatu, dan reaksi "mainan" adalah yang mereka tunggu-tunggu, mereka nikmatin banget liat reaksi "mainan" mereka. Kalau perlu, sampai jadi marah, atau sampai jadi nangis tersakiti, mereka suka banget liatnya, seperti dikasih santapan yang enak. Berasa kayak master robot, yang bisa ngatur, kapan si robot dibikin nangis, kapan si robot bisa dibikin marah. Hari ini, pengen bikin si robot beremosi apa, ya, enaknya? Quote:
|
|
Last edited by vhilek.ololeho; 16th March 2018 at 19:48.. |
16th March 2018, 19:28 |
#119
|
Mania Member
|
Terapi EMDR yang akan Leho tulis di sini adalah terapi yang dijalani di Eropa. Jadi, Leho enggak tahu kalau di negara-negara lain bagaimana, tapi hanya psikolog bersertifikasi internasional yang bisa melakukan EMDR ini, karena kalau enggak kan gimana, abal-abal ala-ala bisa macem-macem in pasien, bahaya.
Sebetulnya, untuk kasus PTSD (trauma) terutama korban dari NPD (baik itu NPD father, mother, in law, husband, wife, dll.), harus menemukan psikolog yang benar-benar paham dan mumpuni mengenai NPD. Juga sebaiknya, jangan sampai, dapat psikolog yang NPD. Teman Leho yang salah didiagnosa sampai belasan tahun, tumbuh dengan percaya misdiagnosa. Bayangkan belasan tahun percaya dengan misdiagnosa. Udah mah korban dari ibu yg NPD, hidup dengan trauma PTSD, eh malah didiagnosa bipolar, sociopat, psikopat; selama belasan tahun. Padahal mah untung sampai enggak gila juga, kalau lihat perlakuan ibunya yang NPD (covert NPD, bukan overt NPD ibunya teman Leho ini). EMDR adalah terapi selama beberapa menit, kalau enggak salah 10-15 menit. Pasien akan dipakaikan headphone, ada suara jam berdetak, gantian kiri dan kanan (di sini supaya pasien fokus pikirannya enggak ngawang ke mana-mana). Psikolog akan bilang, kita kembali ke situasi dan kejadian A, kamu kembali ke situasi itu, bayangkan, kembali ke sana. Nah itu tiap sekitar 10-20 detik, nanti suara detik jam akan dihentikan dan psikolog akan nanya, apa yang kamu rasakan? Nanti pasien jawab, misalnya : marah. Nanti psikolog akan bilang, OK, rasakan rasa marah itu, lanjutkan. Nanti detak jam akan lanjut, dan pasien akan lanjutin skenario kejadian A itu, dan setelah 10-20 detik, dihentikan lagi, ditanya, apa yang kamu rasakan? Pasiennya bisa bilang misal : pedih sakit karena ... Psikolog bilang, Ok, feel it, keep going, Lanjut lagi detak jam. Sampai akhirnya si pasien di emosi yang tenang. Dan kalau psikolog belum yakin si pasien udah berdamai dengan PTSD (kasus A), psikolog akan langsung kembali mengulang EMDR itu, bisa 1-2 kali mengulang (saat itu juga), sampai benar-benar yakin si pasien sudah plong dan berdamai dengan PTSD (kasus A) itu. Sampai ketika ditanya tentang kasus A, si pasien akan berada di posisi is okay, tidak sakit atau bikin nangis lagi ketika cerita tentang kasus A. EMDR nya akan lebih dari sekali, karena kasus PTSD enggak mungkin cuma di 1 kejadian aja, pasti banyak yang harus diberesin satu-persatu, sampai berdamai dengan masing-masing kasus, dan menjadi plong, dan ketika semuanya lega, bisa fokus di pengembangan diri dan menjadi pribadi yang seharusnya dia selama ini jadi, menemukan kembali inner child nya. Kebanyakan para korban NPD adalah orang yang super-super baik, berempati tinggi yang bener-bener berlebihan, yang terkadang menekan emosinya sendiri, dibendung, sampai akhirnya tumbuh jadi pribadi yang enggak kenal dengan dirinya sendiri. Jadi intinya terapi EMDR, menyelesaikan pergumulan di batin atau pikiran yang dipendem jauh di bawah di pikiran kita, yang sebetulnya masih nempel di otak kita, tapi terus kita pendem. Sampai akhirnya emosi yang seharusnya muncul ketika kasus itu terjadi, muncul dan pada akhirnya, berdamai dengan pergumulan itu. Lega dan plong. Bagi teman Leho, EMDR terberat adalah ketika harus kembali ke kasus/kejadian diseksual molested oleh kakak sepupunya setiap sepulang dari sekolah, dijemput pembantu neneknya, dan langsung diajak "main" oleh sepupunya. Dia baru 4 tahun (TK kecil), kakak sepupunya 12/13 tahun, masih SMP kelas 1. EMDR di sesi itu yang terberat bagi teman Leho (karena dia juga anak dari ibu yang NPD, jadi sesi terapi EMDR nya banyak, ada yg sampai ke teman kerja yg jahat juga, teman kerja yg NPD. korban NPD akan selalu menarik para NPD di sekitarnya untuk jadiin dia sebagai korban, di mana pun / lingkungan apapun dia berada). Dia pertengahan umur 30 an waktu EMDR itu. Kisah yang dia pendam sampai akhir umur 20 an, ketika dia baru berani cerita ke keluarganya, tentang apa yang dilakukan sepupunya itu dulu. Di terapi EMDR, semua emosi yang dulu dipendam dalam-dalam dan lama, akan keluar. Nangis senangis-nangisnya, teriak seteriak-teriaknya, kesal sekesal-kesalnya, sakit pedih di hati akan kerasa semua, marah benci, dll. Justru tujuannya itu, membiarkan semua emosi yang seharusnya keluar, keluar, sampai akhirnya berdamai dengan kasus itu, dan jadi lebih aware kalau misal akan terjadi lagi di masa depan, sudah bisa prevent, bisa menyikapi dengan ok, bahkan bisa mengajari anak-anak (kalau misal punya anak) gimana bereaksi yang tepat, supaya tumbuh dengan lebih baik, damai, bahagia-gembira dan "sehat". |
Last edited by vhilek.ololeho; 16th March 2018 at 22:12.. |
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer