HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/17 15:35 WIB
Media Asing Soroti Ledakan Turis: Tak Seperti Bali yang Dulu
-
Sabtu, 2024/04/17 15:40 WIB
Kota Wisata Sekelas Dubai Dilanda Banjir Bandang, Kok Bisa?
-
Jumat, 2024/04/16 14:03 WIB
Megawati Kirim Amicus Curiae ke MK: Habis Gelap Terbitlah Terang
-
Sabtu, 2024/04/17 14:58 WIB
Hai Warga Depok, Setujukah Pakaian Adat Diterapka untuk Seragam SD hingga SMA?
-
Sabtu, 2024/04/17 15:25 WIB
Sederet Tokoh Ajukan Amicus Curiae ke MK Terkait Pilpres 2024
-
Minggu, 2024/04/18 14:48 WIB
Kisah Pasangan 13 Jam Terjebak Banjir Dubai, Tak Ada Makanan Cuma Minum Air
|
Thread Tools |
22nd February 2017, 17:13 |
#1
|
Addict Member
|
Untuk Kalian yang Menyerang Ahok Pakai Isu Islam
Oleh: Faisal, Muslim yg tinggal di Holland
Meski heran dan tidak habis pikir mengamati sikap kalian, tetapi waktu tetap berjalan dan langkah harus terayun ke depan. Kalian gemar berslogan, tentang BELA ISLAM, ada aksi satu, aksi dua, dan rencana aksi tiga. Jujur, saya muak mendengar tema yang kalian lemparkan kepada masyarakat Indonesia. Melempar tema yang kalian yakini bisa membangkitkan amarah dari bangsa yang ramah ini. Menjadikan Pak Ahok sebagai tersangka, sudah kalian capai. Menjadi lucu, jika capaian ini pun tidak membuat kalian puas. Kalian masih punya angan-angan untuk memaksakan kehendak, menjadikan Pak Ahok terdakwa, lalu masuk penjara. Kemudian membukakan lebar-lebar pintu gerbang kekuasaan kepada pesaing Pak Ahok, yang seratus persen saya meragukan komitmennya dalam memberantas korupsi. Ketidakpercayaan ini bukan tidak beralasan, saya bukan orang yang terlalu bodoh untuk pesimis tanpa sebab. Rasanya untuk menangis pun, air mata ini seperti menolak, jika ditujukan untuk menyesali sikap kalian. Air mata sudah deras mengalir ketika berbagai bencana alam menerjang kita. Air mata lelah tertumpah ketika dengan sadis nyawa melayang sia-sia, terbunuh ditempat ibadah, dan pembunuhnya bangga karena merasa sudah membela agama. Dan kalian diam seribu bahasa, karena energi kalian telah habis terpakai untuk menumbangkan seorang Pak Ahok. Atau memang nurani kalian sudah mengeras, sehingga tak sanggup lagi memisahkan ke mana prioritas mesti ditempatkan. Saya berbeda agama dengan Pak Ahok, jika agama yang kalian maksud adalah identitas dalam KTP. Tapi saya merasa seagama dengan Pak Ahok, jika tujuan menegakkan kebenaran yang ingin sama diraih. Jika hari ini saya membela Pak Ahok, itu memang karena beliau patut dibela. Beliau tidak menistakan agama yang saya anut, jadi beliau tidak boleh masuk penjara hanya karena naifnya cara kalian menafsirkan ayat. Kalian tidak jujur bila bertopeng BELA ISLAM. Sebenarnya kalian sedang tersinggung karena Pak Ahok bicara ada pihak yang berbohong dengan menggunakan Surat Al-Maidah ayat 51. Dan biasanya pihak yang dimaksud adalah golongan kalian. Kalian bicara BELA ISLAM, tentunya pedoman yang harus diteladani adalah sifat Rasul Muhammad saw. yang pemaaf dan selalu menahan amarah. Kalian bicara BELA ISLAM, tetapi kalian ngotot ingin pasal KUHP yang tidak Islami diterapkan untuk memenjarakan seseorang. Saya ingin bertanya, apakah Islam mengenal PENJARA? Jadi kalian bagai mata uang dengan dua sisi. Kalian tidak menghormati konstitusi manakala menolak seorang Warga Negara Indonesia untuk menjadi pemimpin di negeri ini. Pada saat yang bersamaan, kalian membutuhkan konstitusi tersebut untuk memuaskan hawa nafsu kalian untuk memenjarakan orang yang tidak bersalah. Kebenaran memang akan menemukan jalannya sendiri, tapi saya tidak akan berdiam diri. Bersama pencinta kebenaran lainnya, saya akan melawan ketidakadilan yang hendak kalian pertontonkan. TIDAK ADA PENISTA AGAMA, TIDAK ADA PEMBELA AGAMA, SEMUA DEMI KEPENTINGAN POLITIK. DAN JAKARTA MEMBUTUHKAN POLITISI YANG BERSIH, TRANSPARAN DAN PROFESIONAL. Sumber: Biarnyaho.com Silahkan dibagikan jika berkenan, terima kasih. kalau pun dobel2, itu lebih baik drpd tidak dibaca krn terlewatkan. Objektifitas orang bijak & bajik. |
22nd February 2017, 17:56 |
#2
|
Addict Member
|
siapa itu Faisal Muslim ?
Rais Aam NU: Pilkada DKI 2017, Wajib Pilih Pemimpin Muslim Red: Nasih Nasrullah Republika/Darmawan Ketua Umum MUI Maâruf Amin menjawab pertanyaan wartawan usai menyampaikan Tausiyah MUI menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1437 H, di Jakarta, Selasa (31/5). (Republika/Darmawan) Ketua Umum MUI Maâruf Amin menjawab pertanyaan wartawan usai menyampaikan Tausiyah MUI menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1437 H, di Jakarta, Selasa (31/5). (Republika/Darmawan) REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTAâ Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Maâruf Amin menyerukan segenap warga Nahdliyin dan umat Islam memilih pemimpin Muslim di Pilkada DKI Jakarta 2017. Menurut sosok yang juga menjabat sebagai Ketua Umum MUI ini, tidak ada alasan lagi untuk tidak memilih pemimpin Muslim di kontestasi Pilkada tersebut. âSepanjang ada calon yang Muslim dan insya Allah adil wajib hukumnya memilih calon pemimpin Muslim tersebut,â katanya kepada Republika.co.id di Jakarta, Kamis (6/10). Alumnus Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur ini menegaskan hasil keputusan Bahtsul Masaâil al-Diniyah al-Waqiâiyah Muktamar XXX NU di PP Lirboyo, Kediri, Jawa Timur tertanggal 21-27 Nopember 1999, justru menguatkan seruan memilih pemimpin Muslim. Dalam konteks DKI Jakarta, setidaknya ada dua calon pemimpin yang beragama Islam. âJadi tak ada pengecualian darurat lagi seperti dalam keputusan muktamar itu,â katanya. Pada pengujung pembicaraan, Dia berpesan kepada warga Nahdliyin terutama agar memilih calon yang sejalan dengan visi dan misi NU. Sebelumnya, sempat muncul polemik terkait Muktamar NU di Kediri yang membolehkan memilih pemimpin non-Muslim dalam kondisi darurat. Di antara kriteria darurat itu, kepemimpinan tersebut di bidang-bidang yang tidak bisa ditangani sendiri oleh orang Islam secara langsung atau tidak langsung karena faktor kemampuan. Dalam bidang-bidang yang ada orang Islam berkemampuan untuk menangani, tetapi terdapat indikasi kuat bahwa yang bersangkutan khianat. Sepanjang penguasaan urusan kenegaraan kepada non-Islam itu nyata membawa manfaat. |
22nd February 2017, 17:58 |
#3
|
Addict Member
|
Katib Syuriyah PBNU : Warga NU Wajib Memilih Pemimpin Muslim
Asrorun Ni'am Sholeh (Foto: Aria Pradana/kumparan) Warga NU wajib memilih pemimpin muslim. Dalam konteks Pilgub DKI, Wakil Katib Syuriyah PBNU Asrorun Niam, menyebut darurat itu bila sudah tidak ada pilihan lain. "Muktamar Lirboyo terkait dengan kepemimpinan itu menegaskan bahwa kita di dalam konteks ini tentu warga NU ya wajib memilih pemimpin yang seagama. Kecuali di dalam kondisi darurat. Kalau kondisi normal ya balik ke hukum asal, memilih pemimpin yang muslim itu hukumnya wajib," kata Niam usai silaturahmi di PWNU DKI di Utan Kayu, Jaktim, Selasa (7/2). Namun menurut dia, dalam konteks ini, NU tidak dalam artian mendukung pasangan calon. "Karena yang dukung mendukung dan yang mengusulkan kan partai. Sementara NU bukan partai," ungkap dia. Niam juga menegaskan, pernyataan memilih pemimpin muslim ini, bukan mencerminkan keberpihakan. "Gimana cara memihaknya kan kita berada di luar, kan gitu. Bahwa kemudian menjadi suporter kan bisa aja kan. Tetapi yang paling penting, apa yang sudah disampaikan ketua umum PBNU setelah berkoordinasi dengan Rais Aam sebagai pemimpin tertinggi organisasi NU menyikapi apa yang terjadi setelah peradilan kemarin," tuturnya. Ketua Umum PBNU menegaskan sikap Ahok dan pengacaranya yang cenderung dinilai oleh masyarakat khususnya warga NU itu menghinakan dan merendahkan ulama itu sebagai sikap yang salah dan merugikan. Karena kemudian warga NU tersinggung dan kalau tersinggung masak memilih orang yang sudah menyinggung kita kan - Katib Syuriyah PBNU Asrorun Niam Kemudian terkait rekaman telepon antara SBY dan Ma'ruf Amin yang diungkap di persidangan, Niam menilai proses hukum biarkan berjalan. "Yang pasti apa yang disampaikan oleh Kiai Ma'ruf, terkait dengan tuduhan bohong tentang pertanyaan mengenai apakah ada telepon dari SBY kepada ke Kiai Ma'ruf yang mengatur pertemuan di PBNU dan meminta fatwa terkait dengan Ahok, itu tuduhan nggak berdasar. Karena memang faktanya tidak seperti itu," jelas dia. Tanya yang merasa menyadap, piye toh. Kan kita nggak tahu, yang pasti kalau toh itu disadap ada aturan-aturannya terkait masalah hukumnya, yang pasti itu. Tapi kalau yang lain tentu aparat penegak hukum lah yang berjalan.Kalau penyadapan kan bukan delik aduan, tapi delik umum. Kalau delik umum ya aparat - Katib Syuriyah PBNU Asrorun Niam |
22nd February 2017, 17:59 |
#4
|
Addict Member
|
PBNU dan Ulama Se-Banten, Keluarkan Sikap Melarang Umat Islam Pilih Pemimpin Non Muslim
Publik-News.com â Menyikapi adanya desakan terkait menentukan pilihan dalam memilih pemimpin yang beragama muslim dan non muslim, pengurus Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melakukan pertemuan dengan ulama di Pesantren An-Nawati Tanara, Banten untuk merespon hal tersebut. Pertemuan yang berlangsung pada hari rabu kemarin itu, (8/2) menghasilkan 9 poin. Selain memberikan sikap memilih pemimpin muslim, pertemuan tersebut juga menyinggung perihal pelecehan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terhada KH Maâruf Amin âTentang kaidah memilih pemimpin, NU sudah memiliki panduan, yaitu hasil Muktamar NU 1999, yang berbunyi âOrang Islam tidak boleh menguasakan urusan kenegaraan kepada orang non-Islam kecuali dalam keadaan darurat,â kata Asrorun Niâam Sholah, Katib Syuriah PBNU Asrorun dalam keterangan tertulis yang diperoleh Publik-News.com, Kamis (9/2/2017). Selain itu, para ulama dalam pertemuan itu juga mereomendasikan agar melakukan langkah dengan memperoses hukum Ahok karena uapannya yang dianggap menghina ulama Berikut 9 poin hasil dari silaturahmi Syuriah PBNU dengan ulama, kiai, dan pimpinan pesantren se-Banten : NU sebagai jamiyyah perlu terus bergerak; dan yang harus menggerakkan harus Syuriyah. Syuriyah perlu mendinamisir organisasi, dan pelaksananya adalah tanfidziyyah. NU harus satu komando. Komando tertinggi jamiyyah ada di Syuriyah, dan Tanfidziyyah sebagai eksekutif, sehingga perlu ada jalinan komunikasi yang intensif antara Syuriyah dan Tanfidziyyah. Tentang kaidah memilih pemimpin, NU sudah memiliki panduan, yaitu hasil Muktamar NU 1999, yang berbunyi âOrang Islam tidak boleh menguasakan urusan kenegaraan kepada orang non-Islam kecuali dalam keadaan daruratâ. Setiap warga dan pengurus NU terikat oleh keputusan organisasi (qararat jamiyyah) NU. Jamaah NU belum bisa menerima perlakuan Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan timnya terhadap Rais Aam KH Maâruf Amin meski secara pribadi Rais Aam sudah memaafkan. Direkomendasikan ada langkah hukum untuk menjamin ketertiban sosial. PWNU perlu memprogramkan silaturahmi ke basis-basis yang amaliyahnya Nahdliyin. Konsolidasi ulama kultural harus terus diintensifkan. Jamiyyah NU perlu memperkuat konsolidasi organisasi dengan sering melakukan pembinaan nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja), merangkul dan mengajak serta menyapa secara bersama-sama dengan seluruh ulama, kiai dan pemimpin pondok pesantren untuk mengawal ajaran keagamaan NU dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara. Perlu dukungan lebih kongkrit program KartaNU agar lebih meluas. Karena di dalamnya ada manfaat, baik manfaat administrasi organisasi maupun manfaat ekonomi. Pengurus NU perlu ada instruksi agar ada percepatan KartaNU. Perlu ada perluasan khidmah nahdliyyah, khususnya di bidang ekonomi, dengan pemberdayaan ZIS melalui LAZIS NU, pendidikan dengan menyiapkan berdirinya UNU di Banten, dan kesehatan dengan menyiapkan berdirinya rumah sakit. Kepada seluruh warga NU dan masyarakat secara umum untuk menjaga kondusivitas berbangsa dan bernegara, menjaga persatuan, menghindari provokasi, dan mewaspadai setiap upaya yang memecah persatuan, seperti ancaman komunisme, liberalisme, dan juga ekstremisme.(Fq) |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer