|
|
30th June 2012, 01:18
|
|
Banned
Join Date: May 2012
Posts: 5
|
Ayah Tuna Netra, Anak Ditolak Masuk SD
Quote:
MALANG, KOMPAS.com - Seorang anak yang memiliki ayah penyandang tuna netra di Kota Malang, Jawa timur, ditolak masuk Sekolah Dasar Negeri. Hal ini terjadi dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SDN Sawojajar 1, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
Penolakan tersebut diakui dan dilaporkan kepada LSM Koalisi Masyarakat Peduli Pendidikan (KMPP) Malang, oleh orang tua siswa calon siswa, Kifli Ismunandar. Siswa yang ditolak, bernama Keyla Putri (7).
Menurut Kifli yang adalah warga Jalan Kapi Pramuja, Sawojajar, Kabupaten Malang, Jumat (29/6/2012), dirinya mengetahui anaknya gagal masuk di sekolah tersebut, saat pengumuman penerimaan siswa baru Rabu kemarin. "Anak saya menangis karena tidak diterima di sekolah itu tanpa ada alasan yang jelas," aku Kifli, yang penyandang tuna netra.
Berdasarkan cerita Keyla pada Kifli, saat menjalani tes akademik, Keyla sudah berhasil menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan guru penguji selama 15 menit. Setelah itu, guru penguji bertanya soal pekerjaan ayah Keyla). Dengan polos Keyla pun menjawab, kalau bapaknya tidak bekerja, karena menyandang tuna netra. Sementara ibu Keyla, adalah tukang cuci dan setrika baju.
Menurut Keyla, setelah mendengar jawaban tersebut si guru penguji terdiam dan tak melanjutkan pembicaraannya dengan Keyla. "Anak saya langsung kecewa. Apakah karena jawaban tentang pekerjaan itu yang membuatnya anak saya gagal masuk SDN Sawojajar 1, atau karena faktor lain. Ini belum jelas alasan sekolah," kata Kifli.
Kifli, memang bukan warga Kota Malang, namun sekolah yang paling dekat ke rumahnya adalah SDN Sawojajar 1. Banyak pula tetangga Kifli, yang anaknya sekolah di SDN Sawojajar 1. "Karena memang sekolah yang terdekat adalah SDN Sawojajar 1," ujar Kifli.
Setelah mendapatkan pengakuan Keyla, kemarin Kifli langsumg mendatangi sekolah tersebut. Tujuannya, untuk mempertanyakan alasan ditolaknya Keyla menjadi siswa SDN Sawojajar 1. "Saya hanya ingin tahu, apa alasan pihak sekolah menolak anak saya. Apa karena nilainya jelas atau alasan lain," katanya.
Sayangnya, Kifli tidak berhasil menemui kepala sekolah. Juga, tidak ada satu pun perwakilan sekolah yang mau menemuinya. "Saya hanya ditemui salah seorang anggota Komite Sekolah dan dijanjikan untuk dipertemukan dengan pihak sekolah pada Sabtu besok," aku Kifli.
Sementara itu, menurut juru bicara Koalisi Masyarakat Peduli Pendidikan (KMPP) Malang, Didit Sholeh, ditemui siang ini, Kifli memang melaporkan kasus yang menimpa anaknya itu ke KMPP Malang. "Kasus yang diadukan oleh Pak Kifli itu, menunjukkan jika ada yang tidak beres dalam PPDB," katanya.
Menurut Didit, pihak sekolah dinilai sudah melakukan pelanggaran hak asasi manusia, karena seorang anak gagal menikmati hak untuk belajar. "Buktinya, ada pertanyaan tentang pekerjaan orang tua. Apalagi orang tua Keyla seorang tuna netra. Kami akan melakukan advokasi masalah kasus ini," tegas Didit. "Pihak Dinas Pendidikan Kota Malang, harus segera turun tangan. Karena pelanggaran itu sudah masalah kemanusiaan. Jelas melanggar HAM," tegasnya lagi.
Secera terpisah, anggota Komisi D DPRD Kota Malang, Sutiadji menegaskan, yang jelas, sekolah tidak boleh melakukan diskriminasi terhadap para siswa. Sekolah tidak boleh diskriminatif dengan beralasan tidak menerima calon siswa karena orang tua siswa tidak mampu atau apalagi tuna netra. "Kalau benar ada sekolah melakukan diskriminasi, Dispendik Kota Malang harus tegas, dan memberi sanksi pada pihak sekolah bersangkutan," katanya.
Sutiaji juga berjanji, pihaknya akan segera melayangkan surat teguran kepada Dinas Pendidikan Kota Malang, atas kasus tetsebut. "Dinas Pendidikan harus bertindak tegas atas pelanggaran itu," katanya.
Sementara, Kepala Sekolah SDN Sawojajar 1, Bettin Juniaria Herina Sutrisnawati, saat dihubungi melalui telepon membantah tuduhan Kifli tersebut. "Semua pengakuan Kifli, tidak benar. Jelas pengakuan itu tidak benar. Kalau ngotot ingin masuk, silahkan temui saya," kata Bettin.
Menurutnya, tidak ada kriteria orang tua, dan tidak ada sesi wawancara kepada calon siswa. "Kita juga masih menanti daftar ulang. Kalau ada yang mengundurkan diri, bisa diisi calon lain. Ada 10 orang sistem cadangan," kata Bettin.
Adapun kriteria untuk siswa bisa masuk SDN Sawojajar 1, kata Bettin, adalah umur batasan 7 sampai 12, dan siswa mampu membaca abjad. " Untuk nilai hasil tes, tidak diumumkan. Karena internal sekolah. Yang jelas dalam tes itu, tak ada pertanyaan atau wawancara soal kondisi orang tua. Tidak benar kalau dikatakan sekolah tanya kondisi orang tua," ujar Bettin lagi.
Berita lainnya ::> Menolak Telanjang Pramusaji Ini Di Pecat
|
|
|
Last edited by ninisan; 30th June 2012 at 12:51..
|
30th June 2012, 21:26
|
|
Banned
Join Date: Feb 2008
Posts: 25,392
|
Kenapa ya thread yg begini bagus dan sangat urgen utk dibahas tak laku???
|
|
|
30th June 2012, 21:52
|
|
Groupie Member
Join Date: Jan 2008
Location: =|MADIUN|=
Posts: 12,514
|
Quote:
Originally Posted by tinung
Kenapa ya thread yg begini bagus dan sangat urgen utk dibahas tak laku???
|
Karena artikelnya juga kurang jelas, terlalu emosional dan sepihak saja.
Kenapa Kifli gagal diterima?
Jawabannya:
Quote:
Kifli, memang bukan warga Kota Malang, namun sekolah yang paling dekat ke rumahnya adalah SDN Sawojajar 1. Banyak pula tetangga Kifli, yang anaknya sekolah di SDN Sawojajar 1. "Karena memang sekolah yang terdekat adalah SDN Sawojajar 1," ujar Kifli.
|
Penerimaan Siswa Baru, sayangnya, memprioritaskan calon siswa asal daerah setempat. Untuk calon siswa yg berasal dari luar daerah tsb, dibuktikan dgn ktp atau kk, terkena kuota pendaftaran, biasanya sih 5-10% tergantung kebijakan setempat. Itupun masih bisa tergeser oleh calon siswa lokal.
Bisa jadi SDN Sawojajar 1 itu sudah penuh oleh pendaftar dari lokal Kota Malang. Sayangnya karena "keterbatasan" keluarganya. menyulitkan Kifli untuk mendaftar di sekolah lain yg lbh jauh tempatnya dan yg kurang diminati oleh calon siswa lokal.
Jadi, logika Ayah Tuna Netra, Anak Ditolak Masuk SD, itu TIDAK MASUK AKAL.
|
|
Ksatria datang dengan bendera tanpa pedang
|
30th June 2012, 23:01
|
|
Groupie Member
Join Date: Apr 2010
Location: di tengah sawah
Posts: 13,306
|
harus jadi masukan buat kepala daerah tempat tersebut buat membangun sarana sekolah
|
|
TUKANG SAPU
|
30th June 2012, 23:19
|
|
Groupie Member
Join Date: Jan 2008
Location: =|MADIUN|=
Posts: 12,514
|
Quote:
Originally Posted by XIBIROE
harus jadi masukan buat kepala daerah tempat tersebut buat membangun sarana sekolah
|
Setuju.
|
|
Ksatria datang dengan bendera tanpa pedang
|
30th June 2012, 23:34
|
|
Medal Winner
Join Date: Aug 2010
Location: Kampung yg sepi
Posts: 28,139
|
Quote:
Originally Posted by bakaSHINJI
Karena artikelnya juga kurang jelas, terlalu emosional dan sepihak saja.
Kenapa Kifli gagal diterima?
Jawabannya:
Penerimaan Siswa Baru, sayangnya, memprioritaskan calon siswa asal daerah setempat. Untuk calon siswa yg berasal dari luar daerah tsb, dibuktikan dgn ktp atau kk, terkena kuota pendaftaran, biasanya sih 5-10% tergantung kebijakan setempat. Itupun masih bisa tergeser oleh calon siswa lokal.
Bisa jadi SDN Sawojajar 1 itu sudah penuh oleh pendaftar dari lokal Kota Malang. Sayangnya karena "keterbatasan" keluarganya. menyulitkan Kifli untuk mendaftar di sekolah lain yg lbh jauh tempatnya dan yg kurang diminati oleh calon siswa lokal.
Jadi, logika Ayah Tuna Netra, Anak Ditolak Masuk SD, itu TIDAK MASUK AKAL.
|
Pake sistem rayon ya cak?
Sebenere msh bisa disiasati seandainya ortu calm down, misal punya saudara yg ada di rayon itu bs jd wali bagi anak kifli. Dulu upil sekolah di SMU di semarang (upil ga tinggal di semarang) cm krn pake sistem rayon, upil pake wali om dan alamat tinggal ditempat om meski kenyataannya upil kos.
|
|
|
1st July 2012, 02:59
|
|
Groupie Member
Join Date: Jan 2008
Location: =|MADIUN|=
Posts: 12,514
|
Quote:
Originally Posted by Vilone
Pake sistem rayon ya cak?
Sebenere msh bisa disiasati seandainya ortu calm down, misal punya saudara yg ada di rayon itu bs jd wali bagi anak kifli. Dulu upil sekolah di SMU di semarang (upil ga tinggal di semarang) cm krn pake sistem rayon, upil pake wali om dan alamat tinggal ditempat om meski kenyataannya upil kos.
|
Gak tahu deh kalo bisa pake wali ...
Gw yakin daya tampung sekolah di Malang masih cukup. Cuman kalau statusnya luar kota susah untuk mendapat sekolah favorit atau yg dekat dgn tempat tinggalnya. Biasanya sih masih bisa ketampung di sekolah2 kurang favorit yg sepi peminat.
|
|
Ksatria datang dengan bendera tanpa pedang
|
1st July 2012, 07:53
|
|
Banned
Join Date: Feb 2008
Posts: 25,392
|
Quote:
Originally Posted by bakaSHINJI
Karena artikelnya juga kurang jelas, terlalu emosional dan sepihak saja.
Kenapa Kifli gagal diterima?
Jawabannya:
Penerimaan Siswa Baru, sayangnya, memprioritaskan calon siswa asal daerah setempat. Untuk calon siswa yg berasal dari luar daerah tsb, dibuktikan dgn ktp atau kk, terkena kuota pendaftaran, biasanya sih 5-10% tergantung kebijakan setempat. Itupun masih bisa tergeser oleh calon siswa lokal.
Bisa jadi SDN Sawojajar 1 itu sudah penuh oleh pendaftar dari lokal Kota Malang. Sayangnya karena "keterbatasan" keluarganya. menyulitkan Kifli untuk mendaftar di sekolah lain yg lbh jauh tempatnya dan yg kurang diminati oleh calon siswa lokal.
Jadi, logika Ayah Tuna Netra, Anak Ditolak Masuk SD, itu TIDAK MASUK AKAL.
|
Quote:
Originally Posted by Vilone
Pake sistem rayon ya cak?
Sebenere msh bisa disiasati seandainya ortu calm down, misal punya saudara yg ada di rayon itu bs jd wali bagi anak kifli. Dulu upil sekolah di SMU di semarang (upil ga tinggal di semarang) cm krn pake sistem rayon, upil pake wali om dan alamat tinggal ditempat om meski kenyataannya upil kos.
|
Apapun persyaratan rayon atau yg lainnya, harusnya itu dilakukan sebelum tes, bukan setelah tes! Kalau setelah tes, kelulusan haruslah berdasar hasil test, kalau setelah test baru menyampaikan bahwa sekolah tersebut menolak sang anak karena tidak berada dlm rayon, berarti kan menjadi masuk akal bahwa sang anak ditolak karena ayahnya adalah seorang tunanetra!!!
|
|
Last edited by tinung; 1st July 2012 at 07:57..
|
1st July 2012, 09:11
|
|
Groupie Member
Join Date: Jan 2008
Location: =|MADIUN|=
Posts: 12,514
|
Quote:
Originally Posted by tinung
Apapun persyaratan rayon atau yg lainnya, harusnya itu dilakukan sebelum tes, bukan setelah tes! Kalau setelah tes, kelulusan haruslah berdasar hasil test, kalau setelah test baru menyampaikan bahwa sekolah tersebut menolak sang anak karena tidak berada dlm rayon, berarti kan menjadi masuk akal bahwa sang anak ditolak karena ayahnya adalah seorang tunanetra!!!
|
Lha bagaimana menyusun rank sementara calon siswa baru kalau mau daftar aja sudah ditolak? Mereka itu daftar, langsung dicek kelengkapan administratifnya, lalu langsung tes wawancara singkat. Biasanya sih tiap hari dibuat daftar sementaranya, untuk membantu mereka yg kira2 gak lolos bisa pindah mencari sekolah yg lain.
Lagipula penerimaan siswa baru untuk Sekolah Dasar itu, hasil tes tidak penting, yg paling menentukan adalah UMUR dan asal domisili. Karena gak ada tes yg standar untuk menyaring calon siswa baru untuk jenjang SD.
|
|
Ksatria datang dengan bendera tanpa pedang
|
1st July 2012, 09:25
|
|
Banned
Join Date: Feb 2008
Posts: 25,392
|
Quote:
Originally Posted by bakaSHINJI
Lha bagaimana menyusun rank sementara calon siswa baru kalau mau daftar aja sudah ditolak? Mereka itu daftar, langsung dicek kelengkapan administratifnya, lalu langsung tes wawancara singkat. Biasanya sih tiap hari dibuat daftar sementaranya, untuk membantu mereka yg kira2 gak lolos bisa pindah mencari sekolah yg lain.
Lagipula penerimaan siswa baru untuk Sekolah Dasar itu, hasil tes tidak penting, yg paling menentukan adalah UMUR dan asal domisili. Karena gak ada tes yg standar untuk menyaring calon siswa baru untuk jenjang SD.
|
Kan harus diumumkan bahwa yg mendaftar di sekolah itu hanya diperuntukkan bagi rayon di dalam lingkungan wilayah sekolah itu, jadi orang tua tak perlu capek2 mendaftar kalau domisili mereka berada di luar rayon.....
|
|
|
detikNews
........
|