HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/17 15:35 WIB
Media Asing Soroti Ledakan Turis: Tak Seperti Bali yang Dulu
-
Sabtu, 2024/04/17 15:40 WIB
Kota Wisata Sekelas Dubai Dilanda Banjir Bandang, Kok Bisa?
-
Jumat, 2024/04/16 14:03 WIB
Megawati Kirim Amicus Curiae ke MK: Habis Gelap Terbitlah Terang
-
Sabtu, 2024/04/17 14:58 WIB
Hai Warga Depok, Setujukah Pakaian Adat Diterapka untuk Seragam SD hingga SMA?
-
Sabtu, 2024/04/17 15:25 WIB
Sederet Tokoh Ajukan Amicus Curiae ke MK Terkait Pilpres 2024
-
Minggu, 2024/04/18 14:48 WIB
Kisah Pasangan 13 Jam Terjebak Banjir Dubai, Tak Ada Makanan Cuma Minum Air
|
Thread Tools |
1st March 2010, 01:13 |
#1
|
Registered Member
|
Ada Upaya Pencitraan Untuk Boediono dan Sri
VIVAnews - Pengamat ekonomi ECONIT Hendri Saparini menilai ada upaya politik dengan menonjolkan citra Boediono dan Sri Mulyani yang bersih dan berintegritas. Teknik pencitraan ini akan menjadikan mereka sebagai simbol kebangkitan ekonomi Indonesia. Lalu, seolah-olah perekonomian dalam negeri akan bergolak kalau jabatan Boediono sebagai Wakil Presiden dan Sri sebagai Menteri Keuangan sampai diganti. "Ini aji pamungkas. Setelah reshuffle tidak laku, ini yang dijual ke publik. Seolah-olah Boediono dan Sri Mulyani tidak mungkin melakukan kesalahan," kata Hendri Saparini di Jakarta, Minggu 28 Februari 2010. Hendri Saparini menambahkan sektor finansial memang dipengaruhi oleh persepsi. “Tapi ini tidak nyambung. Jika ada pelemahan rupiah dan harga saham, tidak ada hubungannya dengan itu," katanya. Sebaliknya, Hendri mengungkapkan banyak kesalahan kebijakan yang dilakukan Boediono dan Sri yang justru mengakibatkan kerugian negara. Di antaranya, Hendri menyebut kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia dan perjanjian dengan International Moneter Fund (IMF) yang dilakukan Boediono. |
1st March 2010, 02:05 |
#2
|
Addict Member
|
mencla mencle ramalan ekonomi ala Hendri Saparini
http://www.muslimdaily.net/wawancara...omi-alternatif
2008 : Apakah krisis ini akan terus membesar atau bagaimana? "Banyak pihak, termasuk pemerintah terutama, menganggap ini adalah krisis kecil. Saya menulis pertama di 2007, bulan Juli, dan tidak ada yang percaya bahwa tahun 2008 akan ada krisis. Bahkan dengan fakta yang lebih tegas di awal 2008 bahwa tahun ini adalah tahun gelembung yang bisa meledak menjadi hard landing maupun soft landing. Itu pun tidak ada yang percaya. Karena ketidakpercayaan ini maka tidak ada langkah-langkah antisipatif. Padahal kalau dibandingkan dengan tahun 1998, krisis 2008 akan lebih besar magnitudenya dibanding 1998. Karena dari sisi misalnya sumber krisis keuangan itu pada 1998. Saat itu kan hanya masalah depresiasi bank dan diawali di Thailand. Tapi yang terjadi sekarang adalah ekonomi yang lebih besar lagi. Kemudian dari dana-dana hot money yang masuk ke Indonesia, dibandingkan antara 1998 dan 2008, sekarang bisa dua kali lipat. Kita bandingkan dengan struktur industrinya, tahun 1998 kita tidak mengalami deindustrialisasi karena kapasitas terpakainya masih sekitar 85 persen. Sementara sekarang kapasitas terpakai hanya 50 persen bahkan ada yang 30 persen. Kemudian masalah struktural kemiskinan dan pengangguran. Tahun 1996 sebelum krisis, jumlah orang nganggur tidak sebanyak 2008." Berarti krisis ini jauh lebih besar bagi Indonesia? "Kalau melihat diagnosa tadi maka tidak benar jika dikatakan bahwa krisis ini akan lebih kecil dibanding krisis 1998. Itu pertama. Selanjutnya, pernyataan bahwa krisis bisa dilokalisir hanya di sektor finansial, itu juga tidak benar. Karena ekonomi Indonesia itu terkait dengan ekonomi Amerika tidak hanya dalam sistem finansial saja tapi juga perdagangan. Indonesia akan kena dampak lewat trade linkage maupun financial linkage. Lewat finansial linkage sudah barang tentu kita bicara lewat pasar modal. Pasar uang di Indonesia 65 persen itu adalah dari fund manager asing. Kalau dari sisi perdagangannya (trade linkage), krisis yang terjadi di Amerika itu akan berpengaruh terhadap negara-negara besar lainnya. Celakanya, ekspor kita ke tiga negara besar Eropa, Amerika, dan Jepang, itu 45 persennya. Begitu terjadi perlambatan ekonomi, maka permintaan mereka terhadap produk-produk Indonesia itu pasti akan berkurang. Karena apa? Karena 50 persen produk ekspor Indonesia itu adalah primary product. Jadi kita tidak bisa bersaing di negara-negara lain yang tidak membutuhkan produk primer tadi. Karena yang kita jadikan andalan adalah produk, CPO, karet, tambang, dan sebagainya, yang itu tidak ada value edit yang besar. Jadi ini tidak benar kalau dikatakan krisis ini bisa dilokalisir di sektor finansial." ========================================== http://els.bappenas.go.id/upload/kli...IS%20AS-SK.pdf |
1st March 2010, 02:10 |
#3
|
Addict Member
|
setelah "berhasil" meramal KRISIS ekonomi di Indonesia, proyek besar berikutnya meramal KRISIS pasar modal Indonesia (berlaku sampai kapan ya )
Pasar tidak akan terpengaruh meski dalam kesimpulan akhirnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan mantan Gubernur Bank Indonesia Boediono dinyatakan sebagai orang yang bertanggung jawab dan dapat diberhentikan dari jabatannya. Hal tersebut diungkapkan oleh Pengamat Ekonomi dari ECONIT Hendri Saparini dalam sebuah diskusi yang bertemakan Memprediksi Rekomendasi Akhir Pansus Century di Rumah Perubahan, Panglima Polim, Jakarta Minggu (28/02/2010). http://www.detikfinance.com/read/201...-guncang-pasar |
1st March 2010, 06:16 |
#5
|
Registered Member
|
Upaya pencintraan positif oleh pemerintah? Ah biasa. Sudah sering yg begitu kan. Cuma masalahnya kesannya arogan aja. Seolah-olah cuma mereka ber2 doang yg terbaik dan kita sangat tergantung pd mereka. Kesannya WNI yg laen gak dianggap yg pinter cuma mereka tok. Padahal pepatah mengatakan diatas langit masih ada langit.
|
1st March 2010, 07:02 |
#6
|
|
Mania Member
|
Quote:
....Jadi seharusnya Saparini memberikan acungan jempol dunk kpd Bud dan SMI karena telah berhasil menghindarkan Indonesia dari krisis yg di ramal tersebut |
|
1st March 2010, 09:08 |
#7
|
Registered Member
|
Yg aku nilai negatif dr pencitraan ini adalah hal yg berlebih yg termakna didalamnya. Pasar yg sebenaranya aman2 aja malah jd ketakutan karena mereka dibuat berfikir pemerintah cuma punya dua orang ini aja yg mampu menghendel kebijakan fiskal.
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer