HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Minggu, 2024/04/18 11:55 WIB
Klarifikasi Idham Masse Soal Mobil Untuk Ibu Catherine Wilson Mau Ditarik Leasing
-
Minggu, 2024/04/18 11:48 WIB
Ogah Disebut Nganggur, Ferry Irawan Ngaku Ada Proyek Film dan Dicalonkan Jadi Bupati
-
Selasa, 2024/04/14 11:47 WIB
Sandra Dewi Hilang di Instagram, Keluarga Lakukan Hal Ini
-
Sabtu, 2024/04/17 14:39 WIB
Melody Prima Baru Ungkap Alasan Bercerai Setelah Setahun Berlalu
-
Jumat, 2024/04/16 14:20 WIB
Olivia Nathania, Anak Nia Daniaty Bebas dari Penjara Kasus CPNS Bodong
-
Selasa, 2024/04/14 11:42 WIB
Soal Kabar Adopsi Bayi Perempuan, Ini Kata Raffi Ahmad
|
Thread Tools |
2nd March 2011, 10:18 |
#1
|
Banned
|
[Hot Thread]~ஜ۩۞۩ஜ~ MURUDEKA 17805 - The Most Wanted Movie ~ஜ۩۞۩ஜ~
Code:
saran aja sech mending downloadnya satu persatu [/spoiler] PLEASE DO NOT CREATE MIRROR LINK artinya jangan buat link download lain selain ini.biar hidup terus link-nya pertama kali UPLOAD nech. biar semangat upload lageee. yang kelebihan :cendolbig :cendolbig :cendolbig jangan sungkan untuk dilempar, biar semangat buat upload yang langka langka. [spoiler=sinopsisi] Kontroversi 'Sang Juru Selamat' Film Merdeka mengundang kegusaran masyarakat Indonesia di Jepang. Lantaran Jepang terlalu ditampilkan sebagai pahlawan. Merdeka Sutradara : Yukio Fuji Skenario : Ishimatsu Aibutsu Pemain : Jundai Yamada, Lola Amaria Produksi : Tokyo Film Production Asano-san yang terhormat …Saya menghimbau agar bagian-bagian adegan film yang tidak patut atau berlebihan dapat dihilangkan. Khususnya adegan seorang nenek tua Indonesia mencium kaki tentara Jepang pada bagian awal film tersebut, yang merendahkan martabat dan melukai hati bangsa Indonesia…. Demikian bunyi surat Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Soemadi D.M. Brotodiningrat, yang diluncurkan Maret silam kepada Katsuaki Asano, Presiden Tokyo Film Production. Tentunya kini kejengkelan Soemadi bertambah hebat. Itu lantaran film Merdeka yang diprotesnya tetap beredar di bioskop-bioskop Jepang tanpa menghilangkan beberapa bagian yang dianggap melukai hati bangsa itu. Awal "geger" ini bermula dari Juni tahun 2000. Suatu hari, beberapa sineas Jepang mengajukan izin membuat film berjudul Merdeka 17805 atau Dokuritsu 17805 di Indonesia kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Jepang. Mereka bekerja sama dengan Rapi film. Pihak kedutaan kemudian berpendapat bahwa ada beberapa bagian sinopsis yang kurang akurat dan harus diperbaiki. Perekaman film lalu dilaksanakan di Jakarta dan Yogya. Tapi kemudian, tatkala pihak KBRI diundang menghadiri preview pada Februari 2001, alangkah terkejutnya mereka melihat bagaimana film itu menonjolkan Jepang sebagai juru selamat. Adegan penyambutan pendaratan pasukan Jepang di pantai Jawa, yang melukiskan seorang ibu tua (dimainkan oleh seorang ibu berumur 60 tahun di Kasongan, Yogya) mencium kaki serdadu Jepang sebagai mesias yang ditunggu-tunggu, dianggap keterlaluan. Memang ada ramalan terkenal dari Jayabaya tentang bakal datangnya orang-orang kuning. "Saya bilang ke sutradaranya, ramalan Jayabaya tidak menyebut Jepang juru selamat. Jayabaya hanya menyebut akan datangnya orang kate," kata Syahry Sakidin, Kepala Bagian Penerangan KBRI di Tokyo. Syahry melihat film ini cenderung bertendensi membangkitkan glorifikasi Jepang. Bagaimana reaksi para penonton Jepang? Dengar pendapat dua orang kakek Jepang yang mengalami pahitnya Perang Dunia II. Watanabe, 90 tahun, ke kantor KBRI untuk menyampaikan bahwa adegan cium kaki itu sangat merendahkan martabat bangsa Indonesia. Ia berkata tegas: "Dame!" (Tidak boleh). Prof. Dr. Fukuoka, M.D., 90 tahun, salah seorang mantan dokter tentara Jepang di Sulawesi utara, yang dahulu memihak Indonesia dan kini Ketua Alumni Kursus Orientasi Indonesia (KOI ), juga sependapat. Warga Jepang ini mengatakan bahwa mereka khawatir, film itu akan membawa semangat militerisme bagi rakyat Jepang. Umumnya pemuda Jepang kini mengalami sindrom takut perang, sejak kekalahan Jepang atas pihak Sekutu "Ini keadaan yang lebih baik ketimbang militerisme yang membawa kehancuran," kata Fukuoka. Akan halnya seorang guru muda bahasa Jepang bernama Chie Kase, ia melihat di balik film ini adalah partai-partai sayap kanan yang selalu berusaha mencuci aib sejarah Jepang. Buktinya? "Koran Sankei Shimbun yang berhaluan kanan memuat resensi film itu sepanjang tiga halaman dalam bentuk iklan. Bukan tak mungkin nanti kelompok kanan membuat film-film sejenis di Cina, Korea, Myanmar, Filipina," demikian Chie Kase mengemukakan analisisnya. Mengidentifikasi Jepang sebagai juru selamat memang naif. Ucapan Lola di film saat melihat kekasih Jepangnya meninggal dunia sembari berteriak, "Jepang memang kalah perang tapi kamu menang," (lihat Merdeka Versi Fuji-San) memang terlalu simplistik dan murah meriah. Tapi apa benar sesungguhnya sutradara Fuji Yukio dan penulis skenario Ishimatsu Aibutsu sama sekali tak menghiraukan perasaan orang Indonesia? Sesungguhnya, sebelumnya, terlihat pada skenario asli yang menampilkan 10 adegan yang terlalu didramatisir, kesepuluh adegan itu dibuang. "Adegan tokoh yang saya perankan ada yang seharusnya menangis-nangis meminta tentara Jepang segera berperang membantu Indonesia, dan itu akhirnya dilenyapkan," tutur Lola Amaria, satu-satunya aktris Indonesia yang berperan sebagai Suster Ariyati, yang berpacaran dengan Letnan Shimazaki. Sesungguhnya, dalam adegan itu ia harus merengek-rengek, berkata. "Ayolah, Shimazaki, kita perang. Kalau pemimpinnya tidak ada, kita akan kalah semua." Sejarah memang berisi paradoks. Peran Jepang dan sikap Indonesia terhadap Jepang di masa itu tentunya tak bisa dibuat sebagai suatu sikap yang homogen. Apalagi mengingat begitu banyak catatan yang memperlihatkan sikap Sukarno terhadap romusha. Itulah sebabnya, membuat film dengan latar belakang sejarah akan selalu penuh problem, terutama karena buku-buku sejarah sering melupakan sikap masyarakat yang luar biasa tertindas di masa pendudukan Jepang. Akhir film itu mencapai tahun 2000. Di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Aryati menyembahkan rangkaian bunga di atas dua kuburan serdadu Jepang. Aryati menyatukan tangan memberi hormat: "Di Indonesia, jiwa prajurit yang mengorbankan hidupnya dalam perang kemerdekaan akan naik surga, menjadi bintang yang dinamakan orang bintang kemerdekaan, yang akan membimbing kita," demikian bisiknya. Adegan itu, bagi seorang nasionalis, mungkin menyesakkan dada. Seno Joko Suyono, Arif Kuswardono, Herlino Soleman (MariHotta, Jepang) [/spoiler] |
2nd March 2011, 17:52 |
#5
|
Medal Winner
|
tadi baru liat trailernya dikasi bro kopir
http://www.youtube.com/watch?v=y4DXw...layer_embedded dan jujur aja, gw cuma bisa nanya: "kenapaaaaaaaaaaa kita gak bisa bikin film kayak gini sih?????????????!!!!! " "kenapa cuma crap horno after horno mulu yg diproduksi sih?! " gak usah belajar / datengin orng2 hollywood kesini cukup nyebrang bentar ke jepang deh tuh si KK Dheraj dan sejenisnya (tapi nanti malah bawa pulang JAV idol lagi ) |
3rd March 2011, 02:20 |
#6
|
|
Mania Member
|
Quote:
|
|
detikHot
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer