HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Selasa, 2024/04/25 15:15 WIB
Atalia Praratya Mundur dari Pilwalkot Bandung
-
Selasa, 2024/04/25 12:33 WIB
Ganjar Sebut Bu Mega Pilih PDIP di Luar Pemerintah
-
Selasa, 2024/04/25 14:28 WIB
ABG 16 Tahun Tewas Usai Dibawa Ngamar 2 Pria Dewasa di Hotel Jaksel
-
Selasa, 2024/04/25 15:10 WIB
INFOGRAFIS: Uang Kementan Mengalir ke Istri, Anak & Cucu SYL
-
Selasa, 2024/04/25 14:17 WIB
Daftar Keluarga Jokowi Dapat Tanda Kehormatan: Iriana hingga Gibran
-
Senin, 2024/04/24 11:29 WIB
KPU Tetapkan Prabowo Jadi Presiden dan Gibran Wakil Presiden Baru RI
|
Thread Tools |
3rd January 2018, 16:38 |
#41
|
|
Moderators
|
Quote:
|
|
Last edited by freya.; 4th January 2018 at 12:21.. |
3rd January 2018, 16:52 |
#42
|
|
Mania Member
|
Quote:
Berlaku jg di masyarakat jakarta. Contoh ada perasaan bangga kalau 1 tongkrongan ada bule.. Atau seperti pemerintah indonesia kalau ke negara bule berusaha untuk membentu lebih giat dr pada ke rakyatnya sendiri atau negara tetangga |
|
3rd January 2018, 16:59 |
#43
|
|
Moderators
|
Quote:
|
|
3rd January 2018, 17:02 |
#44
|
|
Groupie Member
|
Quote:
Enggak mungkin orang yang merasa dirinya lebih inferior minta selfie ama orang yang dianggap lebih superior, ngajak selfie orang asing itu butuh yang namanya "rasa pede" Logika sederhana. |
|
3rd January 2018, 17:25 |
#45
|
|||
Moderators
|
Quote:
Elo blg utk beropini hrs kek di sepatu penduduk lokal yg minta selfie random ke bule atau slh satu kel nya bule n curhat sndiri ttg pglgmn itu.. elo di posisi yg mana? Elo sndiri kalo selfie sm bule milih yg se-femes arnold schwarneger? Elo sndiri bukan bicara dr posisi yg randomly minta selfie sm bule.. tp elo berbicara as if pendpt elo udah mewakili semua lokal yg ask for random selfie tsb.. Tanpa sarkas ya kali ini, tanpa nyolot, dan gue ngmg baik-baik dan dgn sopan, "so who should get off their high horse??" Bold: right back at you, dear.. right back at you. Quote:
Kalo elo liat dr postingan awal sekali gue gak jumawa opini gue itu benar.. tp dr awal elo ngenyekin opini org ttg inferior-superior, dsitu sih letak gue gak suka nya sama post elo.. Dan gue byk nyoba ngasi elo artikel-artikel yg mulai dr tokoh terkenal sampai artikel pendukung lainnya.. tapi elo itu gak pernah mau gubris dan congkak aja cara elo seolah ketawa makin kenceng.. gue sih nyantai jg kok argumen sm elo.. menang-kalah kagak dapet duit.. cuma jeleknya gue agak tipe yg i have to b the one who hv the last word mungkin gaya gue sengak dan sarkas.. tp gue itu sbnernya tipe org yg coba ngimbangin lawan bicara gue aja.. sm id lain gue cukup sopan n nice kok dlm berpendapat.. Quote:
Gantian sih kali ini gue yg bilang, "I rest my case." Gue udah sampaikan apa yg ingin gue sampaikan.. diterima atau gak yaa trserah.. dan iya elo ttp berhak mau lmao, lmfao, dll dst dsb.. cuma elo jd keliatan congkak aja sih dimata gue.. |
|||
Last edited by freya.; 4th January 2018 at 12:23.. |
3rd January 2018, 22:53 |
#47
|
Addict Member
|
Bu Freya
Ana sulit ngerti tulisan ente mungkin karena terlalu banyak akronim kekinian, maafkan. Saran ana pendek saja ( Bole diterima bole dibuang bahkan bole diketawain ) sebelum memakai sebuah istilah untuk pointing suatu behavior sebaiknya ditelaah dulu karena S dan I itu bukan soal kagumi,mengagumi akan suatu yg lain tapi sudah cenderung mencemooh, apartheid. 2nd class citizen, caste and rank. Bayangkan dari cuma permasalahan selfie, foto bareng dgn bule maka ada masyarakat dinisbat dianggap punya mental patron infirior ? Innalillahi wainnailaihi rojiun |
4th January 2018, 04:55 |
#48
|
|||
Moderators
|
Quote:
Quote:
Quote:
Bule (pronounced [bule]) is a commonly used word in Indonesia to describe a foreigner, especially people of European descent. It seeks to identify people featuring light hair color, light eye color and pale skin. Some Europeans in Indonesia consider Bule derogatory, racist and offensive.[1] It may also be used by Indonesians as a rationale for justifying racist behavior, such as charging higher prices and expecting Bules to all be affluent with a resulting expectation to pay the higher prices.[2] Source: https://en.m.wikipedia.org/wiki/Bule Contoh: bule di kenakan harga jauh lbh mahal dr lokal di bbrp tmpt masuk objek wisata Indonesia.. Atau misal di pantai Bali, tukang kepang memberi harga yg jauh lbh mahal pd turis bule.. Jadi emang anggapan nya bule ini banyak duit, lbh makmur, status ekonomi nya dianggap lbh tinggi dr turis lokal.. |
|||
Last edited by freya.; 4th January 2018 at 05:49.. |
4th January 2018, 06:00 |
#49
|
Moderators
|
Pak Habib,
According to Kamus Besar Bahasa Indonesia or KBBI (The Great Dictionary of the Indonesian Language), bule is a word used for foreigners who come to Indonesia heedless of their stay period and Indonesian proficiency. Yet the word does not refer to the entire foreign population coming to this country. Usually it points to white people such as Europeans, Americans or Australians. Will the word "bule" disappear? Could it happen in Indonesia? Acceptance of foreigners, to a serious degree, is quite a job owing to public prejudice over foreigners, and the other way around. For instance, many Indonesians opine that most foreigners are rich, so they should pay more for products and services they buy in this country. Source: Indonesiaexpat jadi, kata "bule" itu emang ngacu ke foreigner kulit putih dan dianggep makmur, dianggap strata sosialnya tinggi.. Maka kalo orang membahas prilaku interaksi antar bule-lokal dan kemudian memakai sebuah istilah superior - inferior, dimana letak salahnya? Karena memang bule itu prejudice nya oleh lokal bahwa mereka itu makmur, wealthy.. berasal dari first world country.. Lalu kamu menganggap saya menggunakan istilah tanpa paham maknanya, padahal di postingan pertama saya sudah sebut bahwa untuk sebagian orang Indonesia, mereka masih menganggap bule ini lebih makmur, lebih unggul, lebih tinggi strata ekonominya.. >> jadi ya memang bagi sebagian org lokal, bule ini masih dianggap superior toh? Perlakuan yang diterima turis "bule" dan turis non bule memang berbeda kan? Salah satunya ajakan sebagian kecil warga lokal yg mengajak foto bersama.. Lalu anda menjawab seldom momentum, saya sebetulnya menghargai jawaban anda lho.. tapi anda yang tidak bisa menghargai opini saya. Jadi kalo di post sblumnya anda bilang boleh juga kalau mau diketawain saran anda, sy cuma bisa jawab baik-baik.. Seharusnya anda berkaca sebelum bicara itu. Saya berusaha menggali lebih jauh jawaban anda ttg seldom momentum.. Oke, mungkin bagi lokal itu jarang-jarang ada kesempatan foto sama turis asing.. Tapi lalu timbul pertanyaan sy, mengapa hanya turis asing kulit putih yang diminta berfoto? Bagaimana dengan turis asing dengan warna kulit lainnya? Bagaimana dengan turis asing yg berasal dari developing country (dan bukan negara maju/developed country) seperti India? Mengapa mereka tidak mendapat perlakuan serupa? Mengapa lokal tidak menangkap seldom momentum dan mempunyai sense of excitement yang sama? Anda sudah ngaku sendiri ya di postingan anda kalau anda mentrashed pertanyaan saya soal turis India ini.. Lah bukankah TS juga bertanya bagaimana dengan african look??? Seharusnya anda mencoba menjawab mengapa menurut anda pada turis asing non bule tidak ditangkap seldom momentumnya?? Toh jarang-jarang juga kan lokal bs dapat kesempatan foto sama orang India atau orang Afrika? Anda mengecam saya, bilang anda baru bisa menghargai opini saya jika saya ini termasuk lokal yang naif atau salah satu keluarga sy emang bule yg sering dapat perlakuan serupa.. Lah dari di postingan pertama sekali sy udah bilang kakak ipar saya demikian.. Trus gantian saya nanya sama anda.. Kalo emang rules nya harus naif lokalan atau salah satu keluarganya bule baru boleh komentar, lalu anda termasuk yang mana? Yang naif lokal-an bukan, yang salah satu keluarganya bule atau diri anda sendiri bule mungkin ya.. Anda pasti sebelum ngomong udah mikir-mikir lah yaaa anda itu masuk golongan mana.. Gak mungkin anda pihak ke tiga lah yaaa.. Krn sprti anda bilang pihak ke tiga jangan cuma bisa ngebacot berdasarkan pengalaman yg tdk dekat dengan kesehariannya.. Kalo saya sih, orang bebas-bebas aja berpendapat walo belum perna ngalamin.. Sah-sah aja ngutip cerita orla, opini orla, dll.. Seseorang gak perlu gigit cabe dulu utk bisa blg rasa cabe itu pedes.. Dia boleh tau hal tsb dari byk sumber.. Seseorang gak perlu hidup di jaman penjajahan dulu untuk punya simpati trhdp korban perang.. Bgman mau nyambung, di trit yg dibahas kenapa foto sama bule tapi sedari awal anda lebih suka membahas kenapa selfie sama monyet. Bule adlh panggilan yg merujuk ke turis asing khususnya kulit putih yang dianggapnya makmur karena berasal dari negara maju sementara monyet ya monyet. Orang berusaha membahas kemungkinan-kemungkinan apa yg membuat bule ini diperlakukan beda dan anda ttp membahas seldom momentum bersama monyet. |
Last edited by freya.; 4th January 2018 at 12:29.. |
4th January 2018, 07:04 |
#50
|
||||
Addict Member
|
Quote:
Bold II : Nah kan, menjabarkan sesuatu dari kebingungan itu menghasilkan argumentasi pat gulipat, anggap diri sendiri ngerti padahal ngawur juga, bagaimana bisa lalu harapkan orang utk mengerti yg mungkin kutip istilah yg berasal dari tulisan2 atau blog2 orang. Superior Inferior itu complex, itu ranah psikologi, seperti penjajah terhadap orang2 yg dijajah, kasta rendah memandang orang yg berkasta lebih tinggi. Superior karena dianggap advance dalam hal teknologi dan pengetahuan, kuli buruh merasa inferior terhadap landlord, budak terhadap tuan nya. Nggak ada hubungannya sama orang orang yg berniat berfoto bareng,selfie dengan orang asing atau bule karena kesempatan yg dianggap tidak sering,seldom,rare demi utk suka cita euphoria fotoan bareng, keramah tamahan karena mungkin karena ada close relatvie yg bersuamikan beristrikan orang bule atau sekedar turis. Superior dan Inferior itu selalu tidak kompatibel itu kontra term, kecuali kalau ente bicara politik dan bisnis yg mana yg dianggap sang superior lebih banyak punya dollar, lebih menguntungkan berbisnis dengan mereka, lebih enak kerja dengan orang asing karena mungkin bisa digaji perjam, sang inferior akan selalu dapat untung karena menjilat sang superior. Jadi apa coba hubungan nya dengan S lalu ada yg merasa diri sbg I cuma dikarenakan meminta foto bareng yg seharusnya sudah sungkan dari awal kecuali kalau memang ada niat tertentu ( Ini bahasa politik dan bisnis ) ------------------------------------------------ Awal Quote:
Ente malah quote kutip ana punya posting mungkin karena merasa diri superior lalu ber "Elo Elo" ke ana, walau ana tidaklah utter ber "Ente Ente" ke ente sebelum nya, dan lalu anda bawa2 turis India Quote:
Quote:
|
||||
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer