HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Minggu, 2024/04/18 11:55 WIB
Klarifikasi Idham Masse Soal Mobil Untuk Ibu Catherine Wilson Mau Ditarik Leasing
-
Rabu, 2024/04/20 08:59 WIB
Sah! Putri DA Resmi Menikah dengan Anak Bos Batu Bara
-
Minggu, 2024/04/18 11:48 WIB
Ogah Disebut Nganggur, Ferry Irawan Ngaku Ada Proyek Film dan Dicalonkan Jadi Bupati
-
Sabtu, 2024/04/17 14:39 WIB
Melody Prima Baru Ungkap Alasan Bercerai Setelah Setahun Berlalu
-
Selasa, 2024/04/14 11:47 WIB
Sandra Dewi Hilang di Instagram, Keluarga Lakukan Hal Ini
-
Jumat, 2024/04/16 14:20 WIB
Olivia Nathania, Anak Nia Daniaty Bebas dari Penjara Kasus CPNS Bodong
|
Thread Tools |
13th May 2008, 13:11 |
#1
|
Addict Member
|
Makanan dan Diare
Berbagai makanan yang mengandung lemak, dan memiliki kadar gula yang tinggi, atau mengandung susu dapat menimbulkan masalah bagi orang yang memiliki alergi terhadap makanan tertentu. Ada orang yang kekurangan enzim laktase, sehingga mudah alergi laktosa.
Kondisi yang kurang memperhatikan pola makan, kebersihan, dan istirahat dapat membuat daya tahan tubuh menurun. Tidak sedikit diantaranya yang pencernaannya terganggu dan terkena diare. Dikatakan diare, karena seseorang buang air besar lebih banyak berupa cairan. Biasanya disertai rasa mulas dan kadang muntah. Selain itu, diare juga dilihat dari tiga aspek : * Frekuensi Seseorang dikatakan terkena diare jika buang air besar tiga kali atau lebih dalam sehari. * Konsistensi Bila bentuk kotoran BAB (Buang Air Besar) berubah menjadi hancur atau cair. * Sensasi Seseorang memiliki keinginan bolak-balik BAB, mulas, walaupun tidak keluar. Diare juga terjadi akibat gangguan pada proses penyerapan air dan garam oleh dinding usus karena adanya infeksi, atau terkontaminasi virus atau bakteri, yang dapat mengakibatkan terjadinya peradangan di selaput lendir. Perut memiliki banyak cairan yang berasal dari minuman, asam, dan cairan lambung, enzim dari pankreas, dan air liur (totalnya sekitar 9 liter cairan setiap harinya). Jika seseorang BAB, cairan yang terbuang adalah sekitar 100 hingga 200 cc. Usus berperan besar menyerap ulang cairan yang terdapat dalam makanan sisa feses, sehingga tinja berbentuk setengah padat. Jika cairan yang dikuarkan tinja lebih dari 200 cc, maka seseorang tersebut sudah dapat dikatakan terkena diare. Dan jika usus besar terganggu karena infeksi atau terpapar makanan yang tidak biasa, pola kerjanya juga akan berubah. Perubahan inilah yang dapat merangsang terjadinya diare. Berdasarkan penyebabnya, diare dibedakan menjadi dua kategori : * Diare akut Disebabkan oleh bakteri (E. ****, salmovella, shigella). Diare yang disebabkan oleh bakteri ini umumnya disertai gejala panas, dan feses yang disertai lendir dan darah. Hal itu terjadi karena kuman masuk melalui usus, karena tangan yang tidak dicuci bersih, makanan dan minuman yang terkontaminasi. Diare akut juga dapat disebabkan karena alergi makanan atau gangguan penyerapan oleh usus. Pemicunya terjadi karena banyak dan tidak teraturnya makanan yang dikonsumsi, sehingga menimbulkan gangguan absorbi di usus. * Diare kronis Merupakan diare yang terjadi berulang-ulang, berkelanjutan, dan bahkan terjadi menahun. Umumnya disebabkan oleh organisme atau bakteri yang mampu bertahan dalam tubuh, salah satunya adalah salmonella. Makanan sangat bermanfaat untuk kebugaran tubuh, namun jika dikonsumsi dalam kapasitas yang berlebih, maka akan berubah menjadi musuh. Contohnya saja jika dalam jumlah normal, serat dapat memperlancar BAB. Namun jika dikonsumsi secara berlebihan, dapat merangsang terjadinya diare. Perlu diketahui juga, bahwa sensitifitas seseorang terhadap berbagai jenis makanan berbeda-beda. Makanan berlemak atau bersantan dalam jumlah banyak, perlu lebih banyak pengosongan dari usus. Kondisi ini dapat dimanfaatkan bakteri untuk berkembang biak. |
Pikiran yang terbuka dan mulut yang tertutup merupakan langkah awal seorang bijak
|
13th May 2008, 13:11 |
#2
|
Addict Member
|
Tidak Semua Prebiotik Efektif Mengobati Diare
Dr. Alfredo Guarino, dan kawan-kawan dari University of Naples, Italia, menyatakan bahwa berbagai formulasi probiotik yang selama ini dianggap mampu mengatasi diare, namun ”uji klinik terkontrol yang dilakukan secara baik” dan dapat memverifikasi klaim ini sangat terbatas. Tim peneliti tersebut mengadakan verifikasi dengan meneliti 571 anak yang berusia 3 hingga 36 bulan yang menderita diare akut, yang berkunjung ke spesialis anak. Mereka dirandomisasi untuk mendapatkan larutan dehidrasi oral sebagai kelompok kontrol, atau mendapat satu dari lima kelompok prebiotik, yaitu : * Lactobacillus rhamnosus strain GG * Saccharomyces boulardii * Bacillus clausii * Enterococcus faecium SF68 * Campuran L. delbrueckii var bulgarius, streptococcus thermophilus, L. acidophilus, dan bifiodobacterium bifidum Dibandingkan dengan larutan dehidrasi tunggal, pengobatan dengan lactobacillus rhamnosus strain GG atau campuran 4 strain probiotik, secara bermakna menurunkan median lamanya diare dari 115,0 jam menjadi 78,5 jam dan 70,0 jam. Kedua jenis formulasi ini juga mengurangi jumlah hari diare (p < 0,001). Sebaliknya, pemberian probiotik lain tidak menghasilkan efek bermakna terhadap lama dan frekuensi diare. Tidak satupun formulasi probiotik lebih baik dibandingkan larutan rehidrasi oral tunggal dalam mengurangi lamanya muntah dan demam, atau mencegah perawatan di rumah sakit. Di banyak Negara, mikroorganisme yang dianggap sebagai probiotik dikategorikan sebagai makanan tambahan dan bukan sebagai obat. Oleh karena itu untuk mendapatkan izin pemasarannya kategori ini tidak perlu membuktikan khasiatnya, tapi cukup dengan membuktikan keamanannya. Lactobacillus GG menyebabkan lama diare menjadi berkurang. Hasil ini sudah dapat diperkirakan karena bukti efektivitas strain ini telah diperoleh pada anak-anak yang dirawat di rumah sakit dan berobat jalan, baik di Negara berkembang maupun di Negara maju. Hasil yang diperoleh dengan lactobacillus GG dalam penelitian ini juga mirip dengan penelitian yang lain. Preparat campuran empat strain mikroorganisme tadi juga efektif. Susu formula lain, seperti St. thermophilus dan B. bifidum merupakan dua dari empat spesies bakteri yang efektif, dapat melindungi anak berusia 24 bulan dengan penyakit kronik terhadap diare. Sebanyak 3 preparat lainnya yang tidak dievaluasi atau hanya memiliki efek klinis yang kecil.Hal ini dianggap tidak terduga karena penelitian yang terdahulu dengan S. boulardii menunjukkan bahwa mikroorganisme ini bermanfaat untuk anak yang dirawat akibat diare. Perbedaan hasil dapat disebabkan akibat dari perbedaan beratnya penyakit dalam kedua penelitian tersebut. Penelitian terdahulu dengan Streptococcus faecium strain SF68, menghasilkan perbaikan klinis pada anak dengan diare akibat infeksi saluran nafas yang diobati dengan antibiotika parenteral, tetapi tidak efektif terhadap diare yang diderita oleh orang dewasa. Preparat B. clausii tidak menunjukkan efek. Semua preparat tersebut tidak memiliki efek yang bermakna terhadap hasil penelitian sekunder, yang kemungkinan disebabkan oleh rendahnya insidensi demam, muntah, dan jumlah anak yang dirawat di rumah sakit. Timbulnya efek samping tidak dilaporkan terjadi. Kesimpulannya, para peneliti menyatakan bahwa efektivitas preparat probiotik untuk pengobatan diare akut pada anak berhubungan dengan strain mikroorganismenya secara individual. Preparat probiatik sebaiknya dikategorikan sebagai obat, dan dokter harus memilih preparat yang terbukti efektif untuk kondisi klinis tertentu, dan ditunjang dengan data yang solid. |
Pikiran yang terbuka dan mulut yang tertutup merupakan langkah awal seorang bijak
|
17th September 2019, 17:10 |
#4
|
Registered Member
|
Huuuffft udah paling males tuh kalau kena diare, dikit2 lari ke kamar mandi. Gw saranin jangan males cek up ke dokter terus didiemin aja nanti kaya sodara gw diarenya udah kronis dan berabe kemana2. Kalau gw sih gamau ambil pusing langsung konsultasiin ke dokter di Halodoc, kasih tau gejalanya, dan obatnya dikirimin kerumah. Beres. Diare lansung hilang dan BAB lancar.
|
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer