HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Minggu, 2024/04/18 11:55 WIB
Klarifikasi Idham Masse Soal Mobil Untuk Ibu Catherine Wilson Mau Ditarik Leasing
-
Minggu, 2024/04/18 11:48 WIB
Ogah Disebut Nganggur, Ferry Irawan Ngaku Ada Proyek Film dan Dicalonkan Jadi Bupati
-
Sabtu, 2024/04/17 14:39 WIB
Melody Prima Baru Ungkap Alasan Bercerai Setelah Setahun Berlalu
-
Selasa, 2024/04/14 11:47 WIB
Sandra Dewi Hilang di Instagram, Keluarga Lakukan Hal Ini
-
Jumat, 2024/04/16 14:20 WIB
Olivia Nathania, Anak Nia Daniaty Bebas dari Penjara Kasus CPNS Bodong
-
Selasa, 2024/04/14 11:42 WIB
Soal Kabar Adopsi Bayi Perempuan, Ini Kata Raffi Ahmad
|
Thread Tools |
22nd January 2018, 19:50 |
#1
|
Mania Member
|
Sejarah Panjang Becak di Jakarta
Becak menjadi bagian penting sejarah panjang Jakarta. Beralih pimpinan, Nasibnya dari ada, tiada, dan (akan) ada kembali. KEBAYORAN - "Saya mau tamasya berkeliling-keliling kota hendak melihat-lihat keramaian yang ada saya panggilkan becak, kereta tak berkuda becak (becak) becak (becak) coba bawa saya." Itulah penggalan lirik lagu anak yang tenar di era 90-an. Lagu karya Ibu Sud ini sangat melekat hingga saat ini. Lagu itu juga seakan menggambarkan becak menjadi bagian penting dalam kehidupan warga. Bukan hanya ramah lingkungan, moda transportasi bertenaga manusia itu punya sejarah panjang seiring tumbuhnya Kota Jakarta sebagai metropolitan. Alwi Shahab dalam harian Republika (26 Agustus 2001) berjudul "Becak, daro Hongkong ke Bang Yos" menulis becak mulai ada sekitar awal 1930-an. Diimpor dari Singapura dan Hongkong. Bentuk awalnya pun tidak diketahui, apakah seperti yang pernah warga Jakarta kenal. Jumlahnya pun diperkirakan tidak banyak. Setelah 10 tahun hadir di Batavia jumlahnya tidak lebih dari 100 buah. Pasalnya, saat itu warga masih sangat familiar dengan delman atau sado. Jumlah becak mulai banyak di era 1950-an. Jumlahnya membludak sampai 25 ribu sampai 35 ribu buah akibat gejolak D/TII di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kondisi Jakarta berubah. Penarik becak bebas beroperasi. Mereka 'mangkal' hampir di setiap sudut kawasan. Bahkan, kala itu, menjadi hal bisa jika melihat becak-becak menunggu penumpang di depan hotel-hotel berbintang seperti Hotel Indonesia, Hoel Des Indes, dan Hotel Der Nederlanden. Ditulisan Alwi Sahab berjudu "Pasar Senen 1952 : Didominasi Becak" menggambarkan betapa becak membuat wajah kota menjadi semrawut. "Kalau sekarang sepeda motor menjadi raja jalanan di ibu kota, pada tahun 1950-an belum banyak orang memilikinya. Becaklah yang menjadi raja jalanan. Yang menjengkelkan, mereka menarik becak di tengah jalan untuk kendaraan bermotor dan berhenti di tengah jalan," tulis Alwi. Bukan hanya pemimpin Jakarta yang khawatir melihat suburnya becak ini. Presiden Soekarno menganggap profesi penarik becak tidak manusiawi. Becak dianggap sebagai bentuk riil dan penghisapan manusia atas manusia (exploitation de’lhome par e’lhome), kata-kata yang sering diucapkan waktu itu. Becak pun ditertibkan pada masa Gubernur Ali Sadikin. Dia menertibkan transportasi roda tiga ini yang pada awal 1970 jumlahnya antara 100 ribu sampai 150 ribu buah. Ali dengan tegas mengeluarkan berbagai kebijakan mempersempit ruang lingkup operasi becak. Secara perlahan, Gubernur Ali menggantinya dengan 2.000 bemo dan 5.000 bus. Ali ingin menghapus citra Jakarta yang pada tahun 1960-an dikenal sebagai kota becak di berbagai negara. Kebijakan tersebut diteruskan oleh gubernur-gubernur Jakarta selanjutnya seperti Suprapto, Wiyogo Atmodarminto, Suprapto, dan Sutiyoso. Puncaknya adalah era pimpinan Gubernur Sutiyoso yang berseteru dengan Wardah Hafidz. Becak-becak di Jakarta diangkut dengan ratusan truk dan dibuang ke laut untuk dijadikan rumpon ikan di kawasan Muara Karang. Aturan pelarangan becak di Jakarta tetap dipegang teguh Gubernur Fauzi Bowo, Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, dan Djarot Saiful Hidayat. Sebelum akhirnya Gubernur Anies Baswedan kembali ingin menghidupkan becak di Jakarta. Dengan menyiapkan rute khusus bagi angkutan ini. Dengan kebijakan itu, becak boleh dikata timbul, tenggelam, dan timbul lagi. SUMBER http://infonitas.com/kebayoran/lapor...-jakarta/58369 |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer