HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/17 15:35 WIB
Media Asing Soroti Ledakan Turis: Tak Seperti Bali yang Dulu
-
Sabtu, 2024/04/17 15:40 WIB
Kota Wisata Sekelas Dubai Dilanda Banjir Bandang, Kok Bisa?
-
Jumat, 2024/04/16 14:03 WIB
Megawati Kirim Amicus Curiae ke MK: Habis Gelap Terbitlah Terang
-
Sabtu, 2024/04/17 14:58 WIB
Hai Warga Depok, Setujukah Pakaian Adat Diterapka untuk Seragam SD hingga SMA?
-
Sabtu, 2024/04/17 15:25 WIB
Sederet Tokoh Ajukan Amicus Curiae ke MK Terkait Pilpres 2024
-
Minggu, 2024/04/18 14:48 WIB
Kisah Pasangan 13 Jam Terjebak Banjir Dubai, Tak Ada Makanan Cuma Minum Air
|
Thread Tools |
27th August 2009, 21:15 |
#1
|
|
Mania Member
|
Galeri KNIL
Penjelasan menyusul, jika ada Foto KNIL,monggo diposting
Quote:
Historical background Some 12,500 Moluccans arrived in the Netherlands in 1951. Their arrival was a temporary solution to the political problems in Indonesia that had developed after the transfer of sovereignty and the disbandment of the Dutch colonial army (KNIL). As the situation was expected to be temporary, the Moluccans were housed in isolated camps. However, a short-term return proved impossible. From 1956 onwards, Dutch policy making was aimed at integration: The self-support rule was introduced and new wards were built for Moluccans. The 1960s and 1970s were an age of radicalisation. The hijackings that took place caused a great deal of tension between the Moluccan community and Dutch society. In the 1980s, the focus shifted towards social issues like employment, welfare and education. Over the past few decades, an increasing number of Moluccans have started visiting the Moluccas. This has given a new impulse to the experience of Moluccan traditions in the Netherlands, especially among third and fourth-generation youths. |
|
Last edited by miqu; 27th August 2009 at 21:22.. |
4th September 2009, 20:00 |
#2
|
Mania Member
|
kalau di kutip dari Wiki :
KNIL adalah singkatan dari bahasa Belanda; het Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger, atau secara harafiah: Tentara Kerajaan Hindia-Belanda. Meskipun KNIL melayani pemerintahan Hindia-Belanda, banyak di antara anggota-anggotanya yang adalah penduduk bumiputra di Hindia-Belanda dan orang-orang Indo-Belanda, bukan orang-orang Belanda. Di antara mereka yang pernah menjadi anggota KNIL pada saat menjelang kemerdekaan adalah Oerip Soemohardjo, E. Kawilarang, A.H. Nasution, Gatot Soebroto dan T.B. Simatupang, yang kelak memegang peranan penting dalam pengembangan dan kepemimpinan di dalam angkatan bersenjata Indonesia. Sejarah Ketika berlangsung Perang Diponegoro, pada tahun 1826-1827 pemerintah Hindia Belanda membentuk satu pasukan khusus. Setelah Perang Diponegoro usai, pada 4 Desember 1830 Gubernur Jenderal van den Bosch mengeluarkan keputusan yang dinamakan "Algemeene Orders voor het Nederlandsch-Oost-Indische leger" di mana ditetapkan pembentukan suatu organisasi ketentaraan yang baru untuk Hindia-Belanda, yaitu Oost-Indische Leger (Tentara India Timur) dan pada tahun 1836, atas saran dari Raja Willem I, tentara ini mendapat predikat "Koninklijk". Namun dalam penggunaan sehari-hari, kata ini tidak pernah digunakan selama sekitar satu abad, dan baru tahun 1933, ketika Hendrik Colijn –yang juga pernah bertugas sebagai perwira di Oost-Indische Leger- menjadi Perdana Menteri, secara resmi tentara di India-Belanda dinamakan Koninklijk Nederlands-Indisch Leger, disingkat KNIL. Undang-Undang Belanda tidak mengizinkan para wajib militer untuk ditempatkan di wilayah jajahan, sehingga tentara di Hindia Belanda hanya terdiri dari prajurit bayaran atau sewaan. Kebanyakan mereka berasal dari Prancis, Jerman, Belgia dan Swiss. Tidak sedikit dari mereka yang adalah desertir dari pasukan-pasukannya untuk menghindari hukuman. Namun juga tentara Belanda yang melanggar peraturan di Belanda diberikan pilihan, menjalani hukuman penjara atau bertugas di Hindia Belanda. Mereka mendapat gaji bulanan yang besar. Tahun 1870 misalnya, seorang serdadu menerima f 300,-, atau setara dengan penghasilan seorang buruh selama satu tahun. Dari catatan tahun 1830, terlihat perbandingan jumlah perwira, bintara serta prajurit antara bangsa Eropa dan pribumi dalam dinas ketentaraan Belanda. Di tingkat perwira, jumlah pribumi hanya sekitar 5% dari seluruh perwira; sedangkan di tingkat bintara dan prajurit, jumlah orang pribumi lebih banyak daripada jumlah bintara dan prajurit orang Eropa, yaitu sekitar 60%. Kekuatan tentara Belanda tahun 1830, setelah selesai Perang Diponegoro adalah 603 perwira bangsa Eropa, 37 perwira pribumi, 5.699 bintara dan prajurit bangsa Eropa, 7.206 bintara dan prajurit pribumi. Pribumi Tahun 1936, jumlah pribumi yang menjadi serdadu KNIL mencapai 33 ribu orang, atau sekitar 71% dari keseluruhan tentara KNIL, di antaranya terdapat sekitar 4.000 orang Ambon, 5.000 orang Manado dan 13.000 orang Jawa. Apabila meneliti jumlah perwira, bintara serta prajurit yang murni orang Belanda terlihat, bahwa sebenarnya jumlah mereka sangat kecil. Pribumi yang mencapai pangkat tertinggi di KNIL adalah Kolonel KNIL Abdoelkadir Widjojoatmodjo, yang tahun 1947 memimpin delegasi Belanda dalam perundingan di atas kapal perang AS Renville, yang membuahkan Persetujuan Renville. Pembubaran Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, maka pada tahun 1950 KNIL dibubarkan. Berdasarkan keputusan kerajaan tanggal 20 Juli 1950, pada 26 Juli 1950 pukul 00.00, setelah berumur sekitar 120 tahun, atau KNIL dinyatakan dibubarkan. Berdasarkan hasil keputusan Konferensi Meja Bundar, mantan tentara KNIL yang jumlahnya diperkirakan sekitar 60.000 yang ingin masuk ke "Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat" (APRIS) harus diterima dengan pangkat yang sama. Beberapa dari mereka kemudian di tahun 70-an mencapai pangkat Jenderal Mayor TNI. Jumlah orang KNIL dari Ambon diperkirakan sekitar 5.000 orang, yang sebagian besar ikut dibawa ke Belanda dan tinggal di sana sampai sekarang. Daftar Komandan KNIL * 1815 - 1819 Mayjen. C.H.W. Anthing * 1819 - 1819 Gub. Jenderal G.A.G.Ph. van der Capellen * 1819 - 1825 Mayjen. H.M. de Kock * 1822 - 1828 Mayjen. J.J. van Geen * 1828 - 1828 Letjen. H.M. de Kock * 1828 - 1828 Mayjen. B. Bischoff * 1829 - 1830 Letjen. H.M. de Kock * 1830 - 1831 Gub. Jenderal Johannes van den Bosch * 1830 - 1835 Letjen. H.J.J.L ridder de Steurs * 1835 - 1847 Mayjen. F.D. Cochius * 1847 - 1849 Mayjen. Jhr. C. van der Wijck * 1849 - 1849 Letjen. A.V. Michiels * 1849 - 1851 Letjen. K.B. van Saksen-Weimar * 1851 - 1854 Mayjen. G. Bakker * 1854 - 1858 Letjen. F.V.H.A. ridder de Stuers * 1858 - 1862 Letjen. J. van Swieten * 1862 - 1865 Letjen. C.P. Schimpf * 1865 - 1869 Letjen. A.J. Andresen * 1869 - 1873 Letjen. W.E. Kroesen * 1873 - 1875 Letjen. N.H.W.S. Whitton * 1875 - 1879 Letjen. G.P. de Neve * 1879 - 1883 Letjen. Huibert Gerard Boumeester * 1883 - 1887 Letjen. K.L. Pfeiffer * 1887 - 1889 Letjen. A. Haga * 1889 - 1893 Letjen. T.J.A. van Zijl de Jong * 1893 - 1895 Letjen. A.R.W. Geij van Pittius * 1895 - 1897 Letjen. Jacobus Augustinus Vetter * 1897 - 1900 Letjen. L. Swart * 1900 - 1903 Letjen. H.C.P. de Bruijn * 1903 - 1903 Mayjen. J.C. van der Wijck * 1903 - 1905 Letjen. W. Boetje * 1905 - 1907 Mayjen. J.C. van der Wijck * 1907 - 1909 Letjen. M.B. Rost van Tonningen * 1909 - 1910 Letjen. P.C. van der Willigen * 1910 - 1914 Letjen. G.C.E. van Daalen * 1914 - 1916 Letjen. J.P. Michielsen * 1916 - 1916 Letjen. H.C. Kronover * 1916 - 1918 Letjen. W.R. de Greve * 1918 - 1920 Letjen. C.H. van Rietschoten * 1920 - 1922 Letjen. G.K. Dijkstra * 1922 - 1924 Letjen. F.J. Kroesen * 1924 - 1926 Letjen. K.F.E. Gerth van Wijk * 1926 - 1926 Letjen. W.A. Blits * 1926 - 1929 Letjen. H.L. La Lau * 1929 - 1932 Letjen. H.A. Cramer * 1932 - 1935 Letjen. J.C. Koster * 1935 - 1939 Letjen. M. Boerstra * 1939 - 1941 Letjen. G.J. Berenschot * 1941 - 1942 Letjen. Hein ter Poorten * 1943 - 1946 Letjen. L.H. van Oijen * 1946 - 1949 Letjen. S.H. Spoor * 1949 - 1950 Letjen. D.C. Buurman van Vreeden http://id.wikipedia.org/wiki/KNIL |
Mereka yg terlanjur "nyaman" di dalam "sistem" nya (NWO) terus berjuang membelanya, padahal, mereka sadar bahwa itu membahayakan dirinya, namun kenyamanan telah membutakan mereka |
23rd June 2010, 02:21 |
#3
|
Addict Member
|
KNIL adalah singkatan dari bahasa Belanda; het Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger, atau secara harafiah: Tentara Kerajaan Hindia-Belanda. Meskipun KNIL melayani pemerintahan Hindia-Belanda, banyak di antara anggota-anggotanya yang adalah penduduk bumiputra di Hindia-Belanda dan orang-orang Indo-Belanda, bukan orang-orang Belanda. Di antara mereka yang pernah menjadi anggota KNIL pada saat menjelang kemerdekaan adalah Oerip Soemohardjo, E. Kawilarang, A.H. Nasution,SOEHARTO, Gatot Soebroto dan T.B. Simatupang, yang kelak memegang peranan penting dalam pengembangan dan kepemimpinan di dalam angkatan bersenjata Indonesia.
|
4th March 2012, 19:28 |
#5
|
Addict Member
|
Pada tanggal 12 september 1906 KNIL mendarat di Bali untuk menindak raja badung yang menentang Belanda
KNIL Raymond Westerling yang terkenal atas kebrutalannya dalam peristiwa Pembantaian Westerling (pembunuhan ribuan rakyat sipil di Sulawesi Selatan) untuk mengatur sebuah kudeta anti-Republik di Bandung dan Jakarta. Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang dipimpin Westerling terdiri dari personel-personel KNIL, http://id.wikipedia.org/wiki/Sultan_Hamid_II tentara KNIL yang sejak bulan Juli menggantikan tentara Australia, tidak sanggup mengatasi gencarnya serangan-serangan pendukung Republik. Pada tanggal 15 November 1946, Letnan I Vermeulen memimpin rombongan yang terdiri dari 20 orang pasukan dari Depot Pasukan Khusus (DST) menuju Makassar. Sebelumnya, NEFIS telah mendirikan markasnya di Makassar. Pasukan khusus tersebut diperbantukan ke garnisun pasukan KNIL sekitar 150 orang pasukan TNI serta sekitar 100 orang anggota laskar bersenjata. Dalam penyerangan ini, Pasukan DST menyerbu bersama 11 peleton tentara KNIL dari Pasukan Infanteri XVII. Penyerbuan ini dipimpin oleh Letkol KNIL Veenendaal. Satu pasukan DST di bawah pimpinan Vermeulen menyerbu desa Renaja dan Ko'mara. Pasukan lain mengurung Polobangkeng. Selanjutnya pola yang sama seperti pada gelombang pertama diterapkan oleh Westerling. Dalam operasi ini 330 orang rakyat tewas dibunuh. pada 26 Desember 1946 terhadap Gowa dan dilakukan dalam tiga gelombang, yaitu tanggal 26 dan 29 Desember serta 3 Januari 1947. Di sini juga dilakukan kerjasama antara Pasukan Khusus DST dengan pasukan KNIL. Korban tewas di kalangan penduduk berjumlah 257 orang. H.C. Kavelaar, seorang wajib militer KNIL, adalah saksi mata pembantaian di alun-alun di Tanete, di mana sekitar 10 atau 15 penduduk dibunuh. Dia menyaksikan, bagaimana Westerling sendiri menembak mati beberapa orang dengan pistolnya, sedangkan lainnya diberondong oleh peleton DST dengan sten gun. Di semua tempat, pengumpulan data mengenai orang-orang yang mendukung Republik, intel Belanda selalu dibantu oleh pribumi yang rela demi uang dan kedudukan Tahun 1947, delegasi Republik Indonesia menyampaikan kepada Dewan Keamanan PBB, korban pembantaian terhadap penduduk, yang dilakukan oleh Kapten Raymond Westerling sejak bulan Desember 1946 di Sulawesi Selatan mencapai 40.000 jiwa. http://id.wikipedia.org/wiki/Pembantaian_Westerling Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) adalah milisi dan tentara swasta pro-Belanda yang didirikan pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Milisi ini didirikan oleh mantan Kapten DST KNIL Raymond Westerling setelah demobilisasinya dari kesatuan Depot Speciale Troepen (depot pasukan khusus KNIL) pada tanggal 15 Januari 1949. http://id.wikipedia.org/wiki/Angkatan_Perang_Ratu_Adil Ke Maluku : Westerling sendiri ternyata tidak langsung dibawa ke Belanda, namun –dengan izin van der Gaag- dia turun di Brussel, Belgia. Dia segera dikunjungi oleh wakil-wakil orang Ambon dari Den Haag, yang mendirikan "Stichting Door de Eeuwen Trouw - DDET" (Yayasan Kesetiaan Abadi). Mereka merencanakan untuk kembali ke Maluku untuk menggerakkan pemberontakan di sana. Di negeri Belanda sendiri secara in absentia Westerling menjadi orang yang paling disanjung. http://id.wikipedia.org/wiki/Raymond_Westerling Pasukan RMS adalah pasukan ex-KNIL pasukan payung, pasukan komando, panser, dan sekitar 1000 milisi lokal. Pembantaian Rawagede oleh KNIL TNI sendiri ada tentangan dan keengganan untuk bekerja sama dengan bekas anggota tentara Belanda KNIL, KL, KM, dan sebagainya yang dilebur ke dalam APRIS. |
Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu, namun engkau kaya dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis. |
4th March 2012, 19:47 |
#6
|
Addict Member
|
APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) yang dimotori oleh mantan kapten KNIL Raymond Westerling melakukan pemberontakan tanggal 23 Januari 1950
Latar belakang . Pada bulan November 1949, dinas rahasia militer Belanda menerima laporan, bahwa Westerling telah mendirikan organisasi rahasia yang mempunyai pengikut sekitar 500.000 orang. Laporan yang diterima Inspektur Polisi Belanda J.M. Verburgh pada 8 Desember 1949 menyebutkan bahwa nama organisasi bentukan Westerling adalah "Ratu Adil Persatuan Indonesia" (RAPI) dan memiliki satuan bersenjata yang dinamakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA). Pengikutnya kebanyakan adalah mantan anggota KNIL dan yang melakukan desersi dari pasukan khusus KST/RST. Dia juga mendapat bantuan dari temannya orang Tionghoa, Chia Piet Kay, yang dikenalnya sejak berada di kota Medan. Pada 5 Desember malam, sekitar pukul 20.00 Westerling menelepon Letnan Jenderal Buurman van Vreeden, Panglima Tertinggi Tentara Belanda, pengganti Letnan Jenderal Spoor. Westerling menanyakan bagaimana pendapat van Vreeden, apabila setelah penyerahan kedaulatan Westerling berencana melakukan kudeta terhadap Sukarno dan kliknya. Van Vreeden memang telah mendengar berbagai kabar, antara lain ada sekelompok militer yang akan mengganggu jalannya penyerahan kedaulatan. Juga dia telah mendengar mengenai kelompoknya Westerling. Jenderal van Vreeden, sebagai yang harus bertanggung-jawab atas kelancaran "penyerahan kedaulatan" pada 27 Desember 1949, memperingatkan Westerling agar tidak melakukan tindakan tersebut, tapi van Vreeden tidak segera memerintahkan penangkapan Westerling. http://id.wikipedia.org/wiki/Peristi...rang_Ratu_Adil |
Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu, namun engkau kaya dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis. |
27th August 2012, 19:19 |
#7
|
Addict Member
|
sejarah kelam sangat sedih, pembentukan KNIL usaha belanda tuk ngadu domba antara putra bangsa, pernah kah termuat berpa kali terjadi bentrokan antara KNIL dan Pasukan siliwangi, di berbagai tempat pada saat long march ke yogyakarta
|
28th August 2012, 11:26 |
#8
|
Mania Member
|
sebagian besar anggota militer saat republik ini berdiri adalah bekas KNIL.
dan dalam penumpasan pemberontakan RMS, komandan2 perang dari Republik Indonesia adalah juga bekas KNIL (bahkan mereka juga ada bekas KNIL etnis Ambon dan Minahasa lho). dan dulu pernah ada peristiwa PRRI/PERMESTA (note: ini bukan separatisme), sebagian besar dari komandan2 perang mereka adalah bekas KNIL. dan komandan2 perang Republik Indonesia sewaktu melawan mereka kalo ga salah adalah bekas KNIL juga. |
1st January 2013, 23:15 |
#9
|
Addict Member
|
Ada dualisme pemahaman,... Sebagai kelompok pemuda yg ingin merdeka menyatakan dirinya bergerilya melawan penjajahan belanda ,.. Dan sebagai pasukan knil kelompok pemuda itu di sebut pemberontak,.. Dan pemuda2 yg melamar kerja sebagai knil kebanyakan bintang tanda jasanya dari belanda yg menumpas sekelompok pemuda gerilyawan untuk kemerdekaan
|
3rd September 2013, 17:03 |
#10
|
|
Banned
|
Quote:
Entah mengapa sebagian anak bangsa itu malah membela sang penjajah yg telah memperkosa, membunuh, memeras dan menginjak-injak harga diri bangsa Indonesia. Tentara KNIL itu sangat kejam dan sadis, melebihi kekejaman tentara Belanda sendiri. Anggota KNIL yg terutama dari kalangan pribumi berasal dari Ambon, Maluku Selatan dan Manado. Kesamaan ideologi agama memuluskan semua itu bisa terjadi. Saat Indonesia merdeka, mantan KNIL yg dulu menjadi musuh para pahlawan kita, malah berkuasa dan banyak menduduki posisi penting dalam kemiliteran. Hampir semua posisi penting dan strategis diduduki oleh mantan KNIL yg tentunya memang lebih cerdas, terdidik, dan terlatih dengan pendidikan kemiliteran yg modern. Laskar-laskar pejuang yg di dominasi tentara Hisbullah tersingkir, karena mereka tentu saja tidak terdidik dan terlatih secara militer. Sungguh ironi, saat dijajah, kita berperang melawan tentara KNIL yg membunuh dan memperkosa anak istri kita. Saat Indonesia merdeka, mereka jadi atasan kita dan memegang tampuk kemiliteran. |
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer