HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/17 15:35 WIB
Media Asing Soroti Ledakan Turis: Tak Seperti Bali yang Dulu
-
Sabtu, 2024/04/17 15:40 WIB
Kota Wisata Sekelas Dubai Dilanda Banjir Bandang, Kok Bisa?
-
Jumat, 2024/04/16 14:03 WIB
Megawati Kirim Amicus Curiae ke MK: Habis Gelap Terbitlah Terang
-
Sabtu, 2024/04/17 14:58 WIB
Hai Warga Depok, Setujukah Pakaian Adat Diterapka untuk Seragam SD hingga SMA?
-
Sabtu, 2024/04/17 15:25 WIB
Sederet Tokoh Ajukan Amicus Curiae ke MK Terkait Pilpres 2024
-
Minggu, 2024/04/18 14:48 WIB
Kisah Pasangan 13 Jam Terjebak Banjir Dubai, Tak Ada Makanan Cuma Minum Air
|
Thread Tools |
2nd October 2019, 19:51 |
#1
|
Mania Member
|
Kembalinya Dinasti Politik: Game of Thrones dalam Politik Indonesia
Setelah melalui Pilpres 2019, keluarga Presiden Indonesia Joko “Jokowi” Widodo telah mengalihkan pandangannya ke tahun 2020. Gibran Rakabuming, putra tertua Jokowi, telah mendaftarkan diri sebagai anggota Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P) minggu lalu, dan diperkirakan akan ikut serta dalam Pemilihan Wali Kota Surakarta tahun 2020. Jika dia menang, Gibran akan menduduki jabatan yang sama yang telah mengawali karier politik ayahnya. Selain aspirasi politik putra sulungnya, menantu Joko Widodo yang berusia 28 tahun, Bobby Nasution, dilaporkan telah menjajaki kemungkinan mencalonkan diri sebagai Wali Kota Medan. Bobby telah bertemu dengan Partai Nasional Demokrat (NasDem) cabang Medan pada awal September 2019. JOKOWI MEWAKILI BERAKHIRNYA POLITIK DINASTI Bagian dari daya tarik Jokowi pada Pilpres 2014 berasal dari posisinya sebagai nama baru di politik. Mantan pengusaha mebel yang lahir di perkampungan kumuh itu menonjol di lanskap politik Indonesia karena tak memiliki koneksi keluarga di kalangan elit Jakarta. Hal ini membantu membuat Jokowi banyak dipuja di kalangan pemilih Indonesia. Ketika Jokowi memenangkan kursi kepresidenan, banyak rakyat Indonesia yang bermimpi bahwa kemenangannya akan mengantarkan era baru bagi politik Indonesia. Mereka melihat kemenangan Jokowi sebagai isyarat bahwa cengkeraman dinasti politik atas politik Indonesia tengah melemah dan era dinamisme baru telah dimulai. Skema politik terbaru keluarga Jokowi menunjukkan bahwa pemikiran semacam ini mungkin masih terlalu dini. Terlepas dari pengalaman politiknya yang terbatas, ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa Gibran akan memenangkan pemilu jika ia mencalonkan diri, yang akan meletakkan pondasi bagi dinasti Jokowi. Ayahnya menyapu bersih Jawa Tengah pada Pilpres 2019 dengan lebih dari 77 persen suara, sehingga Gibran sudah menikmati popularitas lebih dari 90 persen di wilayah itu. DALAM POLITIK INDONESIA, KELUARGA ADALAH YANG UTAMA Gemuruh dinasti Jokowi tidak banyak menunjukkan tentang kehausan keluarga akan kekuasaan, namun lebih banyak tentang sifat elitis politik Indonesia. Mencalonkan diri untuk jabatan pemerintahan di Indonesia merupakan usaha yang berbiaya sangat mahal. Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas memperkirakan bahwa upaya serius untuk mendapatkan kursi di dewan legislatif nasional berbiaya sekitar Rp10 miliar. Meski sumbangan pribadi sangat didorong, namun banyak kandidat akhirnya mengumpulkan sebagian besar dari anggaran itu sendiri. Dikutip dari Asean Today pada Selasa (1/10), tahun 2016, 11 persen eksekutif daerah yang menjabat memiliki hubungan langsung dengan para pendahulu mereka. Dalam pemilu tahun 2017 dan 2018, setidaknya ada 18 kandidat yang terkait dengan pejabat petahana. Dalam Pilpres 2019, Sandiaga Uno—cawapres yang mendampingi capres oposisi Prabowo Subianto—dilaporkan menghabiskan lebih dari US$100 juta dari kekayaannya sendiri dalam kampanye mereka. Biaya kampanye sebesar ini tentu hanya bisa diupayakan oleh keluarga terkaya dari eselon atas politik Indonesia. Para kandidat dapat menerima sumbangan hingga 1 miliar rupiah per tahun dari donor perorangan, dan hingga 7,5 miliar rupiah dari perusahaan. Namun, pengenalan sistem “daftar terbuka” tahun 2009 telah membuat banyak kandidat mengalami kesulitan untuk berkampanye hanya dari sumbangan semata. Sistem daftar terbuka memungkinkan pemilih untuk memilih para kandidat perorangan daripada partai. Tanpa adanya perbedaan ideologis atau kebijakan yang jelas, para kandidat terpaksa untuk mencari metode alternatif untuk memisahkan diri dari sesama kandidat yang mencalonkan diri untuk memperoleh suara dan sumbangan. Dalam arena yang penuh sesak dan secara ideologis sempit, popularitas menjadi semakin penting. Selain itu, praktik jual-beli suara—ketika para kandidat membagikan insentif uang tunai kepada para pemilih pada hari pemilu dengan imbalan dukungan mereka di kotak suara—digunakan untuk memaksimalkan suara individu seorang kandidat. Insentif uang dalam jumlah kecil ini dengan cepat bertambah dan dapat menghabiskan biaya kampanye hingga miliaran rupiah. Dalam satu kasus profil tinggi, KPK menemukan anggota parlemen Partai Golongan Karya (Golkar) Bowo Sidik Pangarso telah menerima sumbangan sebesar 8 miliar rupiah dari seorang manajer perusahaan transportasi. Bowo kemudian membagi uang itu ke dalam banyak amplop untuk dibagikan kepada para pemilih di hari pemungutan suara. Telah terdapat berbagai upaya untuk melemahkan cengkeraman dinasti politik dalam politik Indonesia. Tetapi tidak ada satu pun yang berhasil. Tahun 2015, Mahkamah Konstitusi memutuskan mencabut peraturan yang berupaya melarang kerabat petahana mencalonkan diri sesaat setelah batas masa jabatan mereka berakhir. Di negara-negara lain dengan institusi yang kuat, pengawasan ketat, dan keseimbangan di pemerintah, dinasti politik tidak selalu berbahaya. Namun, di Indonesia, tidak ada yang bisa mencegah sebuah keluarga—begitu salah satu anggotanya terpilih untuk jabatan pemerintah daerah—untuk menempatkan para kerabat mereka di kursi jabatan manajemen senior dan lembaga pemerintah. Di Banten selama masa jabatan Ratu Atut Chosiyah sebagai gubernur, sepuluh anggota keluarga memegang jabatan terpilih dan 21 kerabat memegang jabatan yang ditunjuk. Melalui pembentukan dinasti politik, keluarga tertentu telah mampu mengukir wilayah kekuasaan di seluruh negeri. Dengan kekuatan regional yang terikat pada satu keluarga tertentu yang berkuasa, korupsi tumbuh subur, sementara para politisi serta organisasi pemerintah membuat keputusan untuk kepentingan yang lebih bertujuan melestarikan kekuasaan daripada demi kepentingan para pemilih. MEMBATASI POLITIK DINASTI BERARTI MENGEJAR TUNTAS PENDANAAN KAMPANYE Langkah-langkah untuk mengakhiri politik dinasti dan dorongan untuk meritokrasi akan membutuhkan upaya bersama dari legislatif maupun partai-partai politik itu sendiri. Memperkenalkan pendanaan publik untuk partai politik akan mengurangi ketergantungan mereka pada kekayaan individu dan sponsor miliarder. Namun, tanpa pengenalan langkah-langkah tambahan, tidak ada jaminan bahwa politisi dan pemimpin partai tidak akan menuai manfaat dari dompet publik sekaligus menyuntikkan kekayaan mereka sendiri ke dalam kampanye, yang mendorong pengeluaran kampanye hingga melonjak tinggi. Tindakan lain yang akan membantu ialah menempatkan tanggung jawab pada partai karena melanggar undang-undang pembiayaan kampanye, bukan pada setiap individu. Dengan menghukum individu dan partai atas kontribusi kampanye ilegal, partai-partai politik akan berpikir dua kali sebelum menerima uang sumbangan. Sikap yang lebih keras terhadap praktik jual-beli suara juga akan membantu mengurangi biaya kampanye dan membantu mengekang politik dinasti. Pemerintah Indonesia juga dapat membutuhkan platform periklanan—tradisional maupun digital—untuk menyediakan sejumlah iklan gratis kepada partai politik. Kuota dapat dibuat berdasarkan persentase dari suara populer yang diterima masing-masing partai pada pemilu terakhir. Iklan gratis ini akan memungkinkan partai-partai kecil untuk menembus kebisingan dan menjangkau pemilih tanpa harus menghabiskan sebagian besar dana kampanye mereka untuk iklan publik. Selama politik uang masih tumbuh subur, dinasti politik akan tetap menjadi elemen tetap dalam politik Indonesia. Masuknya Gibran Rakabuming ke dalam politik dan kemungkinan kesuksesannya adalah gejala dari penyakit yang selama ini telah melemahkan demokrasi Indonesia. Trah politik Prabowo Subianto, Chosiyah, Susilo Bambang Yudhoyono, Sukarno, Suharto, mereka semua hanyalah jari-jari di roda kekuasaan. Satu jari akan berada di puncak, sebelum roda berputar dan jari yang lainnya akan mengambil alih posisi puncak, semuanya terus berputar dan bergantian saling menghancurkan siapa pun yang berada di tanah. Sumber: https://www.matamatapolitik.com/dinasti-politik-ke-era-dinamisme-game-of-thrones-di-politik-indonesia-analisis/ |
3rd October 2019, 01:56 |
#2
|
|
Mania Member
|
Quote:
|
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer