HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Rabu, 2024/03/28 13:39 WIB
Anwar Usman Diminta Mundur dari MK Usai 2 Kali Langgar Etik
-
Rabu, 2024/03/28 11:49 WIB
Jengkel! Jadi Alasan Sopir Truk Ugal-ugalan di Halim
-
Rabu, 2024/03/28 14:45 WIB
Puan Maharani: Partai Pemenang Pileg Berhak Jadi Ketua DPR RI
-
Rabu, 2024/03/28 16:41 WIB
Meninjau Etika Pendidikan: Jasa Beli Ijazah dan Implikasinya
-
Senin, 2024/03/27 12:43 WIB
Kata Windy Idol soal Kode "Short Time" yang Diungkap Jaksa KPK
-
Senin, 2024/03/27 17:26 WIB
Ganjar Tolak Jadi Menteri Prabowo, Gibran: Yang Nawari Siapa?
|
Thread Tools |
15th January 2009, 22:21 |
#11
|
|
Addict Member
|
Quote:
Saya kira alasan mengapa ilmu pengetahuan Barat bisa diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya tanpa dilupakan adalah karena adanya kebiasaan mempublikasi hasil karya ilmuwan mereka ke Jurnal ilmiah secara berkala dan disebarkan kepada publik. |
|
15th January 2009, 22:33 |
#12
|
|
Groupie Member
|
Quote:
Soal ilmuwan Arab/Islam sih merahasiakan penemuannya saya sendiri tidak jelas contoh kasusnya di mana, mohon pencerahannya ... |
|
Moral certainty is always a sign of cultural inferiority. The more uncivilized the man, the surer he is that he knows precisely what is right and what is wrong. |
16th January 2009, 00:01 |
#13
|
|
Addict Member
|
Quote:
Saya kira yang paling dominan itu dikarenakan oleh serbuan bangsa Mongol. Masalah eksklusivitas, saya kira bangsa Arab/Islam tidak seekslusif Cina dan India. Buktinya beberapa Ilmu tersebut berhasil "diselamatkan" ke Eropa. Tetapi mungkin juga ini dikarenakan faktor bangsa Arab pernah menguasai Eropa sehingga terjadi transfer ilmu, sama seperti ketika bangsa Eropa menguasai negara-negara Asia dan Afrika, ilmu pengetahuan barat tersebar ke seluruh dunia. |
|
16th January 2009, 06:12 |
#15
|
Addict Member
|
Penulisan Ilmiah? Klo dlm bentuk buku sudah banyak d baghdad berdiri banyak perpustakaan yang menyinpan catatan dalam bentuk buku tsb. Lalu kemana perginya? Ketika perang salib Baghdad berhasil di kalahkan dan yang d lakukan saat itu adalah pembakaran sebagian besar buku" tsb dan sebagian lg di ambil di bawa ke eropa
|
16th January 2009, 07:14 |
#16
|
|
Mania Member
|
Quote:
pemusnahan dan pembakaran buku bukan dalam perang salib tapi oleh tentara mongol, tentara mongol, selain melakukan pembakaran juga membuang buku ke sungai2. (jadi bukan pasukan salib) runtuhnya kekuasaan Islam oleh Mongol di bagdad yakni sehabis jatuhnya bagdad ke tangan mongol (bagdad bukan arena perang salib dan tdk pernah diajadikan arena perang salib) membuat hampir tdk ada penulisan ilmiah yang berarti Bila sebelumnya penulisan ilmiah di kerajaan islam disokong oleh negara. setelah serbuan mongol terjadi kevakuman, karena penguasa baru (mongol) ato penerusnya (kerjaan islam lagi) kurang punya visi pentingnya mensokong ilmu pengetahuan. Ini yang membuat merosotnya kualitas intelektual. Dalam sejarah modern negara memegang peranan penting dalam meningkatkan gairah intelektualitas. Jepang mslnya, pemerintah jepang mensokong tiap upaya penelitian, seandainya penelitian itu dilakukan asing dalam bhs asing maka dilakukan upaya penterjemahan segera ke bhs jepang. Jgn heran kalo ke jepang, buku2 yang baru ditulis 2 bulan lalu sama mrk sudah diterjemahkan. |
|
16th January 2009, 07:24 |
#17
|
Mania Member
|
Ya dibidang2nya masing2 seperti bidang kesehatan, nama2 ilmuwan "Islam" ini tidak dilupakan oleh orang yg menggeluti bidang tsb. Banyak ilmuwan Yahudi muncul yang didukung oleh negara2 "Islam", menciptakan berbagai pengetahuan baru.
Namun kalau masyarakat umum menyinggung masalah politik, sosial atau agama : yang ada cuman kalimat "onta arab di padang pasir" atau "dari dulu bunuhin orang Yahudi" Ini menunjukkan bahwa, masyarakat awam, emang gak tahu kondisi Abad 7-12 (sampe skrg juga sama) Tahunya ya dari dulu ada unta sampe sekarang pun ya unta. |
Last edited by miqu; 16th January 2009 at 07:28.. |
16th January 2009, 08:13 |
#18
|
Medal Winner
|
Saya pikir itu kesalahan pemahaman orang Islam sendiri, menganggap dunia tak penting secara salah. Contoh sederhana : lulusan ITB kok rela jadi penjual bakso misalnya. Apa dia nggak berfikir nanti kalau ditanya : bagaimana ilmunya diamalkan. Kerja halal memang 100% keharusan, tapi dia sebenarnya tetap punya tanggung jawab terhadap ilmunya. Boleh jadi dia jadi pedagang bakso, tetapi dia harus tetap mengembangkan ilmunya dan mengamalkannya.
Saya pernah punya teman yang bapaknya sangat kaya raya tapi anaknya sendiri seperti seorang sufi (meski berpendidikan) : hanya mengurus dirinya sendiri, ibaratnya rela cuma makan rumput dan hidup di goa yang terasing asal tak berbuat dosa. Suatu ketika bertemu seseorang yang membuka matanya betapa banyaknya orang miskin yang kalau dia kaya pasti dia bisa bantu. Dia diajak melihat betapa ada orang yang rela menjual dirinya karena terpaksa, kalau dia kaya dia akan bisa memberikan alternatif pekerjaan lain. Akhirnya matanya terbuka, dia tetap tidak memikirkan dunia untuk dirinya sendiri tapi menjadikan urusan dunia untuk jalan ke akhirat. |
Imperialisme modern menjajah Indonesia secara ekonomi, mari berjuang untuk merdeka sepenuhnya |
16th January 2009, 09:45 |
#19
|
|
Banned
|
Quote:
|
|
16th January 2009, 11:39 |
#20
|
|
Medal Winner
|
Quote:
|
|
Imperialisme modern menjajah Indonesia secara ekonomi, mari berjuang untuk merdeka sepenuhnya |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer