HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Senin, 2024/04/24 11:29 WIB
KPU Tetapkan Prabowo Jadi Presiden dan Gibran Wakil Presiden Baru RI
-
Senin, 2024/04/24 11:43 WIB
Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu, Meninggal Dunia Dalam Usia 96 Tahun
-
Senin, 2024/04/24 11:47 WIB
Ganjar Mengaku Tak Diundang ke Penetapan Prabowo-Gibran
-
Senin, 2024/04/24 16:41 WIB
2 Bule Nyasar ke Halalbilahal, Kesengsem Magelang Sampai Batalkan ke Bromo
-
Senin, 2024/04/24 16:20 WIB
Disebut Prabowo Tersenyum Berat, Anies: Biasa Saja
-
Senin, 2024/04/24 12:17 WIB
25 Makam Nabi dan Rasul Allah SWT
|
Thread Tools |
9th August 2011, 13:12 |
#21
|
|||
Mania Member
|
Quote:
Quote:
Manusia Belum Pernah Mendarat di Bulan? KOMPAS.com — Empat puluh tahun telah berlalu sejak dunia dikejutkan oleh kabar keberhasilan pendaratan Apollo 11 di Bulan. Benarkah astronot Neil Armstrong telah menjejakkan kakinya di satelit Bumi tersebut? Pertanyaan menggelitik itu memang terus menyertai kisah misi Apollo 11 dan pendaratannya di permukaan Bulan pada 21 Juli 1969. Kemudian, astronot Neil Armstrong dan Edwin ”Buzz” Aldrin berjalan di permukaan Bulan. Cuplikan video menggambarkan Armstrong mengibarkan bendera Amerika Serikat dan melompat-lompat. Aksi ini menegaskan keberhasilan pendaratan manusia di Bulan. Sejumlah pihak menyangsikan pendaratan itu. Cuplikan video tersebut penuh dengan keganjilan. Ada yang menganggap video itu tidak dibuat di Bulan, tetapi di sebuah tempat khusus di sekitar Negara Bagian Arizona, AS. Astronom Phil Plait termasuk yang sangsi. Dia memberikan penjelasan pada sebuah program radio ”Are We Alone” yang dikelola SETI Institute. Ini adalah lembaga nirlaba di California, AS, yang fokus pada penjelasan keberadaan makhluk pintar lain di jagat raya. Plait mengatakan, ada pihak yang skeptis dengan mempertanyakan foto-foto Armstrong dan Aldrin yang memperlihatkan langit tanpa bintang. ”Tidak ada atmosfer di Bulan sehingga bintang-bintang seharusnya terlihat lebih terang.” YAH BEGITULAH KALO REKAYASA, JELAS HARUS ADA KEANEHAN YG AMAT SANGAT !!! hahahahhahaa Pihak yang skeptis juga mempersoalkan bendera AS dalam cuplikan video yang tampak berkibar, padahal di Bulan tidak ada udara NGGAK ADA ANGIN TERUS BENDERA BISA BERKIBAR ???!!! hebat benar !!! hahahahhahaha Mereka juga mengajukan teori bahwa para astronot mungkin sudah terpanggang radiasi ketika menembus sabuk Van Allen dalam perjalanan ke Bulan. Kepercayaan melemah Sebenarnya kepercayaan soal pendaratan di Bulan itu sudah semakin lemah dalam beberapa tahun terakhir. Isu ini mencuat kembali ketika TV Fox pada 2001 menyiarkan sebuah program yang diberi judul ”Conspiracy Theory: Did We Land on the Moon?” Acara TV Fox itu, kata Dr Tony Philips, pada situs Science@NASA, menggambarkan betapa Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) tidak lebih dari sekadar ”produser film yang tolol”. Semua kesangsian itu telah sering dijawab langsung Armstrong, komandan misi Apollo 11. Tokoh kelahiran Wapakoneta, Ohio, 5 Agustus 1930, itu bersama astronot Buzz Aldrin mengaku telah menikmati permukaan Bulan selama 2,5 jam. Di Bulan, mereka berdua menancapkan bendera AS dan sebuah spanduk bertuliskan ”Di sini manusia dari planet Bumi menginjakkan kakinya pertama kali. Kami datang dengan damai untuk seluruh umat manusia”. KALAU MEMANG ADA, MAKA NGGAK PERLU SUSAH PAYAH UTK MEMBUKTIKAN, PAKE TEROPONG SAJA, KAN BERES !!! hahahahahhahahaa Mengapa awalnya banyak yang percaya? Bagi AS, pendaratan di Bulan adalah sebuah pencapaian besar yang membuat AS seolah-olah unggul dari pesaing utama ketika itu, Uni Soviet, dalam program luar angkasa. Bagi salah satu pesaing AS saat ini, Rusia, teori konspirasi mengenai kebohongan pendaratan di Bulan tahun 1969 itu menjadi semakin populer. Rusia membuat sejumlah situs bahkan film-film dokumenter di televisi untuk menyampaikan kebohongan besar pendaratan di Bulan itu. Konstelasi Boleh jadi, hal itu pula yang membuat mantan Presiden AS George W Bush memutuskan untuk menghapuskan penerbangan pesawat ulang alik pada 2010 setelah musibah pesawat ulang alik Columbia pada 2003. Sebagai gantinya, Bush pada 2004 meluncurkan program lebih ambisius, Constellation (Konstelasi), yang bertujuan membawa warga AS kembali ke Bulan pada 2020, dan menggunakan Bulan sebagai tempat peluncuran pesawat luar angkasa berawak manusia menuju Mars. Michael Griffin, mantan pemimpin NASA yang mendorong program Constellation, menjelaskan, pesawat ulang alik membuat AS bertahan terlalu lama pada penerbangan luar angkasa di orbit rendah, padahal kini muncul pesaing baru dalam program luar angkasa, antara lain China. ”Kita (AS) harus kembali ke Bulan karena itu adalah langkah berikutnya. Bulan hanya beberapa hari dari rumah. Mars hanya beberapa bulan dari Bumi,” papar Griffin. Sayangnya, anggaran NASA tidak cukup untuk membiayai pembuatan kapsul Orion Constellations, kapsul yang lebih maju dan lebih besar ketimbang versi kapsul Apollo. NASA juga kekurangan biaya untuk menyiapkan roket peluncur Ares I dan Ares V yang diperlukan untuk mengirim kapsul itu ke orbit. Biaya keseluruhan Constellation itu diperkirakan 150 miliar dollar AS. Anggaran eksplorasi luar angkasa AS pada 2009 hanya 6 miliar dollar AS. Wajar apabila Senator Bill Nelson (Florida) menegaskan, NASA tidak akan bisa melakukan tugas yang diberikan kepadanya, yaitu berada di Bulan pada 2020. Senator yang mantan astronot itu bahkan mengkhawatirkan, saat program pesawat ulang alik berakhir, AS tak akan bisa mengirimkan astronotnya ke stasiun luar angkasa ISS, kecuali menumpang Soyuz milik Rusia. Hal itu tentu menjadi kabar buruk bagi NASA dan khususnya Armstrong yang tentu tidak ingin pendaratannya di Bulan menjadi bahan olok-olokan. Meski demikian, ada cara pembuktian lebih sederhana, yaitu menemukan kembali bendera dan spanduk yang ditancapkan Armstrong itu dengan teleskop dari Bumi. Tentu dengan harapan bendera itu masih tertancap di tempatnya. http://sains.kompas.com/read/2009/07...darat.di.Bulan. Quote:
kalau jawaban kamu seperti itu, maka saya juga bisa bilang hal yg sama apabila ada hal2 yg mana China kalah sama Eropa ! memang nggak mampu koq tapi mau cari segala alasan !!! hahahhahahahaaa |
|||
Last edited by TMS; 9th August 2011 at 13:56.. |
9th August 2011, 13:33 |
#22
|
||||||||
Mania Member
|
Quote:
Quote:
itu berarti yg lebih hebat adl negara yg meminjamkan uang, dan bukan si peminjam ! hahahahhahahaha Quote:
kalau memang mereka itu hebat, harusnya mereka spt China yg kaya raya, dan bukannya jadi seperti skrg ini, TERJEREMBAB DALAM UTANG !!! Quote:
Quote:
GDP per capita - external debt per capita : http://en.wikipedia.org/wiki/List_of..._external_debt dgn ratio utang yg lebih besar dari GDP (per capita) apakah itu bukan BESAR PASAK DARIPADA TIANG ???!!! mau perlu saya kasih tau bgmn cara menghitung utk mengetahui siapa yg lebih makmur ???!!! Quote:
tapi org Eropa (barat) lebih cepat tua, makanya mereka paling marah kalo ditanya umurnya ! maklum tersinggung krn dianggap ketuaan ! Quote:
Quote:
nah kalo begitu, trus Eropa barat hebat dan pintar di bidang apa ???!!! soal siapa yg lebih makmur, liat saja hitungan diatas utk membuktikan siapa yg lebih makmur ! kalo tdk tau cara menghitungnya, bilang saja kpd saya ! |
||||||||
9th August 2011, 13:50 |
#24
|
|||||
Mania Member
|
Quote:
Quote:
yg ini masih akan saya cari beritanya, krn setau saya, org2 China jaman dulu menulis di bambu, shg lebih gampang lenyap ! Quote:
maksudnya mesir sdh punah ketika katakanlah dinasti China pertama itu ada ???!!! trus bgmn dgn penjelajahan samudera yg bisa dilakukan oleh China dan bahkan yg pertama ? mesir bisa nggak ??? Quote:
Quote:
berita yg ini dibaca dulu, biar bisa membuka cakrawalamu! Negara Besar Mendominasi KOMPAS.com - Pada tahun 1991, ketika Arifin Siregar menjabat menteri perdagangan, Indonesia pernah ditekan asosiasi perfilman AS. Waktu itu ada upaya di kalangan perfilman Indonesia agar impor film tidak dimonopoli Studio 21. Selanjutnya yang terjadi, Studio 21 bekerja sama dengan asosiasi perfilman AS sehingga film-film AS mendominasi bioskop- bioskop Indonesia. Seandainya kerja sama dengan asosiasi film AS itu tidak dilakukan, ekspor manufaktur Indonesia, yang saat itu didominasi tekstil, akan terancam pengurangan kuota untuk memasuki pasar AS. Demi kepentingan perfilman AS, terancamlah nasib para pekerja perusahaan tekstil Indonesia yang gajinya tak seberapa itu. Misi asosiasi perfilman AS bisa terwujud karena AS memiliki Super 301 Act, yang tugas utamanya adalah memaksa negara asing memperbolehkan investasi, perusahaan keuangan milik AS masuk dengan leluasa. Indonesia sudah beberapa kali jadi korban, seperti penolakan ekspor udang, kampanye AS bahwa minyak sawit menimbulkan penyakit. Inilah yang disebut sebagai hambatan nontarif yang meredam laju ekspor Indonesia ke AS dan Eropa. ”Ini adalah warna kebijakan neoliberalisme AS dengan Inggris,” kata Lihyun Lin, dari Universitas Fujen, Taipei, Taiwan. Negaranya juga menjadi ancaman AS karena pernah masuk kategori watch list (dalam pengawasan) lewat Super 301 Act. Toshiki Kaifu, Perdana Menteri Jepang periode 1989-1991, pernah menjuluki Carla Hills sebagai ”spitz” Hills, Ketua Kepala Perwakilan Dagang AS (US Trade Representatives), dikenal dengan ucapannya yang tajam, mendesak, dan memaksa. Super 301 Act adalah senjatanya. ”Saya masih ingat saat masih menjabat, AS memaksa saya membuka pasar bagi produk AS, mengizinkan investasi asing AS masuk dengan leluasa ke Jepang,” kata Kaifu mengenang sikap keras AS saat itu. Super 301 Act memudar. Namun, tekanan tidak melemah, lewat pimpinan di WTO yang didominasi para mantan pejabat AS, Eropa, tekanan makin menjadi-jadi. Sebuah negara bisa diancam lewat sanksi dagang jika tidak membuka pasar, investasi, dan perusahaan keuangan dari AS dan Eropa. Ini, misalnya, terjadi lewat trade related investment measures (trims). Juga ada trade related intellectual property rights (trips), di mana sebuah negara diancam jika membajak produk asing. Ini belum apa-apa. Pernah Arthur Dunkel, mantan Dirjen General Agreement on Tariffs and Trade (GATT)—kini menjadi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)—terpaksa mematenkan obat antibiotik, yang diperlukan secara massal di Afrika dan Asia. Dengan hak paten ini, Pfizer, perusahaan AS, mendapatkan manfaat berupa pengenaan harga lebih tinggi atas obat-obat antibiotiknya. Dengan hal paten itu, banyak negara saat itu tak bisa membuat produk antibiotik sendiri, walau kemudian dilawan. Tak berubah Di bawah Dirjen Pascal Lamy, WTO juga tak berubah. Contoh terbaru, AS dan Eropa memaksa Brasil, India, China, Rusia (Brics) dan negara berkembang lainnya meliberalisasi industri kimia, elektronik, dan otomotif. Tujuannya adalah raksasa perusahaan AS bisa leluasa masuk. Di sisi lain, Brics sedang mengembangkan industri tersebut. Kemasukan raksasa AS dan Eropa di bidang itu hanya akan membuat industri bayi di negara berkembang menjadi punah dan tak pernah berkembang. Namun, lihat sebaliknya, AS dan Uni Eropa sangat enggan menerima kapas berharga murah serta berkualitas baik asal Afrika demi melindungi petani kapas mereka. ”Lihat juga betapa negara maju belum mau meliberalisasikan industri tekstil mereka, yang justru menjadi andalan negara berkembang,” kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu. Subsidi sektor pertanian di negara maju tetap menjadi hambatan karena tidak mau dilepas. ”Bagaimana India bisa dipaksa membuka pasar bagi produk pertanian negara maju, sementara India memiliki jutaan penduduk yang hidup sebagai petani subsisten,” kata Menperdag India Anand Sharma. AS dan Eropa memaksa negara berkembang membuka seluas mungkin pasar bagi perusahaan keuangan, jasa-jasa asing. Pisang dari Karibia saja susah untuk memasuki Eropa. ”Distorsi dalam perdagangan global harus dikoreksi,” kata Menperdag India Anand Sharma. Negara berkembang terus menekan dan tak mau mengalah serta menuntut WTO memenuhi ikrarnya agar rezim perdagangan internasional yang akan tercipta memberi akses pada produk-produk negara berkembang. Terima kasih kepada kemajuan ekonomi India, China, Brasil, Rusia, dan sejumlah negara berkembang. Posisi China, yang kini sebagai eksportir kedua terbesar dunia, perkembangan ekonomi karena kekuatan ekonomi domestik, membuat negara berkembang di WTO makin kuat. Terima kasih kepada Kamal Nath, kini digantikan Sharma, Celso Amorim (Menlu Brasil), yang amat kompak dengan Menperdag Indonesia. ”Kita kompak, bersatu. Jelas kekuatan ekonomi negara berkembang menjadi pemberi posisi kuat bagi kita,” kata Menteri Perdagangan Indonesia ini pula.... http://internasional.kompas.com/read...ar.Mendominasi yg benar adl krn SUPER 301 act, dan bukan krn org Barat punya DNA Firaun ! hahahahhahahahahaha |
|||||
Last edited by TMS; 9th August 2011 at 13:58.. |
9th August 2011, 13:57 |
#25
|
|
Banned
|
Quote:
kl menikah dgn cina ya merusak keturunan, muka jadi tembem, mata jd sipit dan hidung jd pesek, otak jd oon, kampungan dan bego kasihan org eropanya, makanya lihat aja bro cewe cewe cina kl lihat bule kaya liat apa, alasannya ya itu mrk sadar mereka jelek buat tms kenyataan mmg pahit silahkan km ngos ngosan belain kami sih santai aja |
|
9th August 2011, 14:02 |
#26
|
Mania Member
|
|
9th August 2011, 14:05 |
#27
|
|
Mania Member
|
Quote:
org Eropa cepat tua, banyak tahi lalatnya...otaknya juga nggak cerdas, makanya sekalipun mereka sdh maju sejak 50 thn lalu, tapi saat skrg ini, China sdh berhasil melampaui seluruh negara eropa ! apalagi kalo cuma Iran ! cocoknya kalo org eropa menikah sama org timteng maklum, timteng kan identik dgn keterbelakangan & ketertinggalan ! saya sih santai saja, krn bisa diliat koq buktinya ! |
|
9th August 2011, 14:14 |
#29
|
|
Banned
|
Quote:
|
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer