HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Minggu, 2024/04/18 16:29 WIB
Bahlil: Jangan Samakan Jokowi-Megawati dengan Pikiran Hasto PDIP
-
Minggu, 2024/04/18 14:48 WIB
Kisah Pasangan 13 Jam Terjebak Banjir Dubai, Tak Ada Makanan Cuma Minum Air
-
Minggu, 2024/04/18 16:32 WIB
Bikin Mual, Pria Ini Makan Nasi dengan Kuah Cappuccino
-
Sabtu, 2024/04/17 15:35 WIB
Media Asing Soroti Ledakan Turis: Tak Seperti Bali yang Dulu
-
Sabtu, 2024/04/17 15:40 WIB
Kota Wisata Sekelas Dubai Dilanda Banjir Bandang, Kok Bisa?
-
Jumat, 2024/04/16 14:03 WIB
Megawati Kirim Amicus Curiae ke MK: Habis Gelap Terbitlah Terang
|
Thread Tools |
25th September 2017, 12:28 |
#1
|
Addict Member
|
Ternyata dipesan 500 pucuk senjata, bukan 5000 pucuk senjata?
Setelah menginstruksikan nonton bareng Film Gerakan 30 September (G 30 S/PKI) kepada jajarannya diseluruh Indonesia. Sebuah situs www.perangbintang.com (kini sudah diblokir) mengungkapkan, Panglima TNI melontarkan isu panas soal penyelundupan 5000 pucuk senjata yang dilakukan institusi diluar militer yang mencatut nama Presiden untuk mendatangkan senjata ilegal.
Pernyataan Panglima TNI tersebut, disampaikan saat silaturahmi TNI dengan para purnawirawan di Mabes TNI, Cilangkap, Jumát (22/9/2017). Jenderal Gatot mengatakan, bahwa ada Jenderal nakal yang berusaha membantu mendatangkan senjata ilegal tersebut dan pihaknya pun siap melakukan pengawasan.Karena hal itu sudah ada laporan intelijen yang akurat. Bahkan, kata Panglima TNI, TNI pun akan dibeli dengan cara amoral dan atas dasar ini pihaknya akan melakukan tindakan tegas, bukan hanya akan membuat menangis tapi akan membuat mereka merintih. Meski Gatot enggan membeberkan siapa institusi tersebut, namun berbagai kalangan menilai instusi yang dimaksud adalah Badan Intelijen Negara (BIN) pimpinan Jenderal Polisi Budi Gunawan. Kepala BIN memang menginstruksikan pembelian 5000 pucuk senjata kepada Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian untuk pemberantasan teorisme. Ketika dikonfirmasi wartawan, Tito mengaku akan membeli 10.000 pucuk senjata dari PT Pindad untuk kebutuhan Polisi lalulintas dan sabhara. Kapolri sudah menanyakan kepada Pindad, tentang persediaan senjata, namun Pindad hanya menyanggupi 5000 pucuk senjata saja, sementara Polri butuh 10.000. Pernyataan Kapolri tersebut dilontarkan di Rupatama, Mabes Polri, Rabu (26/7/2017). Tito bahkan menyampaikan sebenarnya Polri butuh 20.000 untuk membekali anggotanya dalam tugas sehari-hari. Kendati Panglima TNI menyatakan informasi intelijennya akurat, namun Kepala BIN sebagaimana dilansir www.perangbintang.com mengatakan bahwa menyikapi kebutuhan 5000 senjata api yang tak dapat dipenuhi, Pindad mengusulkan agar membeli dari pihak swasta domestik maupun internasional, namun menurut Kepala BIN hal ini masih dalam kajian. Menkopolhukam Wiranto, dalam keterangan persnuya, Minggu (24/9/2017) mengatakan, mengenai informasi dari Panglima TNI tentang adanya institusi di luar TNI dan Polri yang akan membeli 5000 pucuk senjata standar TNI, tidak pada tempatnya dihubungkan dengan eskalasi kondisi keamanan, karena ternyata hanya adanya komunikasi antar institusi yang belum tuntas. Setelah dikonfirmasikan kepada Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Kepala BIN Jenderal Pol Budi Gunawan dan instansi terkait, terdapat pengadaan 500 pucuk senjata laras pendek buatan PT Pindan (bukan 5000 pucuk dan bukan standar TNI) oleh BIN untuk keperluan pendidikan Intelijen. Pengadaan seperti ini ijinnya bukan dari Mabes TNI tetapi cukup dari Mabes Polri. Dengan demikian prosedur pengadaannya tidak secara spesifik memerlukan kebijakan Presiden. Berdasarkan penjelasan ini diharapkan tidak ada lagi polemik dan politisasi atas kedua isu tersebut. Sebagaimana dilansir detik.com, Minggu (24/9/2017), Komisi I DPR menyebut pembelian 500 pucuk senjata laras pendek oleh Badan Intelijen Negara (BIN) telah masuk Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKAKN/L) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN P) tahun 2017, tercantum sebagai alat perlengkapan dan sarana pelatihan STIN (Sekolah Tinggi Intelijen Negara).Jadi, 500 pucuk senjata, bukan 5000 pucuk senjata? |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer