Kalo gak slh, bbrp id jg pernah blg hal serupa.. Menulis itu perlu mood..
Quote:
Originally Posted by rosava
Waktu jaman masih aktif dikompasiana, aku bisa menulis karena tidak punya kesibukan. Jd klo suami kerja, anak sekolah, aku dirumah seharian bisa menulis. Sekarang mah boro2 menulis, kerjaan aja terkadang sampe malem
Klo lg dapat mood, ide semua udh ada pas baru buka leptop..ada aja gangguan. Giliran pas lg longgar, mood ga dapet...
Udah balik ke dunia kerja yah, mbak Ros? Menulis sbtulnya time-consuming juga yah.. Kalo lagi gak ada mood atau lg stuck.. Berjam-jam cuma beberapa paragraf singkat.. Atau lbh parahnya mgkn cuma bbrp kalimat.. Yaa siapa tau kalo besok-besok arah antena mood lagi bagus dan ada waktu, dtunggu ceritanya yah mbak..
Akhir dari sebuah perjalanan malam ini. Setelah berhari hari kulaui hidup dijalanan. Pagi kutemui, siang kulalui, malam kujalani. Langkah ini memang sulit dipahami.
Seolah mencari jati diri selama ini. Ku berlari mencari sesuatu yang tak berarti. Telah banyak tempat yang kutemui, kulewati, aku telusuri. Sebatas mengisi hari di ruang yang sepi.
Kosong.
Keramaian seolah menjadi fatamorgana. Nampak namun tak bisa kurasakan. Pandangan ini, entah kemana kutujukan. Langkah ini, entah kemana kulaui. Semuanya hanya berjalan tanpa pernah kudapat arti yang selama ini kucari.
Emosi jiwa ini sungguh tak bisa kupahami. Setiap hari, aku tak pernah menyadari. Hampa memang kurasa. Apa daya, jiwa tak kuasa untuk memendam rasa. Kehampaan ini cukuplah untuk saat ini. Esok aku tak mau lagi. Lusa, semoga semua lebih berarti.
Sedikit curahan hati kutulis dalam cerita ini. Sedikit berbagi tentang keresahan hati. Tak perlu kau tanggapi isi celotehan ini. Cukup diresapi, tak perlu lagi dipahami.
Malamku kelak menjadi melammu, saat ini mungkin terlihat semu. Untukmu menunggu, dalam ruang dan waktu.
Akhir dari sebuah perjalanan malam ini. Setelah berhari hari kulaui hidup dijalanan. Pagi kutemui, siang kulalui, malam kujalani. Langkah ini memang sulit dipahami.
Seolah mencari jati diri selama ini. Ku berlari mencari sesuatu yang tak berarti. Telah banyak tempat yang kutemui, kulewati, aku telusuri. Sebatas mengisi hari di ruang yang sepi.
Kosong.
Keramaian seolah menjadi fatamorgana. Nampak namun tak bisa kurasakan. Pandangan ini, entah kemana kutujukan. Langkah ini, entah kemana kulaui. Semuanya hanya berjalan tanpa pernah kudapat arti yang selama ini kucari.
Emosi jiwa ini sungguh tak bisa kupahami. Setiap hari, aku tak pernah menyadari. Hampa memang kurasa. Apa daya, jiwa tak kuasa untuk memendam rasa. Kehampaan ini cukuplah untuk saat ini. Esok aku tak mau lagi. Lusa, semoga semua lebih berarti.
Sedikit curahan hati kutulis dalam cerita ini. Sedikit berbagi tentang keresahan hati. Tak perlu kau tanggapi isi celotehan ini. Cukup diresapi, tak perlu lagi dipahami.
Malamku kelak menjadi melammu, saat ini mungkin terlihat semu. Untukmu menunggu, dalam ruang dan waktu.
Maknanya dalam banget mas bro
Semoga segera dihalalkan amin
Hujan tak kunjung reda, semenjak siang tadi hingga malam ini. Tidak banyak aktivitas yang terjadi hari ini. Hujan, kau meberiku alasan untuk berdiam diri. Bukan untuk meresapi masa yang telah terjadi, karena bagiku itu hanyalah soal waktu. Yang terjadi tanpa harus kau ulangi.
Ketika waktu tak memberimu arti dalam hidupmu. Ada hal yang harus kau cermati dalam hidup ini. Waktu bukanlah penentu langkahmu. Waktu hanyalah pemandu setiap nafasmu. Jika waktumu telah berlalu, itu artinya kau telah melewatkan sesuatu. Kadang itu baik, kadangkala waktu menjadi buruk. Seketika hal yang terjadi seolah tak berarti lagi.
Sempat aku berfikir, kenapa waktuku seolah tak berarti. Setiap hariku hanya itu saja yang terjadi. Pagi menjadi siang, siang gerganti malam, malam berganti kembali menuju pagi. Selalu seperti itu. Tak ada hal yang istimewa dalam hari-hariku. Semuanya terjadi tanpa ada hal yang berarti.
Aku lupa. Selama ini rasa syukurku kepadaMu seolah semu. NikmatMu yang Kau beri, selalu tak cukup untuku. Bahkan aku masih saja ragu atas KuasaMu. Maafkan aku ya Rabb. Syukurku selama ini, tak sebanding dengan nikmatMu yang telah Kau beri. Ketidakpuasanku atas NikmatMu selalu aku ingkari. Aku hanya berburu pada nafsuku, yang sebenarnya hanya akan menjerumuskanku pada kekufuran semata.
Inginku memperbaiki diri, menjadi hamba yang lebih mensyukuri atas Nikmat yang Kau beri. Beri aku kesempatan untuk itu ya Rabb. Beri aku kesabaran untuk menjalani apa yang telah Kau janjikan selama ini. Beri aku kekuatan untuk melalui cobaan yang Kau beri. Karena sesungguhnya hanya KepadaMu lah hamba berserah diri.
Kuatkan tekad ini, semoga tak berhenti sampai disini. Waktuku biarlah berlalu. Waktuku bukan menjadi penentu hidupku. Waktuku hanyalah pemandu disetiap langkahku.