HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/17 15:35 WIB
Media Asing Soroti Ledakan Turis: Tak Seperti Bali yang Dulu
-
Sabtu, 2024/04/17 15:40 WIB
Kota Wisata Sekelas Dubai Dilanda Banjir Bandang, Kok Bisa?
-
Jumat, 2024/04/16 14:03 WIB
Megawati Kirim Amicus Curiae ke MK: Habis Gelap Terbitlah Terang
-
Sabtu, 2024/04/17 14:58 WIB
Hai Warga Depok, Setujukah Pakaian Adat Diterapka untuk Seragam SD hingga SMA?
-
Sabtu, 2024/04/17 15:25 WIB
Sederet Tokoh Ajukan Amicus Curiae ke MK Terkait Pilpres 2024
-
Minggu, 2024/04/18 14:48 WIB
Kisah Pasangan 13 Jam Terjebak Banjir Dubai, Tak Ada Makanan Cuma Minum Air
|
Thread Tools |
24th September 2010, 16:58 |
#1
|
Addict Member
|
Wanita Pemegang Tahkta Kerajaan di Britania Raya
Dalam sejarah Britania Raya, terdapat 10 wanita yang pernah menduduki takhta kerajaan.
Matilda (April–November 1141) Matilda merupakan ratu pertama kerajaan Inggris. Namun karena masa pemerintahannya yang relatif singkat, dan di saat dia memerintah, ia tidak mendapat pengakuan yang sah, serta tidak pernah dimahkotai, maka posisinya sebagai ratu masih diperdebatkan hingga saat ini. Matilda merupakan putri dari Raja Henry I. Ketika ayahnya meninggal pada tahun 1135, Matilda tidak mendapat dukungan menduduki takhta walaupun ia pewaris sah. Maka takhtanya direbut oleh sepupunya, Stephen. Pada tahun 1139, Matilda mulai memimpin pasukan untuk merebut takhta dari Raja Stephen. Raja Stephen dikalahkan dan ditangkap pada April 1141, dan Matilda berhasil merebut takhtanya. Tidak banyak catatan mengenai pemerintahan Matilda, kecuali ia menolak permintaan rakyat agar pajak dipotong. Stephen yang dipenjara berhasil bebas, dan mulai menggalang dukungan merebut kembali takhta kerajaan. Alhasil, pada November 1141, Stephen kembali bertakhta, dan Matilda berhasil melarikan diri. Matilda meninggal pada tahun 1167 dalam usia 65 tahun. Margaret (1286–1290) Margaret merupakan putri dari Raja Norwegia Eric II dan Margaret, putri Raja Skotlandia Alexander III. Ibunya yang bernama sama meninggal saat melahirkannya. Ketika Raja Alexander III meninggal pada tahun 1286, Margaret sebagai satu-satunya keturunan Alexander III secara otomatis menduduki takhta dalam usia 3 tahun. Takhtanya di Skotlandia mengalami perdebatan. Selain karena usianya yang terlampau muda, ia berada di Norwegia bersama ayahnya. Perdebatan tersebut pun terus berlanjut ketika Ratu Margaret meninggal 4 tahun kemudian dalam usia 7 tahun. Kematiannya menyebabkan terjadinya perebutan takhta di Skotlandia. Karena tidak pernah dimahkotai, bahkan tidak pernah menginjakkan kaki di tanah Skotlandia, takhtanya masih diperdebatkan. Mary I, Ratu Skotlandia (1542–1567) Sebagai satu-satunya keturunan Raja James V, ia menduduki takhta Skotlandia sepeninggal ayahnya pada tahun 1542 di saat umurnya baru 6 hari. Di saat ia berumur 5 tahun, ia dibawa ke Perancis dan dibesarkan oleh Raja Perancis Henry II. Pada usia 16 tahun, ia dinikahkan dengan Francis, putra Raja Henry II, yang kemudian menjadi Raja Perancis Francis II. Pada tahun 1560, Raja Francis II meninggal, dan Ratu Mary I memutuskan untuk kembali ke Skotlandia. Di Skotlandia, segagai Ratu Katolik di tanah Protestan, ia mendapat cukup penolakan dan dipaksa untuk mengundurkan diri. Pada tahun 1567, Mary I pun menyerahkan takhtanya kepada putranya, kemudian melarikan diri ke Inggris untuk meminta perlindungan dari Ratu Elizabeth I yang tidak lain sepupunya sendiri. Namun, sebagai cicit dari Raja Henry VII, dia adalah juga penerus takhta Kerajaan Inggris, kedatangannya ke Inggris justru dianggap sebagai upaya untuk menyingkirkan Ratu Elizabeth I, sehingga dia ditangkap, dikurung, dan akhirnya dihukum mati atas tuduhan percobaan pemberontakan dan percobaan pembunuhan terhadap Ratu Elizabeth I. Ia tewas dipancung dalam usia 44 tahun. Jane Grey (Juli 1553) Jane Grey terkenal dengan sebutan Nine Days' Queen karena takhtanya yang cuman 9 hari. Selain itu takhtanya juga masih diperdebatkan. Ketika Raja Edward VI bertakhta, kakak tertuanya, Mary adalah penerus sah takhta kerajaan menurut aturan yang berlaku. Namun, sebelum meninggal Edward VI menunjuk Jane Grey sebagai penerusnya. 4 hari setelah Edward VI meninggal, Jane Grey diumumkan sebagai Ratu Inggris. Hal ini mendapat penolakan dari Mary, kakak Edward VI yang mengklaim dirinya sebagai penerus sah. 9 hari kemudian, dengan menggalang dukungan, akhirnya Mary berhasil menyingkirkan Jane Grey dan menjadi Ratu Mary I. Ratu Mary I kemudian menangkap Jane Grey dan para pendukungnya dan menghukum mati mereka. Jane Grey tewas dipancung pada tahun 1554 dalam usia 16 tahun. Mary I, Ratu Inggris (1553–1558) Ratu Inggris Mary I berhasil naik takhta setelan menyingkirkan sepupunya Jane Grey. Mary I, seorang Katolik fanatik dikenal dengan sebutan Bloody Mary karena kekejaman masa pemerintahannya yang menghukum mati para penganut Protestan. Ratu Mary I menikah dengan Raja Spanyol Philip II dengan harapan menyatukan kedua negara. Mary I pun menggelari suaminya sebagai Raja Inggris dan berkedudukan setara dengan dirinya. Namun karena tidak memilik anak, harapan itu akhirnya sirna. Ratu Mary I meninggal pada tahun 1558 dalam usia 42 tahun. Takhtanya kemudian diserahkan kepada adiknya Elizabeth I. Elizabeth I (1558–1603) Elizabeth I, adik dari Mary I memerintah sepeninggal kakaknya. Tidak seperti kakaknya yang melarang Protestan, Elizabeth I yang justru seorang Protestan mendirikan kembali Gereja Inggris yang sempat dilarang Mary I. Elizabeth I disebut-sebut sebagai ratu terhebat dalam sejarah Inggris, selain karena figurnya yang karismatik, juga karena keberhasilannya mengalahkan armada Spanyol serta berhasil membawa kestabilan bagi negaranya, sehingga masa pemerintahannya disebut sebagai The Golden Age, atau sering juga disebut Elizabethan Era. Ia beratkhta hingga akhir hayatnya dan meninggal dalam usia 69 tahun. Karena tidak menikah, dan tidak memiliki keturunan, ia digantikan oleh adik sepupunya, James I/VI yang juga Raja Skotlandia, yang menjadi awal bergabungnya Kerajaan Inggris dengan Skotlandia. Mary II (1689–1694) Mary II naik takhta memimpin Inggris, Skotlandia, dan Irlandia bersama-sama dengan suaminya, William III/II, setelah ayahnya, James II/VII dipecat melalui revolusi. Meskipun ia dan suaminya bertakhta secara bersama-sama, Mary II nampak lebih dominan dalam pemerintahan dalam negeri, manakala suaminya lebih fokus ke luar negeri. Mary II dikenal cukup aktif dalam mengatur Gereja Inggris di mana ia adalah pemimpin tertingginya. Mary II bertakhta hingga meninggal dalam usia 32 tahun dan tidak memiliki keturunan. Anne (1702–1714) Anne, adik dari Ratu Mary II, naik takhta sepeninggal abang iparnya pada tahun 1702. Takhta Anne dikenal dengan bersatunya Inggris dan Skotlandia menjadi satu Kerajaan Britania Raya melalui Act of Union 1707, menjadikan Anne sebagai ratu pertama kerajaan bersatu tersebut, dan sekaligus ratu terakhir Inggris dan Skotlandia secara tepisah. Di masanya pula, pemerintahan Britania Raya mulai bergerak dari monarki absolut menuju monarki konstitusional. Sama seperti kakaknya, Anne tidak meninggalkan keturunan. Setelah 12 bertakhta, ia meninggal dalam usia 49 tahun dan digantikan oleh sepupunya. Victoria (1837–1901) Bernama lengkap Alexandrina Victoria, Ratu Victoria yang bertakhta selama 63 tahun dan 7 bulan merupakan ratu terlama dalam sejarah Britania, melebihi ratu/raja yang ada hingga saat ini. Victoria mewarisi takhta sepeninggal pamannya, Raja William IV, di saat ia baru berumur 18 tahun. Zaman pemerintahannya yang dikenal dengan Victorian Era dikenal dengan berkembangnya Britania Raya secara pesat di bidang industri, politik, ilmu pengetahuan, dan militer, juga berkembangnya wilayah jajahan Britania Raya di seluruh benua hingga mencapai puncaknya. Meskipun Britania Raya sudah mengadopsi monarki konstitusional, peran simbolik Ratu Victoria sangatlah penting sebagai pemersatu bangsa-bangsa Britania Raya dan seluruh wilayah jajahannya. Ratu Victoria juga dikenal sebagai peletak dasar-dasar moral dan etika bagi para anggota keluarga kerajaan. Ratu Victoria meninggal pada tahun 1901 dalam usia 81 tahun, dan kemudian mewariskan takhtanya kepada anaknya, Edward VII. Elizabeth II (1952–sekarang) Elizabeth Alexandra Mary, lebih dikenal dengan nama Elizabeth II, mewarisi takhta ayahnya, George VI, saat berumur 26 tahun. Selama takhtanya, ia menyaksikan banyaknya perubahan Kekaisaran Britania, di mana banyak wilayah jajahannya yang merdeka satu per satu, hingga berkembang menjadi organisasi negara-negara persemakmuran. Ratu Elizabeth II dikenal dengan rutinitasnya mengunjungi berbagai wilayah baik di dalam maupun luar negeri. Ratu Elizabeth II saat ini merupakan ratu terlama ketiga dalam sejarah Britania Raya dan juga ratu tertua dalam sejarah Britania Raya. Jika ia masih bertakhta pada September 2015, di mana usianya menginjak 89 tahun, ia akan menjadi ratu terlama sepanjang sejarah Britania Raya, menlewati rekor Ratu Victoria. |
27th September 2010, 07:00 |
#2
|
Banned
|
BELAJAR DARI YAMAN DAN INDONESIA Sabtu, 25 September 2010 Penegakan Hukum , Pemerintah Harus Serius Lakukan Deradikalisasi Ideologi Ekstrim JAKARTA — Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri menyatakan tujuan akhir dari kelompok teroris yang melakukan teror melalui perampokan, penyerangan institusi pemerintah, dan pengeboman itu adalah untuk menjatuhkan wibawa pemerintah dan mengambil alih kekuasaan negara. Mereka hendak mendirikan negara Islam. “Senjata api yang dimiliki para teroris itu sebagian berasal dari hasil merampok. Bagi mereka, merampok itu sah dan halal, karena harta itu menurut paham radikal yang mereka anut didapat dari orang kafir,” kata Kapolri Bambang Hendarso Danuri dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jumat (24/9). Selain Bank CIMB Niaga, Kapolri menyebutkan teroris yang sebagian telah ditangkap itu adalah pelaku beberapa aksi perampokan sebelumnya. Sebut saja perampokan uang 57 juta rupiah di sebuah warnet, uang 600 juta rupiah dari money changer, serta uang 75 juta rupiah dari Bank Sumut. Semuanya terjadi di Medan. Mereka juga berencana melakukan perampokan di Tanjung Balai. Di sana sudah ada 3 showroom yang menjadi target mereka. Uang dari hasil perampokan itu, lanjutnya, dipakai untuk membiayai operasi dan mendirikan kampkamp pelatihan. Selain itu, uang tersebut digunakan untuk membeli senjata api. “Termasuk pembelian senpi yang ada di Lampung itu didapat dari hasil perampokan. Dan ada yang belum bisa saya jelaskan terkait proses pembelian senjata api ini. Insya Allah dalam waktu dekat,” kata Kapolri. Selain itu, perampokan sengaja dilakukan untuk membuat masyarakat panik. Kelompok bersenjata tersebut akan melakukan penyerangan terhadap pos-pos TNI dan Polri secara gerilya di wilayah tertentu yang lengah. Apabila semua rangkaian ini berhasil mendelegitimasi wibawa pemerintah, mereka akan muncul dan meyakinkan masyarakat dan membuka rekrutmen,” jelas Kapolri. Berkaca pada apa yang terjadi di Afganistan dan Irak, kelompok ini akan melakukan gerilya kota. Bahkan, menurut Kapolri, kelompok ini akan mendatangkan mujahidin dari Afghanistan dan Pakistan. “Sehingga mereka bisa melakukan kegiatan yang pada akhirnya mengambil alih kekuasaan negara untuk menegakkan negara Islam,” kata Bambang. Empat DPO Mabes Polri menetapkan empat buron gembong teroris yang kini masuk dalam daftar utama pencarian. Mereka memiliki keahlian sesuai bidangnya. “Yang menggerakkan semua rangkaian itu adalah Musthofa alias Abu Tholut,” kata Kapolri. Abu Tholut, menurut Kapolri, adalah mantan pelatih Laskar Komandan Jamaah Islamiyyah. Alumni kelompok Jihad di Afganistan ini juga pendiri Ubaidah atau pendiri Kamp Militer di Filipina. Dia juga termasuk yang mendirikan pelatihan militer teroris di Janto, Aceh. “Dialah yang mengatur semua rangkaian kegiatan yang berjalan,” kata Bambang. Tholut, lelaki berusia 48 tahun, ini pernah ditangkap pada 2003 dan diganjar vonis delapan tahun, namun kemudian mendapat remisi empat tahun dan bebas pada 2007. Selain Abu Tholut, Kapolri juga menyebut nama Taufik Hidayat. Taufi k adalah kepala operasi perampokan di Bank CIMB Niaga, Agustus lalu. Selain merampas senjata M-16, Taufik juga menembak mati Brigadir Manuel Simanjuntak. “Sampai sekarang Tholut masih memegang senjata itu. Dia menjadi daftar pencarian orang (DPO), musuh bersama.” Pelaku teror lainnya yang menjadi buron yakni Jefri alias Kamal. Jefri adalah tersangka teroris kelahiran Depok, Jawa Barat. Mantan narapidana dalam pembuatan bom Cimanggis, Depok, ini ikut dalam aksi perampokan CIMB Niaga. “Jefri juga ikut memfasilitasi kamp pelatihan di Aceh. Dia DPO penting,” kata Kapolri. Nama-nama lainnya yakni Alex Cecep Gunawan. Alex adalah veteran Poso dan ikut dalam kelompok radikal di Jawa Tengah. “Alex ikut bersama kegiatan perampokan di Sumatra Utara dan terlibat langsung perampokan CIMB Niaga,” ujarnya. Di tempat terpisah, pengamat terorisme dari Yayasan Prasasti Perdamaian, Noor Huda Ismail, mendesak pemerintah serius melakukan deradikalisasi ideologi ekstrem para kelompok teroris ini. Pemerintah nyaris tak berupaya untuk membina mantan pelaku terorisme kembali pada kehidupan normal. “Polisi itu baik, misalnya sama pelaku terorisme. Itu hanya untuk keperluan pengembangan kasus saja,“ kata Noor Huda. Tapi upaya memahami kenapa orang itu sampai ikut kelompok radikal tak pernah dilakukan. Dengan demikian, tidak heran, jika pelaku terorisme yang sudah ditangkap, bahkan dipenjara, kembali melakukan perbuatan serupa. Di lembaga pemasyarakatan pun orang dibebaskan hanya berdasarkan standar. Jika orang itu dianggap berbuat baik, sudah salat lima waktu, rajin ke mesjid, maka boleh bebas. Setidaknya kasus Abu Tholut, bisa dijadikan contoh. Sebab Abu Tholut sendiri pernah ditangkap, dipenjara tapi kembali melakukan kegiatan serupa. Menanggapi kritikan itu, Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar mengakui sistem pembinaan bagi narapidana teroris, termasuk Abu Tholut alias Mustofa belum maksimal. Untuk itu, Kemenkumham akan perbarui sistem pembinaan. “Saya sudah berpikir harus membuat satu sistem dan terapi tersendiri di Lembaga Pemasyarakatan. Ternyata selama ini apa yang kita lakukan belum begitu mantap,” kata Patrialis. eko/ags/way/don/MD/P-1 http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=63354 |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer