|
|
16th February 2018, 12:28
|
|
Mania Member
Join Date: Feb 2017
Posts: 9,821
|
Hari Pantang Bertepatan dengan Imlek, Tionghoa Katolik Boleh Tak Berpuasa
PONTIANAK – Keuskupan Agung Pontianak memberikan dispensasi bagi masyarakat Tionghoa yang beragama Katolik untuk tidak menjalankan ibadah puasa dan pantang pada Jumat (16/2). Pada Februari ini pantang wajib masa Pra-Paskah bagi umat Katolik bertepatan dengan Hari Raya Imlek.
Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus mengatakan, pada hari itu umat Katolik wajib berpantang dari daging dan pantang pilihan pribadi, namun bagi mereka yang merayakan Imlek dan punya tradisi makan besar, maka kewajiban tersebut diizinkan dipindahkan ke hari lain.
“Saya memberikan dispensasi dari kedua jenis pantang ini bagi sesama umat Katolik di Keuskupan Agung Pontianak. Pantang tersebut dapat dipindahkan ke hari lain,” ujarnya, kemarin.
Keuskupan Agung Pontianak mengharapkan umat Katolik yang merayakan tahun baru Imlek mempertimbangkan dialog dengan budaya Tionghoa. Kedewasaan, kata dia, mutlak diperlukan untuk mempertimbangkan dan memilah mana yang bermakna, baik dari ajaran gereja Katolik tentang pantang dan puasa dimasa Prapaskah, maupun dari budaya dan tradisi Tionghoa.
Pihak gereja juga menggelar perayaan Misa Syukur Tahun Baru Imlek pada Jumat, 16 Februari 2018. Adapun ibadat jalan salib baik secara pribadi maupun kelompok pada hari tersebut dapat dipindahkan ke hari lain Lebih lanjut, Agustinus meminta selain Imlek diadakan dengan penuh sukacita, sebaiknya disertai pula dengan kegiatan berbela rasa serta berbagi rejeki dengan orang miskin, menderita dan tersisih serta berkebutuhan khusus.
“Semoga umat Allah di Keuskupan Agung Pontianak semakin tangguh dalam iman terlibat dalam persaudaraan dan berbela rasa terhadap sesama dan lingkungan hidupnya. Salam persatuan dalam kebhinekaan,” ucap dia.
Gereja Katolik, kata dia, menghargai makna dari peristiwa budaya Imlek yang masih dihayati oleh sebagian orang Tionghoa yang beragama Katolik. Dia meminta orang Katolik yang merayakan Imlek dapat memetik inti dari perayaan tersebut. Menurut dia, perayaan Imlek adalah perayaan kehidupan yang pasti menghargai dan menghormati Tuhan Sang Pencipta (takwa), manusia dan alam ciptaan-Nya.
“Selain itu perayaan Imlek merupakan perayaan pendamaian (rekonsiliasi dan harmoni) antara manusia dengan Allah, manusia dengan sesama dan manusia dengan alam ciptaan-Nya. Imlek juga merupakan sarana perwujudan adat istiadat yang menjadikan manusia sebagai Jen (manusia bijak). Perayaan Imlek adalah perayaan Syukur bersama keluarga dan komunitas serta masyarakat. Perayaan Imlek juga diwujudkan dengan berbela rasa dan berbagi kepada sesama manusia yang miskin dan menderita,” papar dia.
Soal diadakannya Misa Imlek, disebutkan Agustinus, merupakan perwujudan iman dan budaya. Iman selalu, membutuhkan budaya, baik dalam penghayatan maupun dalam pewartaan. Iman tak pernah melayang di udara tanpa bungkus budaya . Iman kristiani tidak terikat pada satu budaya tertentu, tetapi bisa diungkapkan dalam sebuah budaya. Dalam arti itulah, iman kristiani bersifat Katolik.
“Agar penghayatan iman bisa sungguh mendalam dan pewartaan iman dapat sungguh menarik dan dimengerti, maka iman perlu dibungkus dengan budaya yang sesuai,” pungkasnya. (ars)
http://www.pontianakpost.co.id/hari-...h-tak-berpuasa
Uskup Agung pun menanggap itu hanya ritual budaya, berarti sama ketika orang dayak melaksanakan kegiatan naik dango, orang sunda wiwitan melakukan Seren Taun, orang jawa melakukan sekaten, orang bugis di kalimantan barat melakukan robo2...
Sepertinya hanya di Indonesia imlek itu dikategorikan sebagai hari raya keagamaan....
https://id.wikipedia.org/wiki/Tahun_Baru_Imlek
Ada yg menuding pengakuan konghucu sbg agama itu terkait materi, mengingat banyak orang Tionghoa yang potensial sebagai "penyandang dana", sehingga, apabila itu ditetapkan sbg agama orang2 itu gak segan2 membantu. Ada juga yg beranggapan karena GD yg ketika jadi presiden menetapkan itu sbg keturunan tionghoa...
|
|
|
16th February 2018, 13:02
|
|
Mania Member
Join Date: Jun 2008
Location: California
Institute of
Technology
Posts: 2,074
|
Quote:
Originally Posted by doellpaten
PONTIANAK â Keuskupan Agung Pontianak memberikan dispensasi bagi masyarakat Tionghoa yang beragama Katolik untuk tidak menjalankan ibadah puasa dan pantang pada Jumat (16/2). Pada Februari ini pantang wajib masa Pra-Paskah bagi umat Katolik bertepatan dengan Hari Raya Imlek.
Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus mengatakan, pada hari itu umat Katolik wajib berpantang dari daging dan pantang pilihan pribadi, namun bagi mereka yang merayakan Imlek dan punya tradisi makan besar, maka kewajiban tersebut diizinkan dipindahkan ke hari lain.
âSaya memberikan dispensasi dari kedua jenis pantang ini bagi sesama umat Katolik di Keuskupan Agung Pontianak. Pantang tersebut dapat dipindahkan ke hari lain,â ujarnya, kemarin.
Keuskupan Agung Pontianak mengharapkan umat Katolik yang merayakan tahun baru Imlek mempertimbangkan dialog dengan budaya Tionghoa. Kedewasaan, kata dia, mutlak diperlukan untuk mempertimbangkan dan memilah mana yang bermakna, baik dari ajaran gereja Katolik tentang pantang dan puasa dimasa Prapaskah, maupun dari budaya dan tradisi Tionghoa.
Pihak gereja juga menggelar perayaan Misa Syukur Tahun Baru Imlek pada Jumat, 16 Februari 2018. Adapun ibadat jalan salib baik secara pribadi maupun kelompok pada hari tersebut dapat dipindahkan ke hari lain Lebih lanjut, Agustinus meminta selain Imlek diadakan dengan penuh sukacita, sebaiknya disertai pula dengan kegiatan berbela rasa serta berbagi rejeki dengan orang miskin, menderita dan tersisih serta berkebutuhan khusus.
âSemoga umat Allah di Keuskupan Agung Pontianak semakin tangguh dalam iman terlibat dalam persaudaraan dan berbela rasa terhadap sesama dan lingkungan hidupnya. Salam persatuan dalam kebhinekaan,â ucap dia.
Gereja Katolik, kata dia, menghargai makna dari peristiwa budaya Imlek yang masih dihayati oleh sebagian orang Tionghoa yang beragama Katolik. Dia meminta orang Katolik yang merayakan Imlek dapat memetik inti dari perayaan tersebut. Menurut dia, perayaan Imlek adalah perayaan kehidupan yang pasti menghargai dan menghormati Tuhan Sang Pencipta (takwa), manusia dan alam ciptaan-Nya.
âSelain itu perayaan Imlek merupakan perayaan pendamaian (rekonsiliasi dan harmoni) antara manusia dengan Allah, manusia dengan sesama dan manusia dengan alam ciptaan-Nya. Imlek juga merupakan sarana perwujudan adat istiadat yang menjadikan manusia sebagai Jen (manusia bijak). Perayaan Imlek adalah perayaan Syukur bersama keluarga dan komunitas serta masyarakat. Perayaan Imlek juga diwujudkan dengan berbela rasa dan berbagi kepada sesama manusia yang miskin dan menderita,â papar dia.
Soal diadakannya Misa Imlek, disebutkan Agustinus, merupakan perwujudan iman dan budaya. Iman selalu, membutuhkan budaya, baik dalam penghayatan maupun dalam pewartaan. Iman tak pernah melayang di udara tanpa bungkus budaya . Iman kristiani tidak terikat pada satu budaya tertentu, tetapi bisa diungkapkan dalam sebuah budaya. Dalam arti itulah, iman kristiani bersifat Katolik.
âAgar penghayatan iman bisa sungguh mendalam dan pewartaan iman dapat sungguh menarik dan dimengerti, maka iman perlu dibungkus dengan budaya yang sesuai,â pungkasnya. (ars)
http://www.pontianakpost.co.id/hari-...h-tak-berpuasa
Uskup Agung pun menanggap itu hanya ritual budaya, berarti sama ketika orang dayak melaksanakan kegiatan naik dango, orang sunda wiwitan melakukan Seren Taun, orang jawa melakukan sekaten, orang bugis di kalimantan barat melakukan robo2...
Sepertinya hanya di Indonesia imlek itu dikategorikan sebagai hari raya keagamaan....
https://id.wikipedia.org/wiki/Tahun_Baru_Imlek
Ada yg menuding pengakuan konghucu sbg agama itu terkait materi, mengingat banyak orang Tionghoa yang potensial sebagai "penyandang dana", sehingga, apabila itu ditetapkan sbg agama orang2 itu gak segan2 membantu. Ada juga yg beranggapan karena GD yg ketika jadi presiden menetapkan itu sbg keturunan tionghoa...
|
Lantas mau lo apa? Ga terima?
|
|
|
16th February 2018, 13:11
|
|
Groupie Member
Join Date: Feb 2016
Location: Kampung Keling
Posts: 24,386
|
Quote:
Originally Posted by doellpaten
PONTIANAK â Keuskupan Agung Pontianak memberikan dispensasi bagi masyarakat Tionghoa yang beragama Katolik untuk tidak menjalankan ibadah puasa dan pantang pada Jumat (16/2). Pada Februari ini pantang wajib masa Pra-Paskah bagi umat Katolik bertepatan dengan Hari Raya Imlek.
Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus mengatakan, pada hari itu umat Katolik wajib berpantang dari daging dan pantang pilihan pribadi, namun bagi mereka yang merayakan Imlek dan punya tradisi makan besar, maka kewajiban tersebut diizinkan dipindahkan ke hari lain.
âSaya memberikan dispensasi dari kedua jenis pantang ini bagi sesama umat Katolik di Keuskupan Agung Pontianak. Pantang tersebut dapat dipindahkan ke hari lain,â ujarnya, kemarin.
Keuskupan Agung Pontianak mengharapkan umat Katolik yang merayakan tahun baru Imlek mempertimbangkan dialog dengan budaya Tionghoa. Kedewasaan, kata dia, mutlak diperlukan untuk mempertimbangkan dan memilah mana yang bermakna, baik dari ajaran gereja Katolik tentang pantang dan puasa dimasa Prapaskah, maupun dari budaya dan tradisi Tionghoa.
Pihak gereja juga menggelar perayaan Misa Syukur Tahun Baru Imlek pada Jumat, 16 Februari 2018. Adapun ibadat jalan salib baik secara pribadi maupun kelompok pada hari tersebut dapat dipindahkan ke hari lain Lebih lanjut, Agustinus meminta selain Imlek diadakan dengan penuh sukacita, sebaiknya disertai pula dengan kegiatan berbela rasa serta berbagi rejeki dengan orang miskin, menderita dan tersisih serta berkebutuhan khusus.
âSemoga umat Allah di Keuskupan Agung Pontianak semakin tangguh dalam iman terlibat dalam persaudaraan dan berbela rasa terhadap sesama dan lingkungan hidupnya. Salam persatuan dalam kebhinekaan,â ucap dia.
Gereja Katolik, kata dia, menghargai makna dari peristiwa budaya Imlek yang masih dihayati oleh sebagian orang Tionghoa yang beragama Katolik. Dia meminta orang Katolik yang merayakan Imlek dapat memetik inti dari perayaan tersebut. Menurut dia, perayaan Imlek adalah perayaan kehidupan yang pasti menghargai dan menghormati Tuhan Sang Pencipta (takwa), manusia dan alam ciptaan-Nya.
âSelain itu perayaan Imlek merupakan perayaan pendamaian (rekonsiliasi dan harmoni) antara manusia dengan Allah, manusia dengan sesama dan manusia dengan alam ciptaan-Nya. Imlek juga merupakan sarana perwujudan adat istiadat yang menjadikan manusia sebagai Jen (manusia bijak). Perayaan Imlek adalah perayaan Syukur bersama keluarga dan komunitas serta masyarakat. Perayaan Imlek juga diwujudkan dengan berbela rasa dan berbagi kepada sesama manusia yang miskin dan menderita,â papar dia.
Soal diadakannya Misa Imlek, disebutkan Agustinus, merupakan perwujudan iman dan budaya. Iman selalu, membutuhkan budaya, baik dalam penghayatan maupun dalam pewartaan. Iman tak pernah melayang di udara tanpa bungkus budaya . Iman kristiani tidak terikat pada satu budaya tertentu, tetapi bisa diungkapkan dalam sebuah budaya. Dalam arti itulah, iman kristiani bersifat Katolik.
âAgar penghayatan iman bisa sungguh mendalam dan pewartaan iman dapat sungguh menarik dan dimengerti, maka iman perlu dibungkus dengan budaya yang sesuai,â pungkasnya. (ars)
http://www.pontianakpost.co.id/hari-...h-tak-berpuasa
Uskup Agung pun menanggap itu hanya ritual budaya, berarti sama ketika orang dayak melaksanakan kegiatan naik dango, orang sunda wiwitan melakukan Seren Taun, orang jawa melakukan sekaten, orang bugis di kalimantan barat melakukan robo2...
Sepertinya hanya di Indonesia imlek itu dikategorikan sebagai hari raya keagamaan....
https://id.wikipedia.org/wiki/Tahun_Baru_Imlek
Ada yg menuding pengakuan konghucu sbg agama itu terkait materi, mengingat banyak orang Tionghoa yang potensial sebagai "penyandang dana", sehingga, apabila itu ditetapkan sbg agama orang2 itu gak segan2 membantu. Ada juga yg beranggapan karena GD yg ketika jadi presiden menetapkan itu sbg keturunan tionghoa...
|
Memangnya Uskup Agung Pontianak itu yang punya wewenang menentukan apakah imlek itu hari raya keagamaan atau hari raya budaya?
|
|
King of Losers
|
16th February 2018, 17:17
|
|
Mania Member
Join Date: Oct 2008
Posts: 3,034
|
Quote:
Originally Posted by doellpaten
PONTIANAK â Keuskupan Agung Pontianak memberikan dispensasi bagi masyarakat Tionghoa yang beragama Katolik untuk tidak menjalankan ibadah puasa dan pantang pada Jumat (16/2). Pada Februari ini pantang wajib masa Pra-Paskah bagi umat Katolik bertepatan dengan Hari Raya Imlek.
Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus mengatakan, pada hari itu umat Katolik wajib berpantang dari daging dan pantang pilihan pribadi, namun bagi mereka yang merayakan Imlek dan punya tradisi makan besar, maka kewajiban tersebut diizinkan dipindahkan ke hari lain.
âÂÂSaya memberikan dispensasi dari kedua jenis pantang ini bagi sesama umat Katolik di Keuskupan Agung Pontianak. Pantang tersebut dapat dipindahkan ke hari lain,â ujarnya, kemarin.
Keuskupan Agung Pontianak mengharapkan umat Katolik yang merayakan tahun baru Imlek mempertimbangkan dialog dengan budaya Tionghoa. Kedewasaan, kata dia, mutlak diperlukan untuk mempertimbangkan dan memilah mana yang bermakna, baik dari ajaran gereja Katolik tentang pantang dan puasa dimasa Prapaskah, maupun dari budaya dan tradisi Tionghoa.
Pihak gereja juga menggelar perayaan Misa Syukur Tahun Baru Imlek pada Jumat, 16 Februari 2018. Adapun ibadat jalan salib baik secara pribadi maupun kelompok pada hari tersebut dapat dipindahkan ke hari lain Lebih lanjut, Agustinus meminta selain Imlek diadakan dengan penuh sukacita, sebaiknya disertai pula dengan kegiatan berbela rasa serta berbagi rejeki dengan orang miskin, menderita dan tersisih serta berkebutuhan khusus.
âÂÂSemoga umat Allah di Keuskupan Agung Pontianak semakin tangguh dalam iman terlibat dalam persaudaraan dan berbela rasa terhadap sesama dan lingkungan hidupnya. Salam persatuan dalam kebhinekaan,â ucap dia.
Gereja Katolik, kata dia, menghargai makna dari peristiwa budaya Imlek yang masih dihayati oleh sebagian orang Tionghoa yang beragama Katolik. Dia meminta orang Katolik yang merayakan Imlek dapat memetik inti dari perayaan tersebut. Menurut dia, perayaan Imlek adalah perayaan kehidupan yang pasti menghargai dan menghormati Tuhan Sang Pencipta (takwa), manusia dan alam ciptaan-Nya.
âÂÂSelain itu perayaan Imlek merupakan perayaan pendamaian (rekonsiliasi dan harmoni) antara manusia dengan Allah, manusia dengan sesama dan manusia dengan alam ciptaan-Nya. Imlek juga merupakan sarana perwujudan adat istiadat yang menjadikan manusia sebagai Jen (manusia bijak). Perayaan Imlek adalah perayaan Syukur bersama keluarga dan komunitas serta masyarakat. Perayaan Imlek juga diwujudkan dengan berbela rasa dan berbagi kepada sesama manusia yang miskin dan menderita,â papar dia.
Soal diadakannya Misa Imlek, disebutkan Agustinus, merupakan perwujudan iman dan budaya. Iman selalu, membutuhkan budaya, baik dalam penghayatan maupun dalam pewartaan. Iman tak pernah melayang di udara tanpa bungkus budaya . Iman kristiani tidak terikat pada satu budaya tertentu, tetapi bisa diungkapkan dalam sebuah budaya. Dalam arti itulah, iman kristiani bersifat Katolik.
âÂÂAgar penghayatan iman bisa sungguh mendalam dan pewartaan iman dapat sungguh menarik dan dimengerti, maka iman perlu dibungkus dengan budaya yang sesuai,â pungkasnya. (ars)
http://www.pontianakpost.co.id/hari-...h-tak-berpuasa
Uskup Agung pun menanggap itu hanya ritual budaya, berarti sama ketika orang dayak melaksanakan kegiatan naik dango, orang sunda wiwitan melakukan Seren Taun, orang jawa melakukan sekaten, orang bugis di kalimantan barat melakukan robo2...
Sepertinya hanya di Indonesia imlek itu dikategorikan sebagai hari raya keagamaan....
https://id.wikipedia.org/wiki/Tahun_Baru_Imlek
Ada yg menuding pengakuan konghucu sbg agama itu terkait materi, mengingat banyak orang Tionghoa yang potensial sebagai "penyandang dana", sehingga, apabila itu ditetapkan sbg agama orang2 itu gak segan2 membantu. Ada juga yg beranggapan karena GD yg ketika jadi presiden menetapkan itu sbg keturunan tionghoa...
|
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
kalau memenuhi definisi nya berarti termasuk agama.
|
|
|
16th February 2018, 17:22
|
|
Addict Member
Join Date: Mar 2017
Posts: 254
|
Quote:
Originally Posted by kumalraj
Memangnya Uskup Agung Pontianak itu yang punya wewenang menentukan apakah imlek itu hari raya keagamaan atau hari raya budaya?
|
Uskup Agung berkuasa memindahkan Hari pantang umat Katolik, untuk kebaikan gereja agar smbangan warga tionghoa tidak tersendat2
|
|
|
16th February 2018, 17:23
|
|
Mania Member
Join Date: Sep 2016
Posts: 6,000
|
indahnya toleransi
|
|
|
16th February 2018, 17:30
|
|
Mania Member
Join Date: Feb 2017
Posts: 9,821
|
Quote:
Originally Posted by Rubberduck
Lantas mau lo apa? Ga terima?
|
Wuihh galaknya, itu baru penceboknya, apalagi rezimnya, hehehe...
|
|
|
16th February 2018, 17:35
|
|
Mania Member
Join Date: Feb 2017
Posts: 9,821
|
Quote:
Originally Posted by kumalraj
Memangnya Uskup Agung Pontianak itu yang punya wewenang menentukan apakah imlek itu hari raya keagamaan atau hari raya budaya?
|
Bukan, tapi kan dia bisa membedakan apakah konghucu itu agama atau bukan, maka membolehkan tionghoa yg katolik gak berpuasa...
Sama kok ketika orang dayak melaksanakan hari gawai naik dango, yg merayakan adalah para orang dayak, meskipun mereka melaksanakan hari raya natal dan ke gereja, kecuali bagi dayak yg muslim, karena dalam acara naik dango itu harus ada arak dan daging babi, maka gak diikuti oleh dayak yg muslim...
|
|
|
16th February 2018, 17:37
|
|
Mania Member
Join Date: Feb 2017
Posts: 9,821
|
Quote:
Originally Posted by Makmun
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
kalau memenuhi definisi nya berarti termasuk agama.
|
Berarti uskup agung itu gak masalah orang tionghoa itu memiliki dwi agama???
|
|
|
16th February 2018, 17:40
|
|
Mania Member
Join Date: Feb 2017
Posts: 9,821
|
Quote:
Originally Posted by pancadahana
indahnya toleransi
|
Tanpa harus menjadi agamapun, orang2 Indonesia (khusunya muslim) itu sangat toleran kok, asal mereka jangan diganggu saja.....
|
|
|
detikNews
........
|