HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/23 14:49 WIB
PAN Siapkan Eko Patrio-Zita Anjani Pilkada Jakarta, Desy Ratnasari di Jabar
-
Sabtu, 2024/04/23 14:37 WIB
Ini Tampang Azizatus yang Ngeprank Rumah Dirampok gegara Takut Ditagih Utang
-
Sabtu, 2024/04/23 13:58 WIB
Ahmad Syaikhu: Saatnya Anies Dukung Kader PKS Maju di DKI
-
Sabtu, 2024/04/23 16:21 WIB
Cara Cek Ijazah Asli Secara Online
-
Kamis, 2024/04/21 10:11 WIB
Cak Imin Balas Wasekjen PBNU soal Bela Gus Ipul: Nggak Nanggepi Pengangguran
-
Jumat, 2024/04/22 12:10 WIB
Hakim MK: Tak Terdapat Permasalahan pada Pencalonan Gibran Cawapres
|
Thread Tools |
29th October 2009, 18:41 |
#1
|
Addict Member
|
Surat Utang Eks BLBI Menjadi Tanggungan Pemerintah/Depkeu?
Dari link:
http://www.dmo.or.id/dmodata/5Statis...ember_2009.pdf pada halaman 17 dokumen pdf, tertulis: "Surat Utang Eks BLBI kepada BI/SRBI-001" sebesar 127 Triliun yang jatuh tempo pada tahun 2033 nanti. (ini adalah kewajiban pemerintah/depkeu untuk membayarkan 127 triliun itu kepada BI) Pertanyaan: 1. Apakah berarti betul bahwa utang2x Bank Swasta dalam kasus BLBI memang ditanggung oleh Pemerintah? 2. Dalam kasus BLBI, di mana BI menjadi pengawas dari seluruh bank, dan ketika banyak bank yang bangkrut, apakah memang peran Pemerintah/Depkeu untuk menalangi-nya (Menolong) atau justru BI yang seharusnya lebih Bertanggung Jawab? 3. Jika memang Depkeu yang mengambil tanggungjawab itu, maka kini pemerintah menjadi memiliki utang ke BI. Sepertinya enak betul ya menjadi BI, setelah dia gagal mengawasi belasan bank (yg menjadi tanggungjawab BI sebagai Pengawas), dan ketika telah terbukti bahwa memang dia gagal sebagai pengawas dan banyak bank yang bangkrut, maka semua itu kemudian ternyata dilimpahkan atau menjadi kewajiban dan tanggungjawab penuh Depkeu untuk "Menolong" bank2x yang sekarat tadi dengan Program BLBI. Dan semakin enaknya lagi, BI kini malah mendapat keuntungan tambahan dari / atau dengan memberikan Pinjaman Uangnya ke Depkeu untuk menalangi bank2x yg bangkrut dan sekarat tadi. Mengapa BI bisa sebegitu "Arogannya" dan Depkeu bisa sedemikian "Naifnya" dalam konteks Tanggungjawab Pengawasan bank2x yang gagal kemudian Pinjam Meminjam Dana BLBI tsb serta dalam konteks Depkeu yang harus "Ketumpuan" apesnya? Adakah yang bisa menjelaskannya? |
Last edited by rajawaras; 29th October 2009 at 18:49.. |
30th October 2009, 00:45 |
#2
|
Addict Member
|
Yang pasti ini warisan masalah dari rezim yang lalu juga, tapi pastinya dengan kinerja pemerintahan yang sekarang pun pasti tidak akan ada penyelesaian yang memenuhi rasa keadilan rakyat Indonesia pada umumnya.
Berdoa saja pemerintahan yang akan datang jauh lebih kompeten Masih percaya mahkluk halus apa cukup handal untuk membereskan instrument perBankan ? |
30th October 2009, 06:45 |
#3
|
|
Registered Member
|
Quote:
Ini bukan kali pertama. dulu waktu era megawati juga pernah terjadi, dimana debitor debitor kakap yang punya hutang diluar negeri akhirnya ditalangi hutangnya sama pemerintah, akibat desakan pemerintah asing dimana debitor itu berhutang, hanya ini tidak tercium oleh masyarakat banyak. Kapan sejahteranya kita ini ? sementara disisi lain tahu sendiri bagaimana kedekatan penguasa dan pengusaha. |
|
30th October 2009, 09:47 |
#4
|
Mania Member
|
Ya memang begitu
setahu saya memang begitu penyelesaiannya hutang - hutang ini seharusnya direcover melalui penjualan aset para pengemplang (dahulu dibentuk BPPN) tetapi jika aset tersebut tidak menutupi hutang (yg nampaknya begitu) Depkeu yg akan menanggung dgn dibiayai oleh APBN (alias uang rakyat)
|
30th October 2009, 10:10 |
#5
|
Mania Member
|
Nasiblah jadi rakyat Indonesia. Bos2 yang utang, negara yang musti bayar pake duit pajak kita. Gak maju2 yang ada. Pemerintah harusnya bisa tegas, kalo memang yang berutang ukan dia, biarin aja pengusaha itu ditangkap n dijeblosin ke penjara. Tapi US juga tutupi utang pengusahanya tuh, yang bail out itu.
|
Last edited by tokeberas; 30th October 2009 at 10:13.. |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer